visitaaponce.com

UPI dan Unpad Bersama Yandex Bahas AI dan Lingkungan Digital Lebih Aman

UPI dan Unpad Bersama Yandex Bahas AI dan Lingkungan Digital Lebih Aman
International Seminar Artificial Intelligence yang diselenggarakan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Jakarta.(Ist)

UNIVERSITAS Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Padjadjaran (UNPAD) mengadakan dua seminar tentang “Kecerdasan Buatan dan Etika” pada 22 dan 23 Januari.

Seminar tersebut merupakan bagian dari kampanye yang diprakarsai oleh perusahaan teknologi internasional, Yandex serta didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Indonesian AI society (IAIS).

Kampanye ini bertujuan untuk menampilkan lanskap AI di Indonesia, mengeksplorasi praktik terbaik, dan mendiskusikan bagaimana AI dapat membantu menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.

Baca juga: Microsoft Akan Hadirkan Tombol Copilot di Keyboard

Kampanye ini dimulai pada bulan Desember 2023 lalu dengan mengadakan seminar di Universitas Gadjah Mada (UGM), antara lain menampilkan Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria dan Direktur Teknologi Informasi Kemenkominfo Teguh Arifiyandi.

Seminar yang dilaksanakan pada bulan Januari kali ini mengangkat topik “Latest Developments in Artificial Intelligence: Generative AI, Ethical Considerations, Exploring the Global Experience”  yang diselenggarakan di Unpad.

Topik “Latest Development in AI: Generative AI, Ethical Considerations, AI in the Field of Education” yang diselenggarakan UPI.

Dalam sambutannya, Direktur  Direktorat Urusan Internasional  (DIA) UPI, Prof. Dr. Achmad Bukhori menyampaikan harapannya agar UPI dan Yandex dapat menciptakan kemitraan yang bermakna untuk mengatasi tantangan dan menciptakan peluang dalam industri AI.

Baca juga: Microsoft Tekankan Dua Aspek Penentu Masa Depan AI di Indonesia

Prof. Dr. Achmad Bukhori mengatakan,"Dengan berkolaborasi dengan Yandex, UPI dapat berpartisipasi dalam kemitraan inovatif yang diharapkan dapat menciptakan perspektif internasional dan memberikan hasil yang berkontribusi terhadap masa depan yang lebih baik bagi umat manusia."

VP Strategy Yandex Search, Alexander Popovskiy mengatakan bahwa seminar ini merupakan kesempatan unik untuk berbagi pengalaman dan, bagi Yandex, untuk dapat berkontribusi pada komunitas digital dan perkembangan teknologi Indonesia.

Alexander menyampaikan,“Ketika kita berbicara tentang AI, kita perlu mempertimbangkan bahwa tidak hanya perubahan positif yang berdampak ke dalam kehidupan kita."

"Namun juga perannya dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman," katanya.

"Sebagai perusahaan yang mengembangkan solusi kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, Yandex yakin dalam membangun dan menyebarkan AI dengan cara yang bertanggung jawab dapat menumbuhkan kepercayaan terhadap teknologi yang membentuk masa depan kita,” papar Alexander.

Baca juga: Hanya Penulis dengan Sensitifitas Tinggi Terhindar dari Ancaman AI

Ketua Departemen Ilmu Komputer Unpad, Dr. Setiawan Hadi dalam sambutan pembukaannya mengatakan, “Generative AI memberikan kreativitas dan inovasi untuk semua orang."

"Tidak hanya bidang ilmu komputer yang terkena dampaknya, tetapi juga bidang lain, seperti budaya, politik, dan bahkan bisnis. Jadi, kita perlu mempertimbangkan potensi dampaknya terhadap bisnis, ilmu sosial, dan seni,” kata Setiawan.

Prof Deni Darmawan menyampaikan materi bertajuk “Kecerdasan Buatan Berbasis Perspektif Bio-Komunikasi (Analisis Bisnis Cerdas Masa Depan Lintas Bidang untuk Praktik Pendidikan)”.

Dia berbicara tentang otak manusia dan bagaimana kecerdasan buatan berasal dari desainnya. Menurut Prof Darwaman, pendekatan bio-komunikasi telah membantu menjelaskan AI dalam konteks pemrosesan informasi di bagian tertentu otak manusia.

Alexander berbicara mengenai topik “Etika AI Generatif: Bergerak Menuju Lingkungan Teknologi Yang Lebih Aman”.

Dia memberikan gambaran umum tentang solusi AI Yandex dan bagaimana solusi tersebut diintegrasikan ke dalam ekosistem Yandex, serta berbagi prinsip yang dianut Yandex saat mengembangkan solusi kecerdasan buatan, seperti mengembangkan AI yang aman, mematuhi standar keselamatan, dan menciptakan teknologi yang tidak memihak yang secara akurat mencerminkan realitas.

Alexander juga berbicara tentang Kode Etik AI – seperangkat prinsip dan aturan panduan yang dirancang untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tepercaya untuk pengembangan AI.

Alexander menyampaikan “Saat membuat dan melatih model ML, para insinyur mengandalkan berbagai prinsip, dan yang paling penting adalah keamanan. Tentu saja, keakuratan jawaban dan kegunaan jaringan saraf secara umum juga penting , tapi keamanan selalu menjadi yang terdepan.".

Irina Barskaya, Head of NLP, Department of ML and Research, Yandex memberikan materi dengan topik “Generative AI”, berbicara tentang berbagai model dasar AI generatif, memberikan gambaran umum tentang cara membuat LLM Anda sendiri, dan memperkenalkan kepada audiens mengenai YandexGPT, teknologi AI generatif milik Yandex, dan aplikasinya.

Baca juga: 

Penasihat Yandex Education, Ilya Zakharov berbicara dengan topik “Overview of AI In Education: Current Trends and Future Prospects”.

Ia berbicara tentang penerapan AI yang ada, potensi AI di masa depan, dan pengaruhnya terhadap pendidikan.

Dia memberikan contoh bagaimana platform pendidikan online menggunakan AI dan mempresentasikan beberapa proyek Yandex Education, seperti Yandex Textbook, Yandex Practicum, dan Yandex School of Data Analysis, dan masih banyak lagi.

 Ilya mengatakan dengan pendidikan berbantuan AI, manusia akan memiliki lebih banyak ruang untuk belajar kreatif, lebih fokus pada pencapaian soft skill, dan lebih termotivasi untuk belajar berpikir kritis.

Group Head of Anti-Fraud UGC Services at Yandex Search Andrey Budilov, berbicara mengenai topik “AI untuk Perlindungan Data”.

Dia mendemonstrasikan bagaimana Yandex melindungi pengguna dari konten menyesatkan di peta dan layanan navigasi mereka.

Pengguna mengandalkan layanan ini, antara lain, untuk menemukan tempat seperti restoran dan toko, dan ulasan pengguna lain membantu mereka memutuskan tempat mana yang akan dipilih.

Baca juga: LG Siap Luncurkan 'Smart Home AI Agent' pada Ajang CES 2024 di Las Vegas, AS

Co-founder dan CEO LEGIS, Elang Adhyaksa menyampaikan materi berjudul “AI Anxiety”.

Menurut Bappenas, 20–45 juta lapangan pekerjaan diperkirakan akan muncul di Indonesia sebagai akibat dari digitalisasi.

Meskipun beberapa pekerjaan memang digantikan atau ditambah oleh AI, namun ada pula pekerjaan-pekerjaan baru yang bermunculan berkat kebangkitan AI.

Hal ini terjadi karena selain efisiensi baru yang dibawanya, AI memaksa kita untuk mengembangkan keterampilan baru dan membuka banyak sumber daya yang baru.

Ia memperkenalkan, sebagai contoh, Legis, yang mengubah cara para profesional hukum melakukan pekerjaan mereka sehari-hari menggunakan alat pencarian dan penjawab berbasis AI.

Menurut Elang Adhyaksa “Manusia tidak akan tergantikan oleh AI. Manusia akan digantikan oleh manusia lain yang menggunakan AI.”

Dosen Departemen Ilmu Komputer Universitas Padjajaran, Dr. Asep Sholahuddin berbicara dengan topik “Pertimbangan Etis (Ethical Consideration)”.

Baca juga: Kominfo Siapkan Pedoman Etika Penggunaan AI di Sektor Publik

Dia memberikan gambaran umum tentang AI dan berbagai subbidang serta aplikasinya, dan berbicara tentang potensi penyalahgunaan.

Ia menyebutkan pedoman nasional etika AI di Indonesia, yang melingkupi inklusivitas, kemanusiaan, keamanan, aksesibilitas, transparansi, dan perlindungan data pribadi, serta usulan strategi untuk mengatasi dampak negatif AI.

Asep Sholahuddin menyatakan bahwa “Dampak negatif AI seperti deepfake atau penipuan chatbot inilah yang menekan kita untuk mengembangkan etika AI. Kita perlu memastikan bahwa teknologi AI dapat dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab.”

Presiden INAPR sekaligus Dosen Universitas Padjajaran, Dr. Intan Nurma Yulita menyampaikan materi bertajuk “Exploring The Global Experience”.

Ia mengatakan bahwa kolaborasi global dalam penelitian AI sangat penting untuk mengembangkan solusi komprehensif, memanfaatkan keragaman pengalaman dan perspektif lintas budaya untuk mendorong pendekatan inovatif.

Ketua Artificial Intelligence Society (IAIS), Dr. Ir. Lukas berbicara dengan topik “Artificial Intelligence Today (Development of Artificial Intelligence in Indonesia)”.

 Dia menyebutkan tren masa depan dalam AI, seperti hiper-personalisasi dan analisis prediktif, yang akan membantu bisnis memperkirakan perilaku dan tren pelanggan dengan lebih akurat. (S-4)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat