7 Rumah Adat Jambi, Bukan Hanya Rumah Panggung
Rumah adat Jambi terkenal dengan rumah panggung, seperti halnya wilayah lain di daerah Sumatera. Akan tetapi, rumah panggung dari Jambi memiliki keunikan yang khas. Walau tidak begitu ketara perbedaannya, tetap saja berbeda sehingga tidak bisa dikatakan rumah adat di Jambi hanya rumah panggung.
Keunikan antara satu rumah panggung dan lainnya yang tersebar di wilayah Jambi dipengaruhi oleh lingkungan, terutama yang berkaitan dengan adat istiadat dan kepercayaan. Tentu saja, sejumlah suku yang mendiami Provinsi Jambi sejak ratusan tahun lalu meninggalkan rumah tradisional yang berbeda-berbeda.
Selengkapnya bisa kamu baca dalam ulasan berikut. Nomor 6 sedikit berbeda daripada rumah adat lainnya di Jambi. Akan tetapi, tetap dianggap sebagai peninggalan budaya Jambi yang berharga bagi generasi penerus.
Baca juga : 5 Senjata Tradisional Lampung Populer yang Wajib Kamu Ketahui
Ragam Rumah Adat Jambi
Rumah tradisional Jambi memiliki nama yang unik serta berciri khas. Ada yang masih utuh, dan sebagian lainnya punah. Dengan membaca informasi ini sampai akhir, artinya kamu sedang melakukan upaya pelestarian yang berarti bagi Nusantara. Simak terus untuk mengetahuinya.
1. Kajang Lako
Inilah yang sering disebut-sebut di berbagai media maupun buku-buku tentang kebudayaan Nusantara, hingga menjadi ikon dari Provinsi Jambi. Bernama Kajang Lako yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah rumah tua.
Baca juga : KTT ASEAN Digelar Besok, Menlu RI: Bahas Krisis Myanmar
Disebut demikian karena rata-rata rumah yang ditempati Orang Batin di masa lalu ini sudah berumur ratusan tahun. Tak jarang, mereka menyebutnya sebagai Lamo atau rumah lama. Maka tidak heran jika seorang penduduk setempat bertanya “Bapak dari mana?”, dia akan menjawab “Saya dari rumah lamo.”
Ciri khas rumah ini terlihat dari bentuknya, yaitu bangsal (empat persegi panjang) yang memiliki ukuran panjang 12 meter serta lebar 9 meter. Bentuk dan ukuran tersebut pun sudah disesuaikan dengan fungsi rumah, juga untuk memudahkan penataan ruangan.
Rumah Lamo adalah salah satu rumah tradisional Jambi yang masih utuh sebab perkampungan Bathin di Rantau Panjang masih terjaga kelestariannya.
Baca juga : Tim DKI Dominasi Seleksi Timnas Kickboxing SEA Games 2021
2. Rumah Lumbung
Di sekitar Rantau Panjang juga terdapat Rumah Lumbung, yakni rumah peninggalan adat Jambi yang digunakan untuk penyimpanan padi. Kamu bisa menemukannya di hampir setiap rumah tempat tinggal masyarakat, yang ditempatkan di bagian belakang hunian.
Bentuk bangunan ini sama dengan rumah panggung yang memanjang. Kamu juga akan menemukan tangga, lantai, dinding, pintu, tiang dan atap atau bubungan. Dengan besar ruangan yang disesuaikan dengan kebutuhan, tidak sebesar rumah tinggal masyarakat.
Baca juga : PBSI Ajukan Perubahan Sistem Skor Pertandingan Kepada BWF
Rumah ini tidak bisa sembarang dibangun, yaitu menunggu lahirnya seorang putri dalam satu keluarga. Dalam adat Jambi, anak perempuan adalah penerima waris, termasuk Rumah Lumbung. Lalu, masyarakat akan bermusyawarah untuk menentukan kriteria bangunan, sekaligus lokasi, penggunaan bahan dan teknik-teknik pembangunannya.
Meskipun tidak tergolong sebagai rumah adat yang mewah, Rumah Lumbung tetap berarti istimewa dan harus dilestarikan, layaknya rumah-rumah adat Jambi lainnya.
3. Rumah Larik
Baca juga : Kemenlu RI Sebut Polisi AS Selidiki Penyerangan pada 2 Remaja WNI
Di daerah Kerinci, Jambi bagian barat, masih banyak berdiri rumah adat bernama Larik. Memang, beberapa bangunan kini mengalami sedikit perubahan, tetapi sistem rumah adat tersebut masih berjalan sampai sekarang. Salah satunya di Dusun Pondok Tinggi.
Apabila kamu ke dusun ini, akan menemukan sejumlah deretan rumah yang memanjang dan berbaris. Setiap deret rumah dibatasi dengan jalan. Ada yang bertolak belakang, dan ada juga yang berhadap-hadapan.
Dibangun dengan pola seperti itu untuk memudahkan penyusunan ruangan berdasarkan ketentuan adat. Sekaligus menghindari gangguan binatang dan lainnya.
Baca juga : Eastspring Indonesia Tambah Tiga Produk Reksa Dana Unggulan
Panjang setiap deret Larik terdiri dari 30-35 rumah tinggal yang masing-masing dihuni oleh satu keturunan.
4. Rumah Arab Melayu Jambi
Di Kota Seberang, banyak ditemukan rumah-rumah panggung dari yang klasik hingga modern. Salah satu yang menarik perhatian pendatang tertuju pada Rumah Arab Melayu Jambi yang dibangun sejak awal tahun 1333 H.
Baca juga : Shesar Hempaskan Wakil Malaysia di Putaran Pertama Swiss Open
Area luar rumah tampak begitu klasik dan sederhana. Namun di area dalam rumah, terdapat hiasan corak yang semakin menambah kesan estetik pada rumah adat Jambi ini.
Dahulu, rumah tua tersebut ditempati oleh seorang habib bernama Husein bin Baragbah. Beliau datang pertama kali ke wilayah tersebut untuk menyebar agama. Alasan rumah kuno ini masih berdiri sampai sekarang juga berkat upaya pemerintah memberikan biaya perbaikan.
5. Rumah Baboroh
Baca juga : Sejumlah Cendikiawan Gagas Simposium Nasional Satu Abad Indonesia
Lain di darat, rumah panggung peninggalan sejarah rakyat Jambi ini berada di atas perairan. Rumah ini ditempati oleh Orang Banjau yang dahulu terkenal sebagai suku bangsa petualang laut yang telah menjelajahi satu tempat ke tempat lain.
Tidak heran jika rumah adat ini juga tersebar di bagian Sumatera lainnya, terutama yang berada di daerah Selatan. Meski demikian, Rumah Baboroh masih menjadi bagian dari peninggalan budaya Provinsi Jambi.
Rumah Bajau ini terbuat dari kayu sambungan daun nipah. Bagian lantai menggunakan kayu nibung dan bambu. Sementara bagian atap atau bubungan menggunakan kayu ukir dengan pola layang-layang.
Baca juga : Nongsa Digital Town Dorong Industri Digital di Batam
Di dalam rumah, setidaknya ada 3 ruangan utama, yaitu ruang tamu, ruang tidur serta tempat penyimpanan barang berharga yang disebut para-para. Sementara bagian dapur dipisah sekaligus digunakan sebagai tempat mengeringkan kayu bakar dan mengasap ikan.
Melihat situasi lingkungan, bisa ditebak profesi suku Banjau sebagai nelayan. Jarang sekali yang berkecimpung di bidang lain, seperti pedagang, petani, atau pegawai. Bisa dibilang, mereka tergolong masyarakat yang terpinggirkan.
6. Rumah Suku Anak Dalam
Baca juga : IDI: Indonesia Masih Gelombang Pertama dan Belum Alami Penurunan
Rumah adat Jambi berikutnya tergolong unik, berasal dari suku asli Jambi yang tinggal di pedalaman. Maka dari itu, rumah-rumah adat ini disebut dengan nama sukunya, yakni menjadi Rumah Suku Anak Dalam.
Membandingkan dengan rumah adat lain yang ada di Jambi, rumah adat dari suku asli Jambi ini tergolong yang paling sederhana.
Terdapat tiga jenis yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, yaitu Umah Ditanoh, merupakan rumah yang dibangun dekat ladang atau tidak jauh dari aliran sungai. Rumah hanya beralaskan susunan glogor kayu dengan tikar dari rumbia. Biasanya, rumah ini hanya ditinggali sekitar 3-6 bulan.
Baca juga : Tesla Pilih India Ketimbang RI, Ini Pandangan Arcandra Tahar
Berbeda dengan Umah Godong yang dihuni hingga hitungan tahun, yaitu berkisar antara 2-4 tahun. Rumahnya terbuat dari kayu meranti, dengan atap dari daun serdang/benal, dan lantai dari glogor kulit kayu meranti.
7. Ghumah Baghi
Salah satu suku tertua Jambi, yakni Pasemah, meninggalkan rumah adat bernama Ghumah Baghi. Jenis rumah adat ini merupakan yang paling unggul pada masanya sebab memiliki kemampuan tahan gempa.
Baca juga : Gara-gara Pandemi Covid-19 Penduduk Miskin Bertambah 2,76 Juta
Tiang-tiang pada rumah berdiri dengan 3 alas batu dengan posisi segitiga. Terbukti sampai saat ini, rumah-rumah tersebut masih berdiri kokoh di sejumlah daerah di mana suku Pasemah tinggal, walau terkenal sering gempa.
Tipe Ghumah Baghi terdiri dari berbagai jenis. Ada yang dibuat dengan ukiran pahatan, tidak diukir sama sekali, dan terbuat dari kayu atau bambu.
Dari sejumlah ragam rumah adat Jambi tersebut, Kajang Lako dan Rumah Larik adalah yang paling banyak dihuni. Dicirikan dengan banyaknya jenis-jenis rumah tersebut di sejumlah daerah Jambi.
Kunjungi langsung Jambi untuk melihat pemandangan rumah adatnya yang memukau.
Terkini Lainnya
Ragam Rumah Adat Jambi
5 Rumah Adat Lampung Beserta Ciri Khasnya
9 Rumah Adat Sumatera Utara yang Masih Lestari
9 Rumah Adat Jawa Timur dan Filosofinya
7 Rumah Adat Sulawesi Selatan, Masih Dilestarikan Hingga Kini
Rumah Adat Betawi Beserta Filosofinya, yang Penting Untuk Diketahui
Bertemu Gubernur Jambi, Mardiono Diskusi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan
Diserang Beruang, Warga Merangin Alami Luka Parah
8 Ton Garam Disiapkan untuk Modifikasi Cuaca di Jambi
Rumah Mewah Dua Lantai Terbakar di Merangin Jambi
Ular Kobra Masuk Salon Kecantikan di Jambi
Seorang Pemuda di Kabupaten Merangin Tewas Ditembak Orang
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap