visitaaponce.com

Astra LandHadirkan Hunian dengan Konsep Green Living di Tangerang

Astra Land Hadirkan Hunian dengan Konsep Green Living di Tangerang
Proyek township Ammaia Ecoforest mengusung konsep desain lanskap eco-green, yang mengutamakan prinsip pelestarian lingkungan hidup.(Ist)

SEBAGAI pengembang dan investor proper A, Astra Land Indonesia (ALI) yang merupakan perusahaan joint venture Astra Property dengan Hong Kong Land terus berkomitmen dalam menghadirkan inisiatif sustainability pada setiap proyek propertinya.

Seperti halnya township Asya di Jakarta Timur, selain mengaplikasikan solar panel system pada klaster Maninjau dan Lake Toba Villa, ALI juga menghadirkan ruang terbuka hijau seluas 6.000 meter persegi yang disebut Linear Park di kawasan pintu masuk Asya.

Inisiatif sustainability juga hadir melalui konsep green living yang diterapkan ALI pada proyek hunian terbaru di wilayah Cikupa, Tangerang, yang diberi nama Ammaia Ecoforest.

Baca juga: Harga Properti Residensial Triwulan II-2023 Meningkat

Proyek township ini mengusung konsep desain lanskap eco-green, yang mengutamakan prinsip pelestarian lingkungan hidup.

Iben Yuzenho Ismarson selaku Founder dari Sebumi (organisasi nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan), mengatakan dewasa ini muncul anggapan bahwa tinggal di daerah urban sama dengan terdiskoneksi dengan alam.

Miliki Ruang Terbuka Hijau

“Namun, anggapan ini keliru apabila kawasan permukiman yang kita tinggali memiliki ruang terbuka hijau (RTH). RTH merupakan bagian dari ruang terbuka (open space) yang memiliki fungsi sebagai tempat ruang interaksi, mengoneksikan kembali manusia kepada alam, sesama dan dirinya sendiri. Jadi peran RTH sangat penAng,” ujar Iben dalam keterangan seperti dikutip, Rabu (16/8).

Baca juga: Jakarta Garden City Boyong Penghargaan dalam Ajang GPA 2023

Karena perannya yang penting, menurut Iben, RTH seharusnya menjadi standar baku di setiap kawasan hunian, dengan menyediakan minimal sekitar 30-40% lahan permukiman untuk RTH.

“Pada sebuah residensial, tidak dapat dipungkiri pasti terjadi interaksi antarpenghuni. RTH berperan menjadi ruang tempat masyarakat dapat bersilaturahmi dan berekreasi," jelasnya.

"Anak-anak bisa mengakses ruang untuk berekspresi, bermain, sehingga tidak terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi atau video game,” kata Iben.

Masyarakat Urban Butuh Pemandangan Asri

Selain itu menurut Iben, masyarakat urban yang selama ini jenuh menatap bangunan yang menjulang tinggi dengan aksen tanaman artifisial, juga akan terobati dengan kehadiran RTH yang mampu memberikan pemandangan yang asri dan menyejukkan mata sehingga pikiran akan kembali jernih dan kreatif.

Baca juga: Klaster Ladera Grand Duta City Tahap Ke-2 Mulai Dipasarkan

Dari sudut pandang lain, psikolog klinis Tara De Thours mengatakan, ketika seseorang tinggal di hunian dengan lingkungan alam yang asri, akan dapat berpengaruh pada tumbuh kembang suatu keluarga dan juga pada pribadi seseorang.

“Ini disebabkan tinggal di dekat alam mampu mengurangi tingkat stres, sehingga kita dapat memiliki kondisi mood dan emosi yang lebih stabil. Hal ini memungkinkan kita untuk memiliki relasi yang lebih positif dengan diri sendiri, serta dapat meningkatkan relasi yang positif dengan orang lain,” jelas Tara.

Lebih lanjut Tara, di antara padatnya aktivitas dan hiruk pikuk suasana perkotaan, mengalami stres menjadi salah satu hal yang cukup rentan dialami masyarakat urban. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui hidup lebih dekat dengan alam.

Menurut Tara, banyak penelitian yang menemukan bahwa meluangkan waktu sejenak dekat dengan alam dapat menurunkan hormon stres kortisol.

Baca juga: Kepemilikan Properti WNA Makin Mudah, Elevee Condominium Sasar Market Ekspatriat

Selain itu, berinteraksi dengan alam akan meningkatkan hormon serotonin yang berfungsi untuk menstabilkan mood dan menimbulkan perasaan “feel good”.

PeneliAan dari The University of Essex, Inggris, menemukan bahwa lima menit berada di alam dapat meningkatkan mood, apalagi bila dilakukan setiap hari.

“Untuk itu kami menghadirkan konsep green living pada Ammaia Ecoforest, sebagai upaya untuk mengakomodasi gaya hidup dan masyarakat urban saat ini, yang membutuhkan hunian yang asri dan nyaman, yang mampu meningkatkan kualitas hidup penghuninya,” kata Project Director Ammaia Ecoforest Tony Soetanto.

Berada di lahan seluas kurang lebih 50 hektare di wilayah Cikupa, township Ammaia Ecoforest saat ini sudah memasuki tahap pembangunan.

ALI berkomitmen untuk memberikan kenyamanan lebih bagi para penghuni melalui Sertifikasi Greenship Neighborhood peringkat Gold dari Green Building Council Indonesia (GBCI) yang telah didapatkan.

Baca juga: Serpong Masih Jadi Incaran Kaum Muda untuk Hunian, Jaya Real Property Kembangkan Serpong Jaya

Suasana yang asri di township hadir melalui ruang terbuka hijau (RTH) sekitar 30% dari luas lahan, di mana para penghuni akan merasa lebih nyaman untuk dapat menikmati waktu yang berkualitas bersama keluarga.

Berbagai fitur green living lainnya dalam pembangunan township Ammaia Ecoforest di antaranya adalah area bermain anak untuk bereksplorasi, area food garden seluas 7.820 meter persegi di mana para penghuni bisa menanam tanaman yang bisa dipanen untuk kemudian dimasak sendiri, memiliki 2,5 km jalur pedestrian/jogging track asri yang tersambung dengan setiap klaster.

Penghuni Ammaia Ecoforest juga dapat beraktivitas dan berinteraksi di taman yang disebut “ecoforest” seluas 5,4 hektare yang mampu menciptakan suasana sejuk dan mengurangi kebisingan.

Selain itu, fitur green living juga diaplikasikan melalui pengelolaan dan koservasi lebih dari 40% air hujan dengan kapasitas retensi air hujan sebesar 11.781m3, serta memiliki sengkedan alami yang dapat membantu regulasi aliran air hujan sehingga tidak menimbulkan banjir. (RO/S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat