visitaaponce.com

Publik Kehilangan Teladan Perangi Korupsi

Publik Kehilangan Teladan Perangi Korupsi
Abraham Samad bersama Koalisi Masyarat Sipil Anti Korupsi melakukan aksi unjuk rasa di depan KPK.(MI/Susanto )

MANTAN Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyebut publik sudah kehilangan teladan dalam menjaga semangat memerangi korupsi. Peran KPK masih menjadi pusat kepercayaan publik dan ujung tombak pemberantasan korupsi di Tanah Air. Namun dengan menurunnya kinerja KPK dalam memberantas korupsi maka berdampak besar terhadap kepercayaan publik yang kemudian melahirkan pergeseran atau disorientasi terhadap kejahatan extra ordinary tersebut.

“Ada pergeseran nilai di tengah publik dan disorientasi. Kita bisa melihat orang bisa memberikan penghargaan kepada para koruptor yang keluar dari penjara dan fenomena flexing. Jadi publik menilai orang yang berhasil itu adalah dari segi nama dan materi, jadi walaupun dia koruptor dan punya nama dia diberikan tempat,” ungkapnya saat dihubungi, Sabtu (15/4)

Terhadap kondisi tersebut, maka publik harus diberikan edukasi kembali terkait pentingnya untuk tidak memberikan ruang terhadap koruptor. Sebab tidak memberikan ruang eksistensi kepada terpidana korupsi adalah bagian dari sanksi sosial.

Baca juga:  Keluarga Mendesak agar Lukas Enembe Dirawat di Singapura

“Ini cara kita untuk memperbaiki masyarakat agar nilainya agar tidak bergeser yaitu dengan memberikan sanksi sosial dan tidak memberikan ruang,” tambahnya.

Dia juga menilai terhadap pelaku korupsi yang masih mendapatkan perhatian dari publik adalah bentuk masih adanya masyarakat yang permisif terhadap pelaku yang kemudian dapat dikatakan sebagai glorifikasi semu.

Baca juga: Kena OTT KPK, Gerindra Tak Lagi Akui Wali Kota Bandung Yana Mulyana

“Masyarakat permisif karena sanksi hukum terlalu ringan. Itu dampak dari ketidakpercayaan terhadap KPK dan komisioner KPK yang juga tidak diberikan sanksi yang berat. Maka penting untuk kita kembali melahirkan teladan perang terhadap korupsi,” tukasnya. (Sru/Z-7)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat