visitaaponce.com

Skandal Pajak, PwC Australia Jual Bisnis Konsultan Pemerintah

Skandal Pajak, PwC Australia Jual Bisnis Konsultan Pemerintah
Logo PwC.(DOK PwC.)

RAKSASA konsultan PwC mengatakan pada Selasa (4/7) bahwa pihaknya telah melepaskan unit bisnis konsultan pemerintah Australia senilai Aus$1 (US$0,67). Ini dilakukan karena mencoba untuk beralih dari skandal kebocoran pajak yang merusak reputasinya.

PwC Australia telah terperosok dalam kontroversi sejak Januari. Ketika itu muncul berita bahwa staf berbagi informasi dari pengarahan rahasia tentang pajak pemerintah untuk menghidupkan bisnis baru. Setelah memecat sejumlah eksekutif pada Senin, PwC pada Selasa menyelesaikan penjualan bisnis konsultan pemerintahnya yang memegang kontrak senilai Aus$255 juta (US$167 juta) tahun lalu.

Pembelinya, Allegro Funds, mengatakan entitas baru itu akan disebut Scyne Advisory dan akan memiliki sekitar 1.750 staf. Dalam pernyataan yang diberikan kepada AFP, mitra Scyne Advisory, Tim Jackson dan Ben Neal, mengatakan, "Kami memiliki kesempatan sekali dalam satu generasi untuk memimpin perubahan yang diperlukan dalam penasihat pemerintah di Australia."

Baca juga: Kontraksi Manufaktur AS semakin Dalam pada Juni

Kebutuhan klien akan tetap terpenting, kata mereka, menambahkan, "Memulihkan kepercayaan klien tersebut ialah prioritas nomor satu kami." Penjualan tersebut berarti bahwa Scyne dapat bertanggung jawab untuk mengambil kontrak pemerintah yang baru dan melanjutkan pekerjaan yang mungkin telah diambil dari PwC.

Skandal yang menyebabkan penjualan tersebut terjadi pada 2015, ketika pemerintah Australia memperkenalkan serangkaian aturan baru yang dirancang untuk menghentikan perusahaan asing mengurangi kewajiban pajak mereka dengan mengalihkan keuntungan ke daerah minim pajak.

Baca juga: Pertanian Kakao Meluas, Nestle Perkuat Reboisasi Pantai Gading

Penyelidikan pemerintah awal tahun ini menemukan bahwa staf senior PwC yang diberi pengarahan tentang reformasi berbagi informasi dengan mitra lain sehingga melanggar aturan kerahasiaan. Perusahaan kemudian menggunakan pengetahuannya tentang aturan baru untuk memasarkan secara agresif dirinya ke pelanggan baru, kata penyelidikan itu.

Polisi Australia telah menyelidiki kebocoran tersebut sejak akhir Mei. Komite keuangan parlemen yang kuat bersiap menanyai para eksekutif di serangkaian audiensi publik.

PwC Australia sebelumnya telah mengakui bahwa mereka mengalami pengambilan keputusan yang buruk. Perilaku agresif, lanjutnya, di beberapa bagian bisnis memungkinkan keuntungan ditempatkan di atas tujuan. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat