visitaaponce.com

Dugaan Korupsi Tol MBZ, Ini Hasil Uji Beban dari Ahli

Dugaan Korupsi Tol MBZ, Ini Hasil Uji Beban dari Ahli
Foto udara jalan tol layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) Cikampek arah ke Karawang(Dok. Antara)

SIDANG dugaan rasuah pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated atau Tol MBZ berlanjut. Dalam persidangan, ahli dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan  (KKJTJ), Iwan Zarkasi, membeberkan hasil uji beban.

Pembeberan itu dilakukan Iwan saat ditanya kuasa hukum terdakwa terkait aspek keamanan tol MBZ. Khususnya, jika dilewati kendaraan golongan I-V.

"Meski bukan wewenang kami, tapi kalau memenuhi uji dengan menggunakan 12 truk, berarti sudah memenuhi," kata Iwan dalam keterangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dikutip pada Jumat, 7 Juni 2024.

Baca juga : Korupsi Tol MBZ, Kejagung Selisik Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan

Ahli lainnya menguatkan keterangan Iwan. Anggota KKJTJ Bambang Suhendro memerinci pengujian beban di Tol MBZ.

Guru Besar Universitas Gadjah Mada itu mengatakan, uji beban dilakukan dengan menaikkan 12 unit truk secara bertahap. Setiap truk memuat pasir sehingga berat masing-masing truk sebesar 30 ton. Sehingga, total berat 12 truk adalah 360 ton.

"Berat satu truk 30 ton. Satu bentang 60 meter itu penuh 12 truk. Tapi memasukkan truk itu bertahap. Tahap pertama empat truk dulu lalu kami ukur respons lendutan dan kami posisikan truk berhenti di tengah" kata Bambang.

Baca juga : Kejagung Periksa Pihak Jasa Marga terkait Kasus Korupsi Tol MBZ

Dalam persidangan itu, saksi lain membeberkan terkait kelayakan Tol MBZ. Antara lain, Direktur PT Risen Engineering Consultants Josia Irwan Rastandi. Josia mengatakan lendutan atau garis vertikal penghubung jalan di Jalan Tol MBZ telah memenuhi hasil uji beban. Berdasarkan uji beban di Ruas Cikunir-Karawang Barat, hasil lendutan berada di angka 59. Secara teoritis, nilai maksimal lendutan di angka 65.

Secara umum, lendutan itu adalah garis vertikal antara titik terendah dengan garis datar penghubung ujung balok yang melengkung akibat dibebani. Josia mengatakan, nilai lendutan yang semakin kecil berarti lebih bagus lantaran bentuknya yang semakin kaku.

"Maksimal lendutan 65. Dari hasil uji, ada yang nilainya 59. Ini aman. Semakin angkanya kecil dari maksimal, maka lendutan lebih bagus karena lebih kaku," ujar Josia menjawab pertanyaan Ketua Majelis Hakim Fahzal Hendri.

Baca juga : Kejagung Periksa Delapan Saksi Baru terkait Korupsi Tol MBZ

Saksi lainnya, Direktur Pratama Daya Cahya Manunggal Budi Santoso mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengujian lendutan. Pengujian dilakukan terhadap lima jembatan di Toll MBZ. Hasilnya, kelima jembatan tersebut aman seluruhnya.

"Hasil uji lima jembatan terpenuhi semuanya. Jembatan sudah layak berdasarkan keilmuannya," kata Budi.

Pada sidang pekan lalu, Moh. Matorurrozak, Direktur Utama PT Aria Jasa Reksatama selaku konsultan pengendali mutu independen (PMI) telah memastikan, mutu beton Jalan Tol Jakarta Cikampek (Japek) II Elevated atau Toll MBZ sudah sesuai berdasarkan data yang diperoleh.

Dalam sidang sebelumnya, terungkap bahwa eks Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (PT JJC) Djoko Dwijono pernah menolak klaim senilai Rp 1,4 triliun dari KSO Waskita-Acset selaku kontraktor proyek tol Japek II.

Kejaksaan Agung telah menetapkan empat terdakwa dalam kasus ini yaitu; eks Direktur Utama PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono, Ketua Panitia Lelang PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) Yudhi Mahyudin, Direktur Operasional PT Bukaka Teknik Utama, Sofiah Balfas dan Staf Tenaga Ahli Jembatan PT LAPI Ganeshatama Consulting, Tony Budianto Sihite.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat