visitaaponce.com

9 Rumah Adat Jawa Timur dan Filosofinya

9 Rumah Adat Jawa Timur dan Filosofinya
rumah adat suku osing(detik)

Rumah adat Jawa Timur merupakan salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan. Hal ini mengingat rumah tradisional mengandung banyak nilai filosofi dalam desainnya.

Meski menyerupai rumah adat Jawa lainnya, rumah tradisional Jawa Timur tetap memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya diminati hingga saat ini.

Rumah tradisional masyarakat Jawa Timur memang kebanyakan masih terpengaruh oleh gaya joglo. Tapi ada pula yang memiliki gaya berbeda dan bentuk aslinya masih dapat Anda temui di sejumlah daerah saat ini. Bahkan tak jarang masyarakat mengadopsi desain rumah tradisional tersebut untuk dijadikan tempat tinggal di zaman modern. 

Baca juga : Mudik Lebaran 2024, Rest Area KM97 Tol Jakarta-Merak Disiapkan

Apa saja rumah tradisional Jawa Timur tersebut? Berikut uraiannya.

Rumah Tradisional Masyarakat Jawa Timur Beserta Ciri Khasnya

Meski memiliki kesamaan dengan rumah adat Jawa lainnya seperti Jawa Tengah, rumah adat Jawa Timur tetap memiliki ciri khas tersendiri. Berikut ini beberapa desain rumah tradisional yang menjadi identitas masyarakat Jawa Timur.

1. Joglo Jompongan

Baca juga : Kunjungi Dua Ponpes di Situbondo, Cak Imin Soroti PBNU

Jawa Timur memiliki rumah tradisional warisan leluhur yang menyerupai rumah Joglo di Jawa Tengah, yakni Jompongan dan Sinom. Kesamaan antara bangunan Joglo tersebut adalah memiliki tiang utama atau saka guru dan terbuat dari kayu jati yang kuat. Bedanya, desain Joglo Sinom sudah lebih modern, sedangkan Joglo Jompongan masih menganut gaya tradisional.

Di bagian luar Joglo Jomplongan dan Joglo Sinom biasanya dikelilingi teras dan memiliki pondasi lebih tinggi daripada tanah di sekitarnya. Baik Joglo Jomplongan maupun Joglo Sinom sama-sama memiliki ruangan yang disebut senthong, yakni senthong tengen, senthong kiwa dan senthong tengah.

2. Rumah Adat Joglo Hageng

Baca juga : PT PII Kembangkan Rumah Oleh-Oleh Situbondo Bantu UMKM

Rumah adat Jawa Timur berupa Joglo Hageng merupakan rumah tradisional yang identik dengan bangsawan, pejabat maupun orang kaya daerah setempat. Sesuai dengan namanya, ukuran Joglo Hageng lebih luas bila dibandingkan dengan jenis joglo lainnya. Uniknya, meski memiliki ukuran lebih luas justru dinding dan tiang rumah Joglo Hageng lebih pendek dari joglo lainnya.

Dari segi arsitektur rumah adat Joglo Hageng memiliki arsitektur yang rumit namun terlihat elegan. Hal tersebut nampak dari pilar bangunan yang digunakan di semua penjuru rumah. Sementara itu bagian atapnya menggunakan genting terbuat dari tanah liat dan hiasan ornamen tampak pada dindingnya. 

3. Joglo Pangrawit

Baca juga : Upaya Melestarikan Tradisi Ojung di Desa Bugeman

Bila Joglo Hageng melambangkan strata sosial dan terlihat megah, lain halnya dengan Joglo  Pangrawit yang tampak lebih sederhana. Joglo Pangrawit biasanya berukuran sedang dan kerap menjadi opsi tempat tinggal masyarakat biasa. Kekhasan dari rumah adat Jawa Timur ini bisa dilihat pada bagian atapnya, yaitu tinggi tetapi berbentuk tumpul. 

Lambang gantung pada bagian tepi atap biasanya menjadi penanda suatu rumah joglo merupakan jenis Joglo Pangrawit. Sedangkan untuk bahan-bahan pembuat bangunannya kebanyakan masih alami seperti kayu untuk tiang dan dinding rumah, serta tanah liat untuk gentingnya.

4. Rumah Adat Osing

Baca juga : Dorong Budi Daya Berkelanjutan, PT BMI Berdayakan Masyarakat Pesisir

Rumah adat Osing adalah rumah tradisional dari Suku Osing yang tinggal di Banyuwangi. Ciri khasnya rangka kayu yang terbuat dari sejenis kayu mangrove seperti kayu mangir, kayu tanjang, kayu putat dan kayu bendo. Sedangkan atapnya menggunakan genteng plembang, yakni genteng tanah liat berukuran lebih lebar dari genteng pada umumnya.

Rumah Osing sendiri dibedakan berdasarkan tipologi atapnya yakni tikel, cecorogan dan baresan. Sedangkan susunan batu bata tanpa semen atau yang disebut dengan patelah digunakan sebagai penutup lantai rumah adat ini. 

Sementara struktur bangunannya terdiri dari tiang utama atau soko, tonggo tepas, penglari, ander, jait dhowo, jait cendhek, lambang dan ubeg.

Baca juga : Sahabat Ganjar Satukan Masyarakat Jawa Timur Melalui Senam Sehat

5. Rumah Adat Masyarakat Suku Tengger

Saat memasuki kawasan sekitar lereng Gunung Bromo, kamu akan menemukan rumah adat Jawa Timur yang merupakan peninggalan suku Tengger. Di lereng gunung yang sejuk, Suku Tengger membangun rumahnya menggunakan material kayu dari hutan di sekitarnya. Rumah adat Suku Tengger ini dibangun dengan desain tidak jauh berbeda dari rumah Jawa lainnya.

Dalam pembangunannya digunakan empat tiang utama bernama cagak guru serta atap mengadopsi atap kampung atau atap limasan. Sedangkan bagian dalamnya dibagi menjadi tiga fungsi. Omah ngarep untuk menerima tamu, omah tengah untuk beristirahat dan omah mburi untuk dapur.

Baca juga : Kecelakaan Beruntun di Jalur Pantura Randupitu, Tiga Tewas

6. Rumah Adat Dhurung

Suku Dhurung yang berada di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik memiliki rumah adat dengan ciri khas tersendiri. Berbeda dari rumah tradisional Jawa Timur lainnya, rumah adat Suku Dhurung menggunakan pondasi berupa gubuk. 

Istilah Dhurung sendiri merupakan sebutan untuk balai kecil yang biasa dibangun di depan rumah. Sehingga wajar jika banyak masyarakat yang menggunakan rumah Dhurung sebagai tempat bersosialisasi dan beristirahat, bukan sebagai tempat tinggal.

Baca juga : Pendaftaran Mudik Gratis Situbondo-Madura Dibuka, Cek Di Sini

7. Rumah Adat Joglo Situbondo

Rumah adat Jawa Timur berupa Joglo juga dimiliki oleh masyarakat Situbondo. Kayu jati masih menjadi material utama dalam pembangunan rumah adat joglo Situbondo, layaknya rumah Joglo di daerah lain yang juga memanfaatkan kayu jati. 

Sementara bagian atapnya berupa dara gepak atau limas. Sedangkan di bagian depan sebelum memasuki Joglo terdapat makara atau selur gulung.

Baca juga : Hadiri Jalan Sehat di Situbondo, Mardiono Ajak Santri Genjot Suara PPP

Di dalamnya, bangunan rumah terbagi menjadi beberapa ruangan seperti pendopo dan senthong yang menjadi bagian inti rumah. Ruang senthong tersebut digunakan untuk tiga fungsi. Senthong tengen (kanan) untuk dapur, senthong kiwa (kiri) untuk tidur dan senthong tengah untuk menyimpan benda berharga atau pusaka.

8. Rumah Tradisional Limas Trajumas Lawakan

Jika sebelumnya kamu sudah familiar dengan model rumah Limas Trajumas, Limas Lawakan ini merupakan versi modern-nya. Rumah tradisional ini memiliki emper yang mengelilingi bangunan dan menjadi ciri khasnya. 

Baca juga : Sandiaga: Kebangkitkan Kerajinan Situbondo Jadi Pengggerak Ekonomi Saat Pandemi

Ketinggian emper tersebut lebih pendek atau landai daripada atap yang menaungi bangunan utamanya. Sedangkan untuk material bangunan Limas Trajumas Lawakan didominasi oleh kayu berserat seperti glugu, kayu jati dan sonokeling.

9. Rumah Tradisional Limasan Lambang Sari

Rumah Limasan Lambang Sari merupakan rumah adat berbentuk limasan di Jawa Timur selain limasan Trajumas Lawakan. Pemanfaatan balok penyambung menjadi ciri khas sekaligus keunikan dari rumah adat ini.

Baca juga : Kabar Duka, Adik Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Meninggal Dunia

Keempat sisi atapnya dihubungkan menggunakan satu bubungan yang kuat dan lengkap dengan 16 tiang penyokong. Sementara bagian pondasinya berbentuk umpak dengan alas tiang dari batu. Sementara untuk dindingnya biasanya menggunakan papan kayu.

Filosofi Rumah Adat Jawa Timur

Dari daftar rumah adat yang disebutkan di atas terlihat mayoritas rumah tradisional di Jawa Timur mayoritas berupa joglo dan limasan. Material pembuat bangunannya biasanya berupa kayu jati dengan genteng dari tanah liat. Ciri khas lainnya dari rumah tradisional Jawa Timur adalah bentuk atapnya yang tinggi menyerupai gunungan.

Hal tersebut merupakan perwujudan dari kepercayaan masyarakat Jawa yang menganggap gunung sebagai tempat sakral dan berkedudukan tinggi. Kepercayaan tersebut dituangkan dalam bentuk atap berupa Tajug. 

Pemilihan material alami sebagai bahan pembuat rumah juga menunjukkan kebiasaan masyarakat yang bergantung pada alam dan dilakukan turun temurun. Banyak aksen lainnya pada rumah adat Jawa Timur yang memiliki makna kepercayaan terhadap leluhur dan hingga kini masih dilestarikan. 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Esa tanjung

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat