visitaaponce.com

Diversifikasi Pakan Ayam Memanfaatkan Potensi Pakan Laut

 Diversifikasi Pakan Ayam Memanfaatkan Potensi Pakan Laut
Hendry Saragih dan Indah Nur Fauziah(Dok pribadi)

SALAH satu permasalahan dalam industri peternakan ayam di Indonesia adalah mahalnya pakan maupun suplemen yang menunjang kesehatan ayam. Industri peternakan ayam merupakan salah satu sektor yang menyumbang pembangunan ekonomi di Indonesia.

Problema harga pakan dan suplemen ini disebabkan oleh langkanya bahan baku yang digunakan untuk membuat pakan maupun suplemen. Naiknya harga pakan dan suplemen telah menjadi akar masalah dari meroketnya harga ayam di pasaran.  

Peternak kesulitan untuk memberikan harga yang stabil karena sejak Juli 2023, pakan ayam meroket hingga 30% (Pertiwi— Republika, Juli 2023). Kementerian Dalam Negeri juga telah mengupayakan adanya subsidi bahan baku pakan, khususnya jagung, untuk mengurangi beban peternak dalam membeli pakan maupun suplemen.

Problema di Indonesia mengapa kita tidak mampu mendapatkan potensi bungkil kedelai dan jagung yang berkualitas untuk pakan ayam, salah satunya adalah karena sempitnya lahan. Kondisi itulah yang kemudian terjadi kompetisi dengan komoditas tanaman lain yang dikonsumsi manusia, seperti padi.

Selain itu, bahan baku pakan ayam lain seperti kedelai dan jagung juga secara langsung dikonsumsi manusia, sehingga mengurangi ketersediaan bahan baku khususnya pada pakan ayam.

Sebagai negara dengan populasi yang padat di dunia, konsumsi daging maupun telur ayam di Indonesia diprediksi akan terus meningkat selama satu dekade ke depan. Daging maupun telur ayam di Indonesia masih menjadi salah satu sumber protein utama.

Pilihan itu tidak lepas dari beberapa latar belakang kultur keagamaan dan beragam tradisi di Indonesia. Selain itu, dilansir dari Kantor Berita Antara, Juli 2023, daging dan telur ayam merupakan salah satu komponen makanan utama yang dihidangkan saat festivity atau hari besar perayaan, hari besar keagamaan, hingga hari libur.

Lebih lanjut, fokus pemerintah dalam menekan kasus stunting juga turut menyumbang atas peningkatan permintaan daging dan telur di masyarakat. Berdasarkan fenomena ini, sudah sepatutnya untuk mencari alternatif lain yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pakan maupun suplemen ayam.

Keanekaragaman hayati

Indonesia dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati atau biodiversity hotspot, dengan garis pantai sepanjang 108.000 km2, memiliki sumber daya alam yang melimpah dan belum banyak dimanfaatkan. Pemanfaatan dan studi potensi produk laut memang tengah gencar dilakukan di seluruh dunia.

Hal itu dikarenakan produk laut (marine products) memiliki komponen metabolit yang melimpah dan dengan biodiversitas yang tinggi, maka semakin bervariasi pula metabolit dan bahan aktif yang dapat diolah. Tak hanya sebagai biodiversity hotspot, posisi Indonesia yang tersebar sebagai wilayah kepulauan juga menyebabkan Indonesia sebagai epicenter dari biodiversitas laut.

Keunggulan lokasi lautan Indonesia ini tidak hanya meliputi kekayaan, endemisme dan diversitas habitat, namun juga kondisi organisme laut yang terbaik. Keunggulan-keunggulan ini membuka kesempatan untuk studi eksplorasi dan pemanfaatan produk laut di Indonesia, khususnya dalam memperkuat sektor industri peternakan ayam.

Lautan Indonesia yang kaya akan sumber daya tentunya merupakan suatu potensi yang perlu dimanfaatkan secara berkelanjutan. Dengan begitu banyak biota laut yang dapat dimanfaatkan. Hal ini mengurangi kompetisi energi dan makanan dengan apa yang dikonsumsi manusia di daratan.  

Salah satu produk laut yang dapat dimanfaatkan dan dikultivasi secara massal adalah mikro dan makro alga. Beberapa produk mikro maupun makro-alga terbukti dapat dimanfaatkan sebagai bioreaktor, degradator polutan, absorber atau penyerap emisi, hingga yang paling lazim dikonsumsi sebagai makanan maupun obat.

Pemanfaatan alga sebagai bahan baku pakan maupun suplemen bagi ayam merupakan suatu kesempatan untuk memaksimalkan potensi produk laut Indonesia. Profil kandungan nutrien yang dimiliki mikro dan makro alga bervariasi bergantung pada tiap spesiesnya, namun secara umum, mikro dan makro alga mengandung sekitar 14%-30% protein.

Merujuk pada kandungan protein pada jagung yang umum digunakan sebagai bahan baku pakan ayam, jagung memiliki kandungan protein sekitar 10%-15%. Sehingga penggunaan mikro dan makro alga sebagai bahan baku pakan ayam, merupakan terobosan yang memungkinkan untuk dilakukan. Selain itu, kandungan asam amino dan bioaktif yang tinggi membuat mikro dan makro alga sebagai pilihan yang tepat dalam pengembangan alternatif bahan baku pakan ayam.

Pola konsumsi

Beberapa jenis mikro dan makro alga yang dipasarkan untuk dikonsumsi manusia telah mengalami proses kultivasi secara massal. Chlorella sp., Ulva lactuca, Kappaphycus sp., Fucus serratus merupakan beberapa contoh spesies alga yang diolah dan dikonsumsi oleh manusia.

Beberapa makroalga atau biasa disebut sebagai rumput laut bahkan juga tidak hanya dikonsumsi secara langsung, namun juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik mengingat tingginya bioaktif dan kandungan metabolit yang dibutuhkan dalam industri kecantikan.

Pemilihan jenis dan ukuran dosis yang tepat untuk pakan ayam memang perlu studi lebih dalam. Namun potensi mikro dan makro alga tidak bisa diremehkan. Studi dosis dan konsentrasi tentu diperlukan mengingat kebaruan bahan yang akan digunakan untuk pemenuhan nutrisi ayam.

Studi dan pendayagunaan mikro dan makro alga sebagai pakan maupun suplemen ayam juga harus memperhatikan faktor aplikasi dan ekologis sehingga tidak terjadi eksploitasi. Pendayagunaan secara massal dapat diikuti dengan kultivasi secara massal pula.

Hal itu diperlukan untuk menghindari kerusakan ekologis dan eksploitasi yang tidak berkelanjutan. Kultivasi dan amplifikasi pendayagunaan mikro dan makro alga sebagai pakan ayam yang bertanggung jawab, juga turut menyumbang pada penguatan blue economy yang berkontribusi tidak hanya pada kesejahteraan manusia. Selain  itu juga kesejahteraan lingkungan, khususnya ekosistem laut dan masyarakat daerah pesisir.

Diversifikasi pakan ayam yang berasal dari produk laut selaras dengan konsep blue economy yang bertujuan untuk optimalisasi sumber daya laut guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Melalui diversifikasi pakan yang berasal dari produk laut, juga akan menekan ketergantungan penggunaan bahan baku yang memiliki tingkat kompetisi yang tinggi dengan manusia. Dengan begitu diharapkan dapat memberikan efek domino baik secara ekonomi maupun sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat