visitaaponce.com

Kunjungi Media Grup, Dubes Turki Bagian Penguatan Hubungan Bilateral

Kunjungi Media Grup, Dubes Turki: Bagian Penguatan Hubungan Bilateral
Dubes Republik Turki untuk Indonesia Talip Küçükcan berkunjung ke Media Grup(MI/Cahya Mulyana)

DUTA Besar Republik Turki untuk Indonesia Talip Küçükcan menyatakan hubungan Indonesia dan negaranya telah lama terjalin dengan baik. Sejumlah penguatan terus-menerus dirajut termasuk sejumlah capaian yang disepakati Presiden Jokowi dan Recep Tayyip Erdogan di sela pertemuan G20, di Bali.

Menurut dia Turki dan Indonesia memiliki banyak kesamaan seperti keberagaman penduduk dan agamanya. Jauh sebelum era modern, kerja sama antara Nusantara dan Turki saat ini telah berhubungan erat.

Ke depan, kata dia, kedua negara perlu mendorong saling mempromosikan kekayaan alam dan lainnya kepada rakyat masing-masing. "Kita perlu saling memperkenalkan budaya, pariwisata, studi dan lainnya seperti yang dimiliki Turki kepada masyarakat Indonesia. Begitu pula sebaliknya rakyat Turki perlu mengetahui Indonesia seutuhnya," ujarnya di Gedung MetroTV, Jakarta, Kamis (1/2).

Baca juga : Turki Apresiasi Masyarakat Indonesia atas Bantuan Kemanusian ASAR Humanity

Menurut dia Indonesia juga dapat mempelajari lebih jauh mengenai banyak hal di Turki atas sejumlah program. Misalnya pengenalan budaya dengan beasiswa dan pertukaran pelajar.

Turki, kata dia, telah menjadi negara keempat terbesar di dunia dalam peringkat kunjungan wisata terbanyak. Tahun lalu Turki didatangi lebih dari 55 juta pelancong.

Angka itu didorong beberapa strategi, salah satunya program bebas visa yang menjangkau puluhan negara, termasuk Indonesia. Menurut dia Indonesia bisa mendalami cara-cara yang dilakukan Turki menggaet wisatawan dengan tetap memastikan stabilitas keamanan dalam negeri.

Baca juga : Erdogan Batal Usir 10 Dubes dari Turki

Ia juga mengatakan Turki turut serta dalam banyak kegiatan kemanusiaan dan menjaga perdamaian dunia. Pemerintah Turki telah menampung banyak pengungsi dari berbagai negara yang dilanda konflik.

"Suriah misalnya, banyak penduduk negara itu yang kita tampung. Tidak cukup di situ, kita juga memberikan akses mendapatkan penduduk bagi para pengungsi itu secara gratis, juga akses kesehatan dan pekerjaan," ujarnya.

Saking banyaknya, lanjut seorang guru Besar Ilmu Sosiologi dan mantan politisi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu, terdapat kota yang separuh penduduknya merupakan pengungsi suriah. "Bahkan kampung halaman saya pun banyak ditinggali pengungsi," pungkasnya. (Cah/Z-7)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat