visitaaponce.com

Industri Hilir dan Transisi Ekonomi Hijau di Indonesia Jadi Kunci Manfaatkan Peluang

Industri Hilir dan Transisi Ekonomi Hijau di Indonesia Jadi Kunci Manfaatkan Peluang 
Presiden Direktur UOB Hendra Gunawan di UOB Gateway ASEAN Conference 2023, Selasa (11/10) di Jakarta Selatan.(MI/Joan)

MENGOPTIMALKAN pertumbuhan ekonomi dan menghadapi peluang yang ada di Indonesia dapat dicapai dengan fokus pada pengembangan sektor industri hilir dan transisi menuju ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan. Pandangan ini disampaikan dalam UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 yang diadakan di Jakarta, yang juga mengungkapkan keyakinan kuat terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Suasana perdagangan global yang penuh dengan tantangan, ASEAN telah berhasil menunjukkan kinerja yang sangat baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Keadaan makro ekonomi yang stabil dan posisi fiskal yang kuat di kawasan ini adalah hasil dari tata kelola yang baik dan kerja sama yang erat antara negara-negara anggota ASEAN. Hal ini menciptakan peluang bagi ASEAN untuk memposisikan diri sebagai basis produksi utama dalam rantai pasokan global di berbagai industri skala internasional.

Dalam mencapai visi masa depan ini, ASEAN perlu memperkuat bisnis dan arus perdagangan di kawasan ini. Sebagai bagian dari panduan ini, diperkirakan bahwa ekspor tahunan ASEAN akan tumbuh hampir 90%, mencapai angka sekitar US$3,2 triliun pada 2031. 

Baca juga: Perusahaan Pertama Tiongkok Melantai di Bursa Efek Indonesia

Wee Ee Cheong, Deputy Chairman dan CEO UOB, menegaskan UOB bertekad untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi ASEAN dan berkelanjutan. Dengan jaringan luas di pasar-pasar utama ASEAN dan kehadiran yang kuat di Tiongkok Raya, UOB siap untuk memenuhi kebutuhan di kawasan ini.

"UOB memiliki rekam jejak yang terbukti dalam membantu perusahaan memasuki pasar baru di ASEAN, melalui layanan konsultasi serta jaringan lokal yang mapan," ungkap Wee Ee Cheong.

Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Pertama Konferensi UOB ASEAN

UOB menklaim mendukung sekitar 100 perusahaan yang memutuskan untuk berekspansi ke Indonesia dalam dua tahun terakhir. Perusahaan-perusahaan tersebut berkomitmen untuk berinvestasi sekitar US$12 miliar di Indonesia dan berencana menciptakan 15.000 lapangan kerja di negara ini.

Sebagai tuan rumah Keketuaan ASEAN tahun ini, Indonesia diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Pemerintah Indonesia telah secara konsisten melakukan reformasi struktural yang luas untuk menciptakan lingkungan bisnis yang menarik bagi investor asing. Upaya ini mencakup pengembangan aktivitas pemrosesan dalam negeri untuk industri hilir dan transisi ke energi ramah lingkungan dengan tujuan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian.

"Di tengah ketidakpastian global, kami optimis Indonesia akan terus tumbuh seiring dengan melonjaknya investasi asing, terutama di industri logam dasar. Hal ini akan mendorong aktivitas perdagangan dan permintaan dalam negeri," tutur Hendra Gunawan, Presiden Direktur UOB Indonesia

Hendra menekankan bahwa UOB berperan sebagai katalisator dan penggerak antara pemerintah, regulator, investor, dan masyarakat luas untuk menciptakan pertumbuhan bagi Indonesia dan ASEAN. Dengan komitmen jangka panjang dari UOB Group di kawasan, mereka terus membantu bisnis mencapai potensi maksimal dan menghadapi tantangan dengan solusi yang lebih baik.

Dalam rangka mempercepat pertumbuhan, Indonesia juga dihadapkan pada sejumlah tantangan terkait dengan pertumbuhan ekonomi, seperti urbanisasi yang pesat, risiko lingkungan, dan pertumbuhan penduduk. UOB Indonesia mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi sebesar 29% pada 2030 dan mencapai emisi net-zero tahun 2060.

Enrico Tanuwidjaja, Ekonom Senior UOB, mengatakan,"Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan bonus demografi yang paling menjanjikan, Indonesia tetap menjadi pintu gerbang strategis untuk membuka potensi perekonomian di kawasan tersebut." 

Indonesia juga merupakan basis manufaktur alternatif yang kompetitif dan memiliki pasar konsumen domestik yang kuat. Enrico menandai lima bidang utama yang harus direformasi, yaitu transisi energi, industri hilir, optimalisasi infrastruktur, pemanfaatan teknologi, dan pengembangan ibu kota baru. Reformasi ini diharapkan dapat membantu Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, berkelanjutan, dan jangka panjang. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat