visitaaponce.com

Debat Capres, Kontribusi Prof. Paschalis Maria Laksono sebagai Panelis Antropologis

Debat Capres, Kontribusi Prof. Paschalis Maria Laksono sebagai Panelis Antropologis
Paschalis Maria Laksono, seorang tokoh terkemuka dalam bidang Antropologi akan menjadi salah satu panelis yang memberikan pertanyaan kritis(UGM)

SOSOK bidang antropologi Paschalis Maria Laksono yang saat ini menjabat sebagai Guru Besar di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada menjadi salah satu dari 12 panelis yang dipilih Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pria yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 6 April 1953 ini perjalanan akademisnya telah dihiasi oleh sejumlah prestasi dan kontribusi yang membanggakan.

Diketahui, debat calon presiden (capres) akan diselenggarakan KPU di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu (4/2) akan menjadi panggung bagi tiga calon presiden utama, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. 

Sebanyak 12 panelis dipilih untuk menyiapkan pertanyaan dalam debat yang mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, dan inklusi.

Baca juga : Ahli Teknologi dari Bandung, Onno Widodo Jadi Panelis Debat Terakhir

Paschalis meraih gelar Sarjana dalam Antropologi dari Universitas Gadjah Mada (1972-1975) dan Universitas Indonesia (1978-1980), beliau melanjutkan studi ke luar negeri dengan menyelesaikan gelar Magister dalam Antropologi di Universitas Indonesia dan mengikuti pelatihan pascasarjana di Universiteit Leiden, Belanda (1981-1983). Perjalanan akademisnya mencapai puncak dengan meraih gelar Doktor dalam Antropologi dengan minor dalam Studi Asia Tenggara dari Cornell University pada tahun 1990.

Karier akademis Paschalis meliputi berbagai institusi bergengsi, termasuk Universitas Cendrawasih, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Keterlibatannya secara global mencakup pengabdiannya sebagai Scholar in Residence di Lafayette College, Pennsylvania, AS, melalui program Fulbright (2005-2006).

Baca juga : Tok! KPU Perpanjang Waktu Closing Statement Debat Capres Pamungkas

Di luar dunia akademis, Paschalis pernah menjabat sebagai Wakil Direktur di Pusat Studi Asia Pasifik (PSAP) UGM dan Kepala Unit Bahasa dan Budaya di dalamnya. Beliau juga mengemban peran sebagai Koordinator program beasiswa Studi Interkultural di lembaga yang sama.

Portofolio penelitiannya luas dan berdampak, mengupas beragam topik seperti pengembangan usaha berbasis masyarakat, kedaulatan pangan, perspektif budaya regional, dan peningkatan kapasitas manajemen bencana, antara lain. Kontribusi yang patut dicatat termasuk studi tentang model ekonomi berkelanjutan di Kabupaten Kepulauan Morotai, perspektif budaya tentang pengaturan regional di Papua Barat, dan dinamika sosial-ekologis dalam pengelolaan mangrove di Kalimantan Barat.

Pengaruh keilmuannya meluas ke peran sebagai pendidik, membentuk pikiran para calon antropolog melalui mata kuliah seperti "Antropologi di Indonesia", "Etnografi Wilayah Maluku dan NTT", dan "Antropologi Visual" di tingkat sarjana maupun pasca sarjana.

Baca juga : Guru Besar UI Evi Fitriani Panelis Debat Capres 2024

Prestasi akademisnya juga tercermin dalam berbagai publikasi, termasuk artikel di jurnal-jurnal terkemuka seperti Jurnal Humaniora, Kawistara, dan LITERASI, serta karya tulis seperti "Antropologi Pendidikan: Aneh, Biasanya tidak apa-apa" (2015) yang mencerminkan wawasan mendalamnya tentang budaya dan masyarakat Indonesia.

Prof. Paschalis Maria Laksono menjadi simbol dari keteguhan intelektual dan dedikasi ilmiah, memperkaya bidang Antropologi melalui komitmennya yang tak kenal lelah terhadap penelitian, pendidikan, dan keterlibatan dengan masyarakat. (Z-3)

Baca juga : Profile I Made Andi Arsana Ahli Geospasial yang menjadi Panelis Debat Capres ketiga

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat