visitaaponce.com

Bisa Panen 6 Kali Setahun, Rumput Gama Umami Pakan Unggul dan Adaptif Iklim

Bisa Panen 6 Kali Setahun, Rumput Gama Umami Pakan Unggul dan Adaptif Iklim
Rumput Gama Umami adalah hasil mutasi dari rumput gajah.(Dok UGM)

PENGEMBANGAN varietas tanaman pakan yang unggul dan adaptif terhadap kondisi iklim dan tanah di Indonesia perlu dilakukan dalam upaya mendukung pengembangan peternakan Tanah Air.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Peneliti Fakultas Peternakan UGM, Prof Nafiatul Umami beserta tim yang berhasil mengembangkan rumput Gama Umami (Pennisetum purpureum).

Rumput ini adalah hasil mutasi dari rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang telah diradiasi dengan sinar gamma yang telah diradiasi dengan sinar gamma.

Baca juga : Guru Besar UGM: Perubahan Iklim Turunkan Kualitas Ternak

Selain cocok untuk ternak, rumput ini juga memiliki keunggulan produksi yang lebih tinggi dibanding rumput gajah lokal dengan masa panen 6 kali dalam setahun.

"Rumput hasil penelitian kami memiliki produksi biomassa lebih tinggi kandungan gula mereduksi lebih tinggi," paparnya dalam pidato pengukuhan Guru Besar berjudul Inovasi Bioteknologi Dalam Pengembangan Hijauan pakan Ternak di Indonesia, Selasa (8/8) di Balai Senat UGM.

Umami menyampaikan, pengembangan hijauan pakan ternak melalu inovasi berbasis teknologi yang dilakukannya bersama tim dilakukan karena adanya sejumlah kekurangan yang dimiliki rumput tropis.

Baca juga : Pentingnya Padang Lamun untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Beberapa diantaranya perbanyakan sebagian rumput hanya dapat dilakukan secara vegetatif karena tidak ada biji, sifat reproduksi melalui apomiksis (reproduksi nonseksual
pada tumbuhan yang menghasilkan biji), dan level ploidi (himpunan kromosom) yang bervariasi dalam spesies.

Perbanyakan rumput tropis secara vegetatif memiliki kekurangan sehingga perlu mendapat perhatian karena variasi genetik pada rumput tropik menjadi kurang.

Selain itu, sambungnya, keterbatasan dalam produksi massal bisa terjadi karena perbanyakan secara vegetatif membutuhkan waktu lebih lama dan upaya lebih intensif untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak.

Baca juga : DNA Gurita Ungkap Jejak Dampak Perubahan Iklim di Antartika

"Oleh karena itu, sulit menggunakan teknik pemuliaan konvensional dengan metode crossing sehingga memerlukan strategi khusus dan kombinasi beberapa metode pemuliaan," paparnya.

Mutasi dengan sinar gamma disampaikan Umami dapat menyebabkan perubahan dalam karakteristik fenotipe tanaman, seperti bentuk, warna, ukuran, atau sifat lainnya. Beberapa mutasi yang dihasilkan dapat meningkatkan produktivitas, ketahanan terhadap penyakit, atau adaptasi terhadap kondisi lingkungan tertentu.

"Rumput ini adalah hasil dari radiasi sinar gamma yang dilakukan dengan penyinaran 100 Gy," ungkap dia.

Baca juga : Wamentan Dorong Lampung Selatan Jadi Percontohan Produksi Ternak Berkualitas

Rumput Umami memiliki sejumlah kelebihan seperti produksi biomassa hijauan yang dapat mencapai 50 kg/m2. Lalu, kandungan bulu sangat sedikit sehingga tidak gatal, daun halus dan tidak melukai ternak, serta kandungan gula mereduksi lebih tinggi dari tetuanya.

Penelitian pengembangan rumput Gama Umami dilakukan Fakultas Peternakan UGM menggandeng tim dari BATAN-BRIN. Rumput Gama Umami yang telah mendapatkan tanda daftar rumput hasil pemuliaan dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI dengan tanda daftar No. 889/PVHP/2020 pada tahun 2021.

Saat ini tim peneliti Fakultas Peternakan UGM juga melakukan penelitian pada menggunakan kolkisin pada Chloris gayana dan Cenchrus ciliaris, rumput padangan, yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitasnya.

Baca juga : Gawat, Pemanasan Global Bisa Buat Turbulensi Pesawat Makin Sering

Di samping kegiatan pemuliaan dilakukan, Umami menyebutkan timnya melakukan optimalisasi produksi dengan menerapkan teknologi budidaya. Mereka melakukan introduksi tanaman pakan unggul yang bekerja sama dengan Crop Mark Seed Company New Zealand dengan izin pemasukan benih tanaman pakan ternak unggul dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Pengujian tanaman unggul dilakukan pada beberapa spesies lain, yaitu Cichorium intybus dan Brassica rapa. "Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik di Indonesia," terangnya.

Umami mengatakan keberadaan tanaman unggul ini menambah plasma nutfah tanaman pakan di Indonesia. Dengan begitu ke depan dapat menjadi material pemuliaan tanaman pakan.

Rumput Gama Umami merupakah satu dari ribuan penelitian yang dihasilkan oleh para peneliti di UGM. Beragam penelitian telah dan tengah dilakukan oleh para peneliti UGM diberbagai bidang untuk memajukan ilmu pengetahuan dan menjawab persoalan di masyarakat. Memberikan kebermanfaatan melalui kegiatan penelitian merupakan salah satgu upaya yang dilakukan UGM untuk  mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs) diberbagai aspek. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat