visitaaponce.com

KPK Panggil Ulang Anggota VI BPK Pius Lustrilanang Hari Ini

KPK Panggil Ulang Anggota VI BPK Pius Lustrilanang Hari Ini
Pius Lustrilanang(MI/Usman Iskandar)

HARI ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memanggil ulang anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pius Lustrilanang. Pius seharusnya diperiksa pada Senin (27/11), dia mangkir dengan berdalih sakit.

"(Pemanggilan ulang Pius) dijadwalkan Kamis, 30 November 2023," kata juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangan tertulis, Kamis (30/11).

Pius dipanggil sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pengondisian pemeriksaan BPK di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Keterangan dia penting untuk mendalami perkara ini. "Kami juga berharap saksi ini dapat kooperatif hadir," ucap Ali.

Baca juga: Pius Lustrilanang akan Diperiksa KPK pada 30 November

Kepala Bagian Pemberitaan KPK itu berharap Pius memenuhi panggilan penyidik. Diketahui, KPK menemukan sejumlah dokumen dan catatan keuangan terkait kasus suap di ruang kerja Pius. Lembaga Antirasuah meyakini barang itu berkaitan erat dengan perkara rasuah.

Pius masih berstatus sebagai saksi dalam perkara ini. Namun, ruang kerjanya digeledah dan disegel KPK saat operasi tangkap tangan (OTT) di Sorong berlangsung.

Baca juga: KPK Panggil Anggota VI BPK Pius Lustrilanang terkait Suap di Sorong

Kasus ini bermula ketika adanya pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) yang dilakukan BPK di wilayah Papua Barat Daya. Kabupaten Sorong diketahui mendapatkan beberapa laporan keuangan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Kepala BPKAD Kabupaten Sorong Efer Segidifat dan staf BPKAD Kabupaten Sorong Maniel Syatfle mencoba berkomunikasi membahas masalah itu dengan Kasubaud BPK Papua Barat Abu Hanifa, dan Ketua Tim Pemeriksa David Patasaung pada Agustus 2023.

Efer dan Maniel merupakan representasi dari Penjabat (Pj) Bupati Sorong Yan Piet Mosso, sedangkan Abu, dan David mewakili Kepala Perwakilan BPK Papua Barat Patrice Lumumba Sihombing. Mereka membahas pemberian duit panas untuk mengatur penilaian BPK.

Kesepakatan awal, uang diberikan secara bertahap di berbagai tempat oleh Efer dan Maniel. Salah satunya, yakni di hotel yang ada di Sorong. Yan selalu mendapatkan laporan penyerahan dana tersebut. Di sisi lain, Abu, dan David menyerahkannya ke Patrice.

Dana panas disamarkan dengan sebutan titipan. KPK menemukan uang Rp940 juta dan satu jam tangan Rolex yang diyakini disiapkan untuk Patrice. Bukti awal dalam perkara ini ditaksir mencapai Rp1,8 miliar. Mereka semua kini ditahan selama 20 hari sampai 3 Desember 2023.

Dalam kasus ini, Yan, Efer, dan Maniel sebagai tersangka pemberi disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal. 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

Sementara itu, Patrice, Abu, dan David sebagai penerima disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat