visitaaponce.com

Bawaslu Pemilih Kesulitan dengan Kertas Suara yang Dimodifikasi

Bawaslu : Pemilih Kesulitan dengan Kertas Suara yang Dimodifikasi
Simulasi pemungutan dan perhitungan suara menggunakan kertas suara yang sudah dimodifikasi, Manado, Sulut.(dok.kpu)

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) RI kembali menggelar simulasi pemungutan dan perhitungan suara menggunakan kertas suara yang sudah dimodifikasi. Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Fritz Edward Siregar menuturkan, dari hasil pengamatan dari penyelenggaraan simulasi pertama di Manado, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu, ada catatan dari Bawaslu RI.

Fritz mengatakan sejumlah saran teknis pada KPU RI yakni pemilih kesulitan melipat dan membuka kertas suara menggunakan sarung tangan plastik karena agak licin.  Selain itu, pemilih imbuh dia, membutuhkan waktu untuk melipat kertas suara karena ukurannya besar. Lalu, tempat bilik suara tidak mencukupi karena kertas suara besar.

"Perlu ada modifikasi luas tempat pemberian suara/bilik suara." ujar dia mewakili Bawaslu RI dalam simulasi kedua yang digelar di Bali, Kamis (2/12). Hadir pula dalam acara itu, perwakilan partai politik, peneliti senior dan pemerhati kepemiluan Hadar Nafis Gumay.   

Secara substansi, Fritz menyampaikan ada kendala yakni pemilih yang ada dalam daftar pemilih tambahan (DPTb) seharusnya tidak mendapatkan kertas untuk memilih anggota DPRD Kabupaten/Kota, namun pada kertas suara yang dimodifikasi ada daftar calon legislatif DPRD Kabupaten/Kota.

 "Sehingga orang yang tidak berhak memilih dapat memilih. Bagaimana kita mensimulasikan hal-hal seperti itu. Apakah kita melakukan early voting bagi pemilih yang pindah memilih," ujar Fritz.

Ia lebih lanjut mengatakan Bawaslu mendukung upaya KPU melakukan modifikasi kertas suara untuk pemilihan umum (pemilu) 2024 akan digelar secara serentak. Pemilihan itu mencangkup pemilihan presiden/wakil presiden, pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Anggota KPU RI Arif Budiman berharap komisioner KPU RI yang terpilih pada 2022 nanti dapat menemukan formulasi dan desain surat suara yang lebih efisien bagi seluruh peserta, penyelenggara pemilu, dan peserta pemilu. KPU, terang Arief,mempunyai tiga model dengan berbagai macam varian yang disimulasikan. "Kita lihat hasil evaluasi di Manado dan Bali seperti apa dan akan kita lanjutkan dengan simulasi di Sumatera Utara," papar Arief.

Pada simulasi hanya melibatkan 100 orang pemilih, Arief menuturkan KPU RI berencana melakukan simulasi dengan jumlah peserta lebih banyak dan hasil evaluasinya akan dibawa ke DPR RI untuk dibahas bersama.

"Kita juga diskusikan dengan teman-teman Bawaslu dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) apakah perubahan undang-undang diperlukan untuk merevisi model atau ketentuan surat suara yang sudah ditentukan UU," papar Arief. Diharapkan, imbuh dia, dapat ditentukan model surat suara yang tepat untuk pemilu 2024. (OL-13)

Baca Juga: KPU Simulasikan Pemungutan dan Perhitungan dengan Modifikasi Kertas Suara Di Bali

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat