visitaaponce.com

Lima Ahli akan Berikan Keterangan dalam Sidang Pembunuhan Brigadir J

Lima Ahli akan Berikan Keterangan dalam Sidang Pembunuhan Brigadir J
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo (kiri) mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta.(ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

SIDANG lanjutan perkara pembunuhan berencana terhadap Yosua Hutabarat atau Brigadir J akan kembali menghadirkan saksi ahli.

Persidangan dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf akan menghadirkan lima ahli pada hari ini, Senin (19/12).

Hal tersebut disampaikan kuasa hukum Ricard Eliezer, Ronny Berty Talapessy, ketika dihubungi, Minggu (18/12) siang. 

Baca juga : Mengaku Kenal Hakim Sidang Sambo, Mahfud Pastikan Vonis akan Beri Keadilan

Ronny mengatakan kelima ahli tersebut terdiri dari ahli kriminolog, ahli forensik dan medikolegal, inafis, dan ahli digital forensik.

"Muhammad Mustofa ahli kriminolog, Farah Primadani Karouw ahli forensik dan Medikolegal, Ade Firmansyah ahli forensik dan Medikolegal, Eko Wahyu ahli inafis, dan Adi Setya ahli digital forensik" kata Ronny, Minggu (18/12).

Lima ahli tersebut akan memberikan keterangan untuk lima terdakwa dalam persidangan yang akan digelar pada pagi hari ini.

Baca juga : PN Jaksel Segera Surati Pengadilan Tinggi agar Perpanjang Penahanan Sambo

Sebelumnya, kelima terdakwa tersebut telah didakwa secara bersama-sama membuat rencana jahat untuk merenggut nyawa Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Peristiwa tersebut bermula dari, cerita Putri Candrawathi yang mengaku telah dilecehkan Yosua kepada kepada Ferdy Sambo ketika Putri berada di Magelang pada 7 Juli lalu.

Ferdy Sambo yang hanya mendengar cerita berat sebelah tersebut, kemudian merencanakan niat jahat untuk merenggut nyawa Yosua dengan melibatkan Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

Baca juga : PN Jaksel Bantah Ferdy Sambo akan Bebas pada 9 Januari

Niat tersebut lantas dilaksanakan pada 8 Juli di rumah dinas Ferdy Sambo, yang berlokasi di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Ata tindakan mereka, jaksa kemudian mendakwa kelimanya telah melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 KUHP.

Atas dakwaan tersebut, kelima terdakwa terancam pidana maksimal yaitu hukuman mati, penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya 20 tahun.

Sementara itu, jaksa juga mendakwa Ferdy Sambo telah melakukan upaya perintangan penyidikan atau obstruction of justice.

Atas tindakannya, jaksa mendakwa Sambo telah melanggar Pasal 49 jo Pasal 33 subsider Pasal 48 Jo Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP. Atau diancam dengan pidana dalam Pasal 233 KUHP subsider Pasal 221 ayat (1) ke-2 jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat