Karya Seni Hubungan Manusia dan Alam Raih 13th UOB Painting Of The Year Award
![Karya Seni Hubungan Manusia dan Alam Raih 13th UOB Painting Of The Year Award](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/822dc41c88e87feea7c3df6328b58dec.jpg)
UOB Indonesia menganugerahkan penghargaan 13th UOB Painting of the Year (POY) (Indonesia) award kepada Ni Nyoman Sani atas karyanya yang bertajuk “Tranquility” (Keheningan).
Karya ini merupakan sebuah karya seni abstrak yang terbuat dari akrilik Gesso, lem dan marmer. Dalam menciptakan karya ini, perupa yang berasal dari Bali dan berusia 48 tahun ini mengambil inspirasi dari kearifan lokal dan gaya hidup yang menggambarkan hubungan antara manusia, kebudayaan, dan alam.
Tumbuh dewasa di Sanur, sebuah kawasan pesisir di Bali, Sani mempelajari alam dan karakteristik bahan-bahan alami yang ada di dalamnya.
Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Pertama Konferensi UOB ASEAN
Ibarat puing-puing terumbu karang yang terdampar di pantai dan membentuk pola unik dalam jangka waktu yang lama, Sani meyakini bahwa proses serupa juga terjadi pada manusia karena siklus alami seperti ruang dan waktu membentuk tubuh dan jiwa manusia.
Garisbawahi Tradisi Bali
Sani menyatakan, “Karya seni ini menggarisbawahi tradisi Bali, di mana sebagian besar ritual didasari oleh sistem kalender yang mengikuti siklus alami."
"Sesuai filosofi Bhuana Agung dan Bhuana Alit, kebudayaan Bali mencerminkan adanya kesatuan ritme antara kehidupan manusia dan alam, sehingga membentuk suatu ekosistem yang utuh," jelasnya.
"Bhuana Agung mewakili seluruh alam semesta, sementara Bhuana Alit merujuk pada jiwa individu yang berada di alam semesta ini. Melalui karya seni yang saya hasilkan, saya berharap dapat mengingatkan sesama bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam dapat berdampak pada manusia,” papar Sani.
Baca juga: Tiga Seniman Pati Gelar Pameran Bertiga, Kemaruk
Karya seni Sani membuat panel juri UOB POY terkesan. Adapun panel juri terdiri dari Melati Suryodarmo, ketua juri yang sekaligus seniman pertunjukan; Dr Agung Hujatnika, kurator seni independen dan dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung; dan Heri Pemad, Direktur Kreatif di Sarinah Art District Jakarta yang juga merupakan pendiri Art Jog.
Ketika dimintai komentar terkait karya seni Sani, Melati mengatakan, “Sani menunjukkan kemampuan artistiknya yang kuat dalam membuat lukisan abstrak menyerupai sisa-sisa terumbu karang yang ia temukan di kawasan pesisir Sanur."
"Dengan menyoroti konteks filosofis serta ruang serta pengalaman kehidupan sehari-hari melalui karya seninya, Sani juga telah mengedukasi masyarakat tentang warisan tradisi Bali dan pengaruh alam terhadap psikologi dan budaya spiritualitas,” jelasnya.
Berhak Raih Hadiah Rp250 Juta
Sebagai pemenang utama kompetisi UOB POY (Indonesia) 2023, Sani berhak menerima uang tunai sebesar Rp250 juta.
Baca juga: Belasan Seniman Asia Pasifik Unjuk Karya di Museum Macan
Karya seninya juga akan bersaing dengan karya pemenang dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam dalam UOB Southeast Asian POY Award yang akan diumumkan pada 8 November 2023 di Singapura.
Sani juga berkesempatan untuk berpartisipasi dalam program residensi selama satu bulan di Museum Seni Asia Fukuoka di Jepang.
Hendra Gunawan, Presiden Direktur UOB Indonesia, mengatakan, “Selamat kepada Sani yang telah memenangkan penghargaan UOB POY ke-13 di Indonesia."
"Karya seninya yang mengesankan berhasil mengajak masyarakat untuk mengetahui akar budaya Bali. Kami senang melihat antusiasme tinggi para perupa yang telah berkontribusi terhadap perkembangan dinamis seni rupa di Indonesia selama 13 tahun melalui kompetisi unggulan UOB di Tanah Air,” jelas Hendra.
Baca juga: Grande Experiences Hadirkan Pameran Van Gogh Alive di Mal Taman Anggrek, Jakarta
Pada kategori Emerging Artist, Begok Oner, perupa berusia 25 tahun asal Jawa Tengah, meraih penghargaan 13th UOB Most Promising Artist of the Year (Indonesia) atas lukisan yang berjudul “7°49'03.3”S 110°21 '00.2"E".
Ia terinspirasi dari konsep distorsi ruang di dunia maya. Bentuk kanvas dan penggambaran objek dalam lukisannya menyerupai gambar yang terlihat pada lensa cembung, yakni alat sederhana yang telah digunakan selama berabad-abad untuk memfokuskan dan memperbesar cahaya.
Sebagai metafora, karya seni ini mengacu pada gagasan bahwa kita memang hidup dalam surveillance society dimana setiap aspek kehidupan kita dipantau dan dicatat.
UOB Indonesia akan memamerkan 46 karya finalis kompetisi 13th UOB POY (Indonesia), termasuk diantaranya delapan karya pemenang di Autograph Tower, Jakarta, Level 77. Pameran ini terbuka untuk umum setiap hari mulai tanggal 26 Oktober hingga 5 November 2023 pukul 10 pagi sampai pukul 5 sore. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
Perempuan Punya Peran Penting dalam Pertumbuhan Ekonomi
UOB Umumkan Pemenang Program Lucky Draw
Manggung di Jakarta, Kapan Tanggal Pembelian Tiket Konser Ed Sherran?
Industri Hilir dan Transisi Ekonomi Hijau di Indonesia Jadi Kunci Manfaatkan Peluang
UOB Indonesia Dukung Pemberdayaan Perempuan di Indonesia
Pameran Seni Rupa Metropolitan Melodies Gorta X 2Madison Digelar 18-30 Mei 2024 di 2Madison Gallery Jakarta
Sinergi Seni dan Kecerdasan Buatan, Wajah Baru Kreativitas di Era Digital
Art Jakarta Gardens Suguhkan Karya Seni Patung
Francoise Gilot, Perempuan yang Memanah Hati Picasso Tutup Usia
New York, jadi Pusat Perdagangan Benda Seni Ilegal
Pameran Seni Erlangga Art Awards 2022 Telah Dibuka
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap