visitaaponce.com

Jusuf Kalla Tegaskan Masjid bukan Tempat Kampanye

Jusuf Kalla Tegaskan Masjid bukan Tempat Kampanye
HM Jusuf Kalla saat memberikan sambutan di Pelantikan Dewan Masjid Indonesia Provinsi Sumsel, di Masjid Agung Palembang, Selasa (21/3).(Mi/Dwi Apriani)

MASJID harus menjadi rumah ibadah dan dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang positif. Hal itu ditegaskan Ketua Dewan Masjid Indonesia HM Jusuf Kalla usai Pelantikan Dewan Masjid Indonesia Provinsi Sumsel, di Masjid Agung Palembang, Selasa (21/3).

Jusuf Kalla meminta kepada seluruh pengurus masjid di Sumsel untuk tidak menjadikan mimbar masjid sebagai ajang berpolitik para politisi.

"Masjid itu tempat ibadah, bukan tempat berpolitik. Masjid itu harus steril dari hal politik praktis," kata dia. 

Baca juga: Pemimpin Merakyat Masih Jadi Pilihan untuk 2024

Jusuf Kalla menuturkan masjid harus difungsikan sebagai menyebarkan syiar Agama Islam dan mempersatukan umat.

Menurutnya, jika ada politisi yang ingin mengajak untuk berpolitik maka masjid bukan tempatnya. 

"Jangan sampai karena politik umat terpecah belah. Kalau masjid diperbolehkan untuk berkampanye, microphone masjid itu pasti bisa dipakai puluhan partai politik. Lalu bisa dipakai untuk menjelekkan atau menyidir calon yang lain," ucapnya.

Baca juga: Parpol Pertanyakan Imbauan Bawaslu Terkait Kampanye

Ia mengatakan, untuk para mubaligh juga akan dipilah agar tidak membawa politik ke dalam masjid. Sebab, hal yang dikhawatirkan saat berpolitik didalam masjid bisa menyebabkan perpecahan umat antara satu sama lain.

"Untuk para mubalighnya juga kalau bisa dicarikan yang tidak membawa unsur politik," imbuhnya.

Namun, masjid bisa dimanfaatkan untuk mengajak atau menyosialisasikan masyarakat untuk ikut serta meramaikan pemilihan umum. 

"Tapi kalau dipakai untuk sosialisasi yang sifatnya mendukung demokrasi, mendukung pemilu yang bersih, itu dipersilahkan. Karena jemaah juga harus ikut serta dalam pemilu dan mengawasi pemilu yang jujur," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Masjid Agung Palembang Abdul Rozak menambahkan pihaknya akan mengawasi dan menjaga kekhusukan para jemaah selama beribadah. Khususnya, menjaga Masjid Agung Palembang dari para politisi yang ingin berpolitik melalui mimbar masjid.

"Tidak boleh menyebarkan politik di Masjid Agung, dan itu akan kami jaga," tegasnya.

Rozak mengatakan, jika seorang politisi yang memiliki kemampuan untuk ceramah ataupun imam, ya silahkan saja. Namun, tidak ada yang namanya berpolitik di dalam masjid.

"Jika ada kemampuan untuk ceramah ya boleh mereka ceramah. Tapi dia tidak boleh mengajak orang untuk berpolitik," tandasnya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat