visitaaponce.com

Denny Indrayana Jokowi Ingin Jegal Anies Baswedan

Denny Indrayana: Jokowi Ingin Jegal Anies Baswedan
Mantan Wakil Menkumham, Denny Indrayana(MGN)

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) disebut Denny Indrayana ingin menghalangi bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. itu terbukti dari rangkaian peristiwa belakangan ini.

"Semua fakta dan peristiwa tidak bisa dibaca dalam kacamata politik hukum yang tidak saling terkait bahwa Jokowi ingin menjegal Anies," kata eks Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk ‘Anies akan Diambil KPK? Ini Skenarionya’ Minggu, (25/6).

Denny mengatakan hal itu sudah ia sampaikan dalam tulisan pada 24 April 2023. Tulisan itu memuat rangkaian informasi, analisis, dan kesimpulan.

Baca juga: Denny Indrayana Diminta Jangan Tambah Masalah Sebut Anies Bakal Jadi Tersangka KPK

"Saya katakan presiden akan cawe-cawe di Pilpres 2024 dan istilah itu saya gunakan tanpa sebelumnya viral," ujar pakar hukum tata negara itu.

Setelah tulisan itu muncul, Jokowi ogah mengakui kalau dirinya hendak cawe-cawe. Kepala Negara baru menyampaikan niat tersebut saat bertemu Forum Pimpinan Redaksi dengan dalih untuk kepentingan bangsa dan negara.

Baca juga: Jika Anies Tersangka, Demokrat: Kita kembali ke Masa sebelum Reformasi

"Kepentingan yang mana? Memberi preferensi ke Ganjar (Pranowo) dan Prabowo (Subianto) sambil mengeliminasi Anies? Itu bukan kepentingan bangsa, itu kepentingan beliau," tegas Denny.

Denny juga menyinggung hasil pertemuannya dengan salah satu menteri di kabinet Jokowi. Menteri itu bilang bahwa Jokowi berharap Ibu Kota Nusantara (IKN) dilanjutkan usai dirinya lengser. Kemudian memastikan tidak ada masalah hukum bagi Jokowi dan keluarganya.

"Ini cawe-cawe berani atau cawe-cawe takut ada persoalan hukum? Pemahaman saya, hukum jadi instrumen semata-mata untuk memperpanjang status quo untuk menghindari kemungkinan hukum," tutur dia.

Selain itu, Denny menyoroti penetapan tersangka terhadap dua pejabat dari NasDem. Yakni, eks Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Johnny menjadi tersangka kasus korupsi pengadaan Base Transceiver Station (BTS) 4G. Sedangkan Syahrul sedang berproses di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal dugaan korupsi.

Denny menegaskan dirinya selalu di garda terdepan dalam mendukung pemberantasan korupsi. Namun dia tidak sepakat bila hukum dipakai untuk memukul oposisi dan merangkul kawan.

"Pilah-pilih kasus ini jadi politis, berarti ada upaya strategi pemenangan pemilu," jelas dia.

Denny turut membahas peninjauan kembali (PK) Kepala Staf Presiden Moeldoko. PK itu terkait upaya perampokan Partai Demokrat yang sah dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono. Demokrat adalah anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies.

"Ada kasus pembegalan Demokrat oleh Moeldoko karena nanti tidak bisa mencalonkan Anies di tangan Moeldoko," ucap dia.

(MGN/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat