visitaaponce.com

AI akan Ciptakan Perubahan Besar di Cloud Computing

AI akan Ciptakan Perubahan Besar di Cloud Computing
Area Vice President ASEAN and Greater China (AGC) Pure Storage, Chua Hock Leng dalam tangkapan layar zoom bersama Shiraz Erosagon (kanan)(dok Target)

PERKEMBANGAN kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang begitu cepat dan masif akan menciptakan perubahan besar pada cloud computing.

Pure Storage, pelopor TI yang menyediakan teknologi dan layanan storage tercanggih di dunia, bekerja sama dengan Wakefield Research, merilis laporan terbaru yang mengidentifikasi hambatan yang dihadapi oleh organisasi di seluruh industri dalam mengadopsi kecerdasan buatan (AI). Selain itu terungkap  kebutuhan energi yang sering diabaikan dari teknologi canggih ini.
 
Menurut laporan terbaru berjudul “Pendorong Perubahan: Memenuhi Tantangan Energi dan Data dari Adopsi AI,” menunjukkan pentingnya meninjau kembali infrastruktur data agar benar-benar mendapatkan manfaat AI. Menjaga biaya energi tetap sesuai dengan alokasi anggaran, dan sesuai dengan rencana perusahaan dalam mencapai tujuan lingkungan hidup.

Laporan itu menyebutkan kebutuhan energi komputasi meningkat, didorong oleh adopsi AI. Kemudian organisasi tidak mengantisipasi permintaan energi AI, konsumsi energi hanya salah satu dari beban AI. Hasil survei menunjukkan hampir semua (96%) berencana atau telah memperbarui infrastruktur TI  mereka.

Infrastruktur yang lebih cerdas kini semakin mendesak dan tinggi permintaannya. Sering kali terjadi perusahaan ingin memperoleh manfaat dari pembelajaran mesin. Tetapi sistem yang sudah ada sebelumnya tidak dapat mendukung alur data AI dalam jumlah masif.

"Seiring dengan semakin cepatnya adopsi AI, tim TI memerlukan infrastruktur yang efisien, andal, dan berkinerja tinggi untuk memastikan penerapan yang efektif," kata Area Vice President ASEAN and Greater China (AGC) Pure Storage, Chua Hock Leng kepada wartawan di Jakarta melalui zoom dari Singapura, Selasa (12/12).

Menurutnya perubahan besar di cloud computing dengan munculnya generasi penyedia cloud yang terspesialisasi pada layanan khusus AI seperti Cloud Unit Pemrosesan Grafis. Nantinya akan mendisrupsi status quo yang sudah ada sebelumnya, yaitu  Infrastructure as a Service (IaaS) hyperscalers.

Hyperscalers jenis baru ini akan dengan cepat tumbuh karena banyak penyedia cloud meminta jalur kemitraan mereka untuk membuat manufaktur chip Unit Pemrosesan Grafis.

"Kedaulatan cloud akan semakin meningkat berdasarkan peraturan yang lebih mengikat berkaitan dengan penggunaan dan lokasi data, terutama dalam industri seperti industri keuangan," jelasnya.

baca juga: Percepat Pertumbuhan Entrepreneur dengan Lahirnya Startup Baru

Selain itu, sistem AI seperti GenAI makin meningkatkan pembahasan terkait kedaulatan selama proses pelatihan. “Laporan ini memberikan pengetahuan yang berguna bagi organisasi di Indonesia yang akan atau sudah menjalankan proyek AI.

Catharina Hadiningtyas, Country Manager, Indonesia, Pure Storage menyatakan bahwa  di era AI, kebutuhan energi dan data akan tumbuh secara eksponensial dan berinvestasi pada infrastruktur data yang mendukung AI. "Sangatlah penting agar proyek Anda mendapat peluang keberhasilan,” jelasnya.

Shiraz Erosagon, Systems Engineer Indonesia Pure Storage  menambahkan pada 2024 akan kita lihat bangkitnya kedaulatan cloud. Karena banyak organisasi merespons peraturan pemerintah yang meminta mereka untuk menyimpan data di dalam yurisdiksi supaya memiliki kontrol yang lebih banyak.

"Tujuannya penyimpanan data tetap berada di wilayah yuridiksi negara. Data Indonesi harus disimpan di Indonesia, bukan di negara lain," terang Shiraz.

Negara-negara yang akan memimpin antara lain Australia, New Zealand, Jepang dan Indonesia. (N-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat