Kampus Resah, Kepercayaan Publik ke Jokowi Makin Tergerus
![Kampus Resah, Kepercayaan Publik ke Jokowi Makin Tergerus](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/7770112eec9a2fbfad042bdf692c791d.jpg)
DIREKTUR Eksekutif Indonesian Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia, menyoroti kritik dan keresahan perguruan tinggi negeri maupun swasta. Hal tersebut, kata dia, bisa mengikis kepercayaan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Suara akademisi, utamanya dari perguruan tinggi negeri, jelas punya imbas kepercayaan publik. Jokowi bisa saja akan kehilangan kepercayaan publik itu jika gerakan deklarasi perguruan tinggi ini terus bergulir, bukan tidak mungkin akan melahirkan gerakan mahasiswa,” kata Dedi dalam keterangannya yang dikutip Senin, 5 Februari 2024.
Pernyataan Dedi merujuk dari munculnya pernyataan sikap beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta. Protes tersebut dimulai oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 31 Januari 2024.
Baca juga : Koalisi Dosen Universitas Mulawarman Desak Jokowi Hentikan Politik Dinasti
Teranyar, protes datang dari Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) yang terdiri atas rektor dari beberapa kampus. Mereka turut prihatin karena munculnya sikap tidak demokratis dan penyalahgunaan kekuasaan di pemerintahan saat ini.
Gelombang protes diyakini Dedi muncul karena pernyataan Jokowi terkait kepala negara atau pejabat negara boleh memihak di Pemilu 2024. Hal itu dimungkinkan asal mengambil cuti dan tidak menggunakan fasilitas negara.
Namun kenyataannya terdapat pembantu presiden tanpa cuti secara terang-terangan memihak salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden di masa kampanye ini. “Jokowi seharusnya mengevaluasi dengan melarang secara tegas anggota kabinet untuk turun berkampanye, termasuk dirinya,” kata Dedi.
Baca juga : Demokrasi Dikoyak Kampus Bergerak
Menurut Dedi, Jokowi tidak bisa berdalih bahwa hak politiknya sama dengan publik. Sebab, Presiden adalah pengecualian.
"Karena memiliki pengaruh pada penyelenggara, ia seharusnya mundur dari jabatan Presiden jika ingin Kampanyekan Gibran,” sambung Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menyebut gelombang kritik berbagai perguruan tinggi ini juga bisa mempengaruhi elektabilitas pasangan nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Pasalnya pasangan ini merupakan bagian dari pemerintahan Jokowi.
Baca juga : Perguruan Filsafat dan Teologi Desak Jokowi Setop Rusak Demokrasi
"Dari sisi politis, secara tidak langsung ini bisa pengaruhi kekuatan Prabowo," katanya. (MGN/Z-4)
Terkini Lainnya
Muhadjir Effendy Sebut Wisuda Bisa jadi Ajang Kampus untuk Cari Duit
Pelantikan Ketua IKAWIGA, Alumni Miliki Peran Strategis bagi Perguruan Tinggi
Komunitas UGM Peduli Gagas Kegiatan Polmas Kawasan Pendidikan
Universitas Terbuka Luncurkan Dua Prodi Baru S1 Perpajakan dan S1 Sains Data
Momentum Raih Prestasi Nasional, 1.085 Peserta Ikuti Turnamen Bulutangkis FISIP UI Open 2024
Armada Ramah Lingkungan Turunkan Polusi Udara di Kampus Universitas Indonesia
Langgar Kode Etik, DKPP Pecat Tiga Penyelenggara Pemilu
Urus Kampanye Pilkada 2024, KPU-Bawaslu Diminta Belajar dari Pemilu 2024
Partisipasi Warga Jakarta untuk Pemilu 2024 Capai 78%
Perputaran Uang Pemilu 2024 Mencapai Rp80 Triliun
Menteri PPPA: Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Harus Diberikan Efek Jera
Bawaslu Cegah Calon Berkampanye Sebelum Pemilu Ulang 2024
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap