visitaaponce.com

Cara Hasilkan Cuan lewat E-Commerce dan Media Sosial

Cara Hasilkan Cuan lewat E-Commerce dan Media Sosial
Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi dan Lazada menggelar pelatihan Jangan PanSos, tapi PanCuan yang diikuti lebih dari 400 orang.(Dokumentasi pribadi.)

PADA 2022, Indonesia berhasil menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan gross merchandise value (GMV) atau nilai barang dagangan kotor yang diperkirakan mencapai US$77 miliar atau Rp1.193,3 triliun. Hal ini mendorong literasi digital masyarakat menjadi tumbuh seiring kebutuhan zaman dan industri. Pemanfaatan platform digital, baik itu media sosial, e-commerce, dan lainnya secara tepat akan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

Terbukti selama pandemi, berbagai kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan baik, bahkan mampu menjadi pendorong masyarakat Indonesia melewati krisis tiga tahun belakangan. Menurut OJK, pada 2020 saja, transaksi digital naik lebih dari 37%. Menurut Bank Indonesia (BI), peningkatan transaksi ekonomi dan keuangan digital ditopang oleh naiknya minat dan preferensi masyarakat dalam belanja daring, serta luas dan mudahnya sistem pembayaran digital. Terlihat dari nilai transaksi uang elektronik pada November 2022 yang tumbuh 12,84% (yoy) serta nilai transaksi digital banking meningkat 13,88% (yoy).

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi dan platform e-commerce Lazada kembali menggelar pelatihan literasi digital. Kegiatan kali ini bertema Jangan PanSos, tapi PanCuan yang diikuti oleh lebih dari 400 pelaku usaha. Pelatihan ini bertujuan mendorong kreativitas pelaku usaha dalam memanfaatkan platform digital untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan transaksi penjualan.

Baca juga: Cari Tahu Tips Aman sebelum Belanja Online

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel A Pangerapan menyampaikan apresiasinya pada peningkatan literasi digital masyarakat saat ini. Berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia yang dilakukan Kemenkominfo dan Katadata, pada 2020 hingga 2022, indeks literasi digital Indonesia mengalami kenaikan poin sebesar 0,08 poin menjadi 3,54. "Namun tentu kita tidak bisa berpuas diri karena indeks tersebut menunjukkan Indonesia masih berada pada level sedang, sehingga perlu terus ditingkatkan untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital Indonesia ke arah yang positif," Semuel Abrijani Pangerapan dalam keterangan tertulis, Selasa (7/3).

Masifnya penggunaan internet juga meningkatkan berbagai risiko seperti penipuan online, hoaks, cyber bullying, dan konten negatif lain. "Perlu peningkatan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan industri digital secara produktif, bijak, dan tepat guna," ujarnya. Pemanfaatan industri digital yang tepat guna akan mampu memberi manfaat besar pada masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Semua teknologi digital tersebut dilengkapi fitur-fitur yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif, salah satunya menjalankan usaha dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

E-commerce dan media sosial

Salah satu tren selama pandemi ialah menjalankan usaha melalui platform e-commerce dan media sosial. Seperti diketahui, berbagai pembatasan aktivitas secara langsung sejak pandemi mendorong peningkatan kegiatan belanja online dalam usaha memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini berdampak pada pertumbuhan pelaku usaha yang menjalankan bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi digital.

Baca juga: PT Pos Indonesia Dorong UMKM Naik Kelas dan Go Digital

VP Government Relations Lazada Indonesia, Budi Primawan, menjelaskan bahwa nyaris semua platform e-commerce memiliki banyak fitur yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya. "Namun layaknya menjalankan usaha konvensional, diperlukan pemahaman digital agar bisa memanfaatkan semua fitur yang ada tersebut."

Berbagai fitur dalam platform e-commerce, lanjut Budi, bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pelaku usaha yang menjadi seller di Lazada. Budi menegaskan komitmen Lazada yang menyediakan khusus pelatihan cara memanfaatkan fitur-fitur tersebut. "Pasarnya sudah ada. Ada banyak konsumen setia Lazada yang ada di berbagai kota di Indonesia. Jadi tidak harus langsung buka toko di Bandung misalnya, tapi dengan Lazada bisa menggapai konsumen di sana."

Tidak hanya platform e-commerce, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan cuan. Tidak hanya mengunggah konten, tetapi juga berbagai unggahan tentang produk yang bisa mendatangkan transaksi pada akhirnya. Edho Zell, social media influencer dan CEO Social Bread, mencontohkan yang dilakukannya melalui media sosial. "Saat ini, lebih dari 70% keputusan konsumen untuk membeli atau tidak itu dipengaruhi media sosial. Misalnya, sebagian besar dari kita membeli sebuah produk baru cenderung setelah melihat referensi dari media sosial," kata Edho. 

Baca juga: Worldwhite Enterprise Siap Jadi Ritel Digital Terlenglap di Indonesia

Saat ini UMKM jadi sudah bisa bersaing dengan brand besar di media yang sama, media sosial. "Jadi jelas konten yang tepat dan menarik merupakan hal wajib bagi pelaku UMKM untuk bisa bersaing dengan brand besar ini. Selama kontennya menarik dan memuat informasi produk dengan lengkap, ini sangat bisa bersaing dengan brand sebesar apapun." 

Edho menegaskan pentingnya pelaku usaha mengenali keunggulan produk yang dijualnya. "Butuh ter dan per untuk membuat produk atau brand kita dikenali orang. Setiap produk pasti punya kelebihan. Kalau belum ada, cari. Semakin spesifik produk, potensi terjualnya semakin tinggi dibanding kita menargetkan ke semua. Jadi saat membuat konten di media sosial, ya akan kita kaitkan dengan target pasar tersebut."

Kisah bisnis

Sejalan dengan Edho, fashion designer dan Founder Rhamala Hijab Etnik, Lia Amalia, mengakui perjalanan sukses bisnisnya membutuhkan ketekunan. "Berawal dari memasarkan produk brand lain, saat pandemi, saya justru mulai mengeluarkan produk sendiri. Seperti kata Kak Edho, saya langsung menonjolkan ter dan per produk saya," ujar Lia menceritakan perjalanan Rhamala Hijab. 

Baca juga: Kembali Gelar Promo Double Day, Blibli Ajak Konsumen Belanja Lebih Bijak

Rhamala, katanya, ialah hijab terpremium pertama dari Banten. Tidak lantas berpuas dengan sukses di awal kemunculan Rhamala, Lia mengaku terus melakukan inovasi agar produknya bisa bertahan dan tetap digemari konsumen Indonesia. "Winning the campaign itu dengan berinovasi secara kreatif. Selain dari sisi desain, saya juga membangun bonding dengan konsumen misalnya kirim ucapan ulang tahun, voucer, bahkan menuliskan komen yang tulus di unggahan konsumen kami."

Perkembangan industri digital dalam membangun perekonomian nasional melalui kesejahteraan pelaku usaha sudah menjadi rangkaian yang tidak bisa dilepas satu sama lain. Untuk itu, penting untuk terus menumbuhkan pemahaman yang tepat terkait literasi digital agar masyarakat mengetahui yang bisa mereka lakukan untuk menghasilkan cuan, bukan sekadar mengunggah konten semata.

Alhasil, tak hanya terhindar dari risiko berbagai konten negatif di industri digital, masyarakat justru bisa meraup untung sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Media sosial yang dimiliki juga bisa dikelola sebagai salah satu aset promosi untuk mengenalkan bisnisnya lebih luas lagi. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat