visitaaponce.com

Laba Raksasa Teknologi Tiongkok Huawei pada 2023 Melesat

Laba Raksasa Teknologi Tiongkok Huawei pada 2023 Melesat
Logo Huawei.(AFP/Wang Zhao)

RAKSASA teknologi asal Tiongkok, Huawei, mengatakan pada Jumat (29/3) bahwa keuntungannya meningkat lebih dari dua kali lipat di 2023. Ini seiring dengan upaya mereka untuk bangkit kembali pada masa perusahaan tersebut tampaknya menentang sanksi AS dengan merilis ponsel pintar kelas atas.

Perusahaan yang bermarkas di Shenzhen itu telah menjadi pusat perselisihan sengit antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Washington telah memperingatkan bahwa peralatannya dapat digunakan untuk spionase oleh pemerintah Tiongkok. Tuduhan ini dibantah oleh Huawei.

Sanksi yang diterapkan sejak 2019 telah memotong akses perusahaan tersebut terhadap komponen dan teknologi buatan AS. Ini memaksa perusahaan untuk melakukan diversifikasi strategi pertumbuhannya.

Baca juga : Sanksi Amerika Serikat Turunkan Pendapatan Huawei hingga 29%

Huawei mengatakan mereka menghasilkan laba sebesar 87 miliar yuan (US$12 miliar) tahun lalu atau lebih dari dua kali lipat laba 2022 sebesar 35,6 miliar yuan. Namun hasil ini masih jauh dari rekor laba 113,7 miliar yuan pada 2021.

Pendapatan juga melonjak 9,6% menjadi 704,2 miliar yuan. "Kami telah melalui banyak hal selama beberapa tahun terakhir," kata Kepala Huawei, Ken Hu, Jumat. "Namun melalui tantangan demi tantangan, kami berhasil berkembang."

Menyoroti upaya Huawei untuk melakukan diversifikasi karena terkendala sanksi Barat, perusahaan tersebut mengatakan pendapatan dari bisnis mobil pintarnya meningkat lebih dari dua kali lipat. Ini menghasilkan pendapatan sebesar 4,7 miliar pada tahun lalu.

Baca juga : Upaya Memecah Monopoli Apple, Amazon, Facebook, Google

Lebih dari separuh pendapatannya berasal dari bisnis infrastruktur ICT diikuti oleh produk konsumen dan komputasi awan. "Perjalanan baru menanti kita pada 2024," kata Hu.

Lonjakan laba Huawei mengikuti tahun saat perusahaan tersebut membuat kaget Washington dengan merilis ponsel pintar Mate 60 Pro. Didukung oleh cip canggih yang diproduksi di dalam negeri, hal ini memicu perdebatan tentang upaya AS untuk mengekang akses Tiongkok terhadap teknologi semikonduktor sudah efektif atau tidak.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan kepada Bloomberg pada Desember bahwa perkembangan tersebut sangat memprihatinkan. Mate 60 Pro telah menunjukkan kemampuan untuk mengambil keuntungan dari pesaing utama Apple di Tiongkok, kata para analis yang dikutip oleh Bloomberg.

Baca juga : Laba Perusahaan Teknologi Belanda ASML Melonjak pada 2023

Di garis bidik 

Huawei tetap menjadi produsen peralatan 5G terkemuka di dunia, internet seluler generasi kelima, dan telah terlibat dalam proyek infrastruktur di banyak negara. Amerika Serikat telah berusaha meyakinkan sekutu-sekutunya untuk melarang Huawei menggunakan jaringan 5G mereka. 

Alasannya, Beijing dapat menggunakan produk-produk kelompok tersebut untuk memantau komunikasi dan lalu lintas data. Komisi Eropa memutuskan pada Juni tahun lalu bahwa pemasok peralatan telekomunikasi Tiongkok--termasuk Huawei--menimbulkan risiko keamanan bagi UE.

Kantor Huawei di Prancis digerebek bulan lalu karena dicurigai melakukan perilaku tidak pantas, meskipun tidak ada rincian lebih lanjut yang tersedia. Menanggapi pembatasan yang dilakukan AS, Beijing telah berulang kali mengecam hal itu yang disebutnya sebagai penyalahgunaan konsep keamanan nasional yang dilakukan Washington untuk melumpuhkan perusahaan-perusahaan Tiongkok dan praktik diskriminatif dan tidak adil. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat