visitaaponce.com

Mengintip Kengerian Masa Lalu Hiroshima Melalui Realitas Virtual

Mengintip Kengerian Masa Lalu Hiroshima Melalui Realitas Virtual
Hiroshi Yamaguchi (kanan) menggunakan alat virtual reality(AFP/RICHARD A. BROOKS)

Di jalan yang cerah di Hiroshima, seorang turis melihat sekeliling, tetapi alih-alih melihat tepi sungai yang ramai, yang tampak adalah pemandangan horor; tubuh-tubuh yang terpanggang dan kobaran api. Apa yang mereka lihat adalah bagian dari tur realitas virtual (VR) yang memungkinkan orang untuk mengalami seperti sebelum, selama, dan setelah serangan bom atom yang dijatuhkan di kota itu pada 6 Agustus 1945.

Bagi sebagian orang ini bisa menjadi pengalaman yang membingungkan, tetapi Hiroshi Yamaguchi, yang perusahaannya baru-baru ini mulai menawarkan tur virtual, percaya hal itu dapat membantu orang lebih memahami dampak serangan nuklir serta kota yang ada sebelumnya. "Saya pikir bahkan beberapa orang yang tinggal di Hiroshima tidak tahu bahwa apa yang sekarang menjadi Taman Perdamaian dulunya adalah kota yang layak, tempat permukiman warga," kata pria berusia 44 tahun itu kepada AFP. "Dengan melihatnya tidak hanya dalam fotografi, tetapi juga dengan ‘mengalaminya’ secara lebih dalam, akan lebih mudah untuk memahami kota ini," imbuhnya.

Tur dimulai di tempat yang sekarang menjadi Rumah Peristirahatan Taman Hiroshima, yang dulunya digunakan oleh serikat penjatahan bahan bakar pada saat serangan bom terjadi. Jaraknya hanya 170 meter (560 kaki) dari hiposentrum. Semua, kecuali satu dari 37 orang di dalam gedung tersebut, tewas saat itu. Satu-satunya yang selamat berada di ruang bawah tanah ketika bom menghantam kota itu. Tur tersebut sebagian didasarkan pada apa yang orang itu alami dan lihat ketika dia muncul ke permukaan dan melihat pemandangan mengerikan yang menghantui selama sisa hidupnya.  Secara keseluruhan, sekitar 140 ribu orang tewas dalam serangan tersebut.

Perusahaan Yamaguchi, Tabimachi Gate Hiroshima, bekerja sama dengan arsip dari Museum Peringatan Perdamaian, surat kabar lokal, dan kesaksian para penyintas, membuat segmen citra VR untuk lima titik perhentian di sekitar taman perdamaian. Peserta berjalan di sepanjang rute dengan membawa headset VR yang mereka pakai di setiap perhentian, memungkinkan mereka merasakan area seperti sebelum bom, selama serangan, dan setelah rekonstruksi. Tur berlangsung sekitar satu jam, setelah itu dilakukan diskusi bersama para pemandu.

Tur ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 dan telah menarik banyak wisatawan. Sergio Wang, 64 tahun dari Brasil yang  menjajal tur virtual pada minggu ini, merasa terkesan. "Saat dimulai, ada dua orang di anjungan dan tiba-tiba... terdengar suara pesawat, dan kilatan, seperti bom meledak," katanya. "Saya pikir itu mengesankan bagi saya, karena saya tidak melihat hal seperti itu (sebelumnya) dan Anda dapat melihat sekeliling."

Megumi Tabuchi, seorang penduduk Hiroshima yang pindah ke kota itu tiga tahun lalu, berkata: "Saya bisa merasakan seperti apa rasanya. Itu sangat jelas," ujar pria berusia 60 tahun itu. Yamaguchi mengatakan beberapa orang menganggap pengalaman itu terlalu mendalam dan menghentikan tur tersebut. "Saya hanya ingin menunjukkan bahwa dulu ada sebuah kota yang hancur dan dibangun kembali oleh banyak orang," katanya.

Sebelum memulai tur, dia meminta Hiroshi Harada, seorang penyintas dan mantan direktur museum Hiroshima, untuk mencobanya. Harada mengatakan kepadanya bahwa gambar yang ia lihat tidak sama dengan pemandangan beberapa dekade lalu: bau manusia yang terbakar dan membusuk. "Dia menontonnya dan kemudian berkata kepada saya 'Tidak seperti ini. Aslinya jauh lebih buruk," kata Yamaguchi, menirukan perkataan Harada. (M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat