Pentingnya Peran Tim Medis di Lomba Lari
![Pentingnya Peran Tim Medis di Lomba Lari](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/4d47b88a5045d7275285534801ab2dfc.jpg)
KELUHAN terhadap kelayakan aspek medis di event lari menjadi salah satu pembahasan yang mencuat di masyarakat. Mulai dari ketersediaan tenaga medis di jarak tertentu, hingga penanganan yang cepat merupakan beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh penyelenggara event.
Pun demikian, tetap saja ada beberapa penyelenggara yang belum memiliki kesadaran soal aspek medis di event lari.
Menanggapi permasalahan ini, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Andi Kurniawan berkata peran medis pada acara lari sangat penting. Penyelenggara, jelas Andi, harus memiliki prinsip untuk menanggulangi kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
Baca juga : Lari Jarak Pendek dan Manfaatnya bagi Tubuh
Sebab, tak semua peserta acara lari adalah atlet profesional. Acara lari dihadiri oleh beragam peserta, seperti pelari baru, individu yang ingin menjaga berat badan, dan individu yang ingin mengobati penyakit dengan olahraga lari. Keragaman peserta ini menimbulkan adanya masalah kesehatan atau cedera, yang menurut Andi, mungkin saja mengancam jiwa.
“Jadi sebagai penyelenggara event lari harus memprioritaskan layanan kesehatannya, karena layanan kesehatan sangat penting untuk menjaga keselamatan dan kesehatan dari peserta larinya,” ucapnya kepada Media Indonesia pada Senin (29/4) melalui WhatsApp.
“Kalau komit ingin menyelenggarakan event lari artinya harus komit juga untuk menyediakan layanan kesehatan yang sesuai dengan standar,” lanjutnya.
Baca juga : Jaga Kesehatan dengan Olahraga untuk Kesejahteraan Mental dan Fisik
Kesiapan tim medis
Medical coordinator atau medical director merupakan indikator pertama untuk mengukur kelayakan sebuah event lari. Medical director, jelas Andi, adalah orang yang berpengalaman, dan memiliki kapabilitas untuk membuat perencanaan layanan medis dalam sebuah event lari. Rencana yang dibuat akan berguna apabila ada kejadian cedera, ketika evakuasi, dan mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat.
Selain itu, Andy juga menegaskan bahwa tim medis event lari, harus diisi oleh SDM yang dapat mengatasi masalah-masalah berkaitan dengan olahraga lari dan juga mempunyai kemampuan tentang keadaan darurat dalam olahraga. Kelengkapan tim medis mulai dari pemahaman SDM, hingga peralatan yang sesuai standar internasional, kata Andi, meminimalisir potensi adanya korban.
“Sehingga kejadian-kejadian atau masalah-masalah kesehatan dalam sebuah event lari itu bisa diminimalisir karena jangan sampai ada korban atau ada pelari yang tidak mendapatkan pelayanan medis dengan baik,” terangnya.
Baca juga : Pilih Sepatu Lari yang Nyaman dan Original di Athletics Goods
Masalah lain yang menjadi keluhan peserta event lari adalah kelangkaan stasiun medis. Andy pun bertutur, sesuai standar internasional yang dimiliki World Athletic, stasiun medis harus memiliki jarak yang sama dengan tempat pengisian air, yakni setiap 2 atau 2,5 Kilometer.
Tak hanya stasiun medis, dalam event lari, penyelenggara juga harus menyediakan alat eksternal defibrillator (AED) untuk penanganan penyakit jantung mendadak atau kolaps akibat jantung.
“itu juga harus ada dengan jarak-jarak tertentu apakah per 5 kilometer, ataukah 6 kilometer, sampai dengan 10 kilometer, sehingga ketika ada kejadian alat tersebut bisa sampai untuk menolong pelari yang menderita tersebut dengan baik,” pungkas Andi.
Baca juga : Pelari Nasional Ingatkan tidak Pakai Sepatu Baru untuk Lomba Lari
Absennya Kesiapan Medis dapat Timbulkan Korban
Andi pun menyinggung fakta bahwa beberapa penyelenggara event lari belum sadar akan peran krusial tim medis. Penyelenggara event lari yang baik, Andi berujar, akan memenuhi setiap standar internasional. Pun demikian, beberapa penyelenggara masih tidak menempatkan aspek medis di urutan pertama.
“Tapi juga masih ada race organizer yang medic itu bukan menjadi prioritas, menjadi prioritas nomor sekian, sehingga tidak diutamakan,” ucapnya.
Padahal, dampak dari tidak layaknya tim medis di event lari bisa sangat fatal. Tanpa penanganan medis yang baik, event lari bisa melahirkan korban cedera, yang bahkan cederanya berkemungkinan menetap dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Belum lagi, Andy mengungkap tentang adanya potensi korban jiwa di event lari yang tidak memiliki kelayakan aspek medis.
“Yang paling dikhawatirkan atau yang kita hindari adalah jangan sampai terjadi korban atau kegawatdaruratan sampai pelari itu bisa kehilangan nyawa dalam sebuah event lari tersebut,” imbuhnya. (Z-6)
Terkini Lainnya
Kesiapan tim medis
Para Profesor Medis di Tiga Rumah Sakit Afiliasi Universitas Korea Umumkan Mogok Kerja Tak Terbatas
PBB Minta Israel Menghentikan Serangan Terhadap Fasilitas Medis di Gaza
Tim Emergensi Medis, Garda Terdepan Penolong Jemaah di Jamarat
Menkes: Pengurusan STR Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Gratis
Timwas Haji DPR Minta Penambahan Kuota Tenaga Medis untuk Haji 2024
Prabowo: Indonesia Siap Kirim Tim Medis dan Evakuasi 1.000 Pasien Korban Perang di Gaza
Waspada Ancaman Kebakaran di Pemukiman
Ini Bahaya Mengendarai Motor Matic di Jalanan yang Menurun
Warna Baju Renang Bisa Pengaruhi Keselamatan Anak di Air
Kerja Sama GT Radial-TGRI Berlanjut di MLDSPOT Autokhana
Pengamat Sebut Tata Kelola Jalan Raya Perlu Perubahan
Lebih dari 3 Ribu Kendaraan Ditilang karena Melawan Arus di Jakarta
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap