visitaaponce.com

Potensi Hujan Lebat di Pemilu, Pemerintah Diharapkan Siapkan Tata Kelola Antisipatif

Potensi Hujan Lebat di Pemilu, Pemerintah Diharapkan Siapkan Tata Kelola Antisipatif
BMKG meminta pemerintah melakukan tata kelola antisipatif agar tidak terjadi kerusakan logistik karena potensi hujan.(MI/Usman Iskandar)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan saat pemilihan umum (Pemilu) 14 Februari 2024 cuaca dinamis. Pemerintah diharapkan melakukan tata kelola antispatif agar tidak terjadi kerusakan logistik pada masa pemilu.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, merekomendasikan agar penyelenggara pemilu memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air, siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

"Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang, serta papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang," kata Guswanto, Kamis (8/2).

Baca juga : Hujan Lebat Guyur Indonesia di Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 

Kemudian lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi. Serta terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.

Pada Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili yang jatuh pada tanggal 10 Februari 2024 dan pemilu pada 14 Februari 2024. Saat periode tersebut diprakirakan kondisi cuaca cukup dinamis sehingga perlu menjadi perhatian untuk warga masyarakat.

"Kondisi cuaca pada saat pemilu yakni di 14 Februari 2024 umumnya berawan pada pagi hingga siang hari. Terdapat potensi hujan ringan di wilayah Jabodetabek saat siang menjelang sore hari," ujarnya.

Baca juga : Hujan Lebat Guyur Sejumlah Wilayah di NTT, Waspada Bencana Hidrometeorologi

BMKG memonitor dengan model prakiraan cuaca menunjukkan beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. Seperti aktivitas Monsun Asia yang mempengaruhi wilayah potensi pembentukan hujan di wilayah Indonesia Bagian tengah dan selatan.

Kemudian masih aktifnya gelombang ekuator rossby dan kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur turut memicu pembentukan awan hujan. Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.

Pada periode pemilu terdapat 25 daerah diperkirakan alami cuaca yang dinamis hingga hujan lebat antara lain Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Baca juga : Potensi Hujan Lebat Mengancam Sejumlah Wilayah Indonesia

Kemudian Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

"Sementara secara umum pada saat Imlek (10 Februari) terdapat potensi hujan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor pada siang hingga sore hari, sementara itu hujan ringan berpotensi terjadi di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi pada siang hingga sore hari," pungkasnya. (Z-3)

Baca juga : Hujan dan Gelombang Tinggi Dominasi Cuaca Hari Ini

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat