visitaaponce.com

Sebagian Besar Spesies Bunga Raflesia Terancam Punah

Sebagian Besar Spesies Bunga Raflesia Terancam Punah
Bunga Raflesia Aenoldi(NTARA FOTO/David Muharmansyah )

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan sebagian besar spesies Bunga Rafflesia yang terkenal berukuran besar, kini terancam punah.

Bunga Raflesia yang telah lama menarik perhatian karena kelopak bunga merahnya yang besar dan berbintik-bintik, sebenarnya adalah tanaman parasit, dan hidup pada tanaman merambat tropis di seluruh Asia Tenggara. Jika tumbuh subur,  tanaman ini menghasilkan bunga  yang termasuk terbesar di dunia.

Tanaman ini menyimpan suatu teka-teki, dengan bunganya yang muncul secara tidak terduga. Para ahli botani sejauh ini masih memiliki kemampuan terbatas untuk  menyebarkannya di luar lingkungan alaminya.

Menurut Asosiasi Internasional untuk Konservasi Alam, salah satu spesies bunga tersebut saat ini diklasifikasikan sebagai "sangat terancam punah.”

Untuk lebih memahami tanaman ini dan status konservasinya, sekelompok ahli botani internasional meneliti 42 spesies Rafflesia yang diketahui dan habitatnya – terutama di Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

“Berdasarkan hilangnya habitat hutan secara cepat, serta kurangnya strategi konservasi, dan rencana perlindungan, tanaman ini menghadapi risiko yang jauh lebih besar dibandingkan yang diketahui sebelumnya, “kata mereka.

“Kami memperkirakan bahwa 60% spesies Rafflesia menghadapi risiko kepunahan yang parah,” tulis para peneliti dalam penelitian tersebut, yang diterbitkan Rabu (20/9) di jurnal Plants, People, Planet.

“Beberapa spesies berisiko punah bahkan sebelum mereka diketahui ilmu pengetahuan,” kata studi tersebut. Mereka mendesak lebih banyak penelitian terhadap tanaman yang tidak biasa ini.

“Kita sangat membutuhkan pendekatan gabungan dan lintas wilayah untuk menyelamatkan beberapa bunga paling menakjubkan di dunia, yang sebagian besar kini berada di ambang kepunahan,” kata Chris Thorogood, wakil direktur Kebun Raya Universitas Oxford.

Penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini diyakini tumbuh di wilayah yang terbatas, sehingga sangat rentan terhadap perusakan habitat. Laporan ini juga menyoroti beberapa titik terang dalam upaya konservasi, termasuk keberhasilan pembiakan di kebun raya di Jawa Barat, Indonesia dan ekowisata berkelanjutan di Sumatera Barat.

Tahun lalu,  sejumlah negara berjanji untuk melindungi 30%  daratan dan lautan dunia pada tahun 2030 dalam sebuah kesepakatan penting untuk memperlambat hilangnya spesies dan ekosistem.

Penelitian juuga telah berulang kali memperingatkan bahwa ancaman ganda yaitu perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia telah secara signifikan mengurangi keanekaragaman hayati di seluruh dunia.(AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat