visitaaponce.com

Investasi Hilirisai Capai Rp266 T, Bahlil RI Masih Upaya Rangsang Investor

Investasi Hilirisai Capai Rp266 T, Bahlil: RI Masih Upaya Rangsang Investor
Hilirisasi Nikel Bangkitkan Ekonomi Lokal(MI / Lina Herlina)

MENTERI Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menerangkan pemerintah Indonesia masih berupaya menggaet investor untuk menanamkan modal di bidang hilirisasi. Salah satunya dengan pemberian insentif fasilitas perpajakan sebagai pemanis (sweetener) kebijakan.

Menurutnya, pemerintah masih membutuhkan dana yang besar untuk mengejar target investasi hilirisasi 2023-2040 dari delapan sektor prioritas sebesar US$545,3 miliar atau sekitar Rp8.647 triliun (kurs Rp15.857). Hingga Januari-September 2023, capaian investasi hilirisasi Indonesia baru senilai Rp266 triliun.

"Sampai hari ini Indonesia masih memberikan fasilitas pajak tax holiday dan tax allowance. Itu sebagai sweetener untuk merangsang investor bisa masuk menginvestasikan modalnya di Indonesia, khususnya pada sektor hilirisasi," ujar Bahlil di Jakarta, Jumat (20/10).

Baca juga : IMEC 2023 Hadirkan Solusi Tantangan Kompleks Sektor Energi

Perusahaan smelter nikel dengan penanaman modal minimum Rp 30 triliun dapat bebas pajak keuntungan badan karena menikmati tax holiday selama 20 tahun. 

Baca juga : Industri Hilir dan Transisi Ekonomi Hijau di Indonesia Jadi Kunci Manfaatkan Peluang 

Insentif tax holiday diperuntukkan bagi industri pionir dan fokus pada hilirisasi industri. Sementara, pemberian fasilitas perpajakan tax allowance berupa pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah nilai penanaman modal untuk enam tahun

"Namun tidak semua sektor kita beri tax holiday. Contoh pabrik smelter produk olahan nickel pig iron (NPI), dulunya kan masuk sebagai industri pionir. Tapi, sekarang tidak lagi menjadi industri pionir. Makanya, itu tidak lagi kita berikan tax holiday," kata Bahlil.

Selain itu, Menteri Investasi menambahkan, kebijakan pemanis tersebut tidak terpengaruh dengan implementasi pajak minimum global (global minimum tax/GMT) sebesar 15%. GMT disebut akan menghambat program hilirisasi karena memaksa negara-negara berkembang untuk kirim bahan baku ke negara-negara maju.

"Strateginya kita tetap pertahankan pemberian insentif. Kita tidak terpengaruh GMT. Karena itu sweetener negara harus dikasih. GMT itu kan bagi negara-negara yang sudah maju, tapi tidak punya bahan baku namun punya kapital yang besar," pungkasnya.

Adapun rincian realisasi hilirisasi Rp266 triliun berasal dari sektor mineral dengan investasi smelter nikel, tembaga dan bauksit sebesar Rp151,7 triliun. Lalu, sektor pertanian dengan Rp39,5 triliun, hilirisasi sektor kehutanan menyumbang Rp34,8 triliun, sektor minyak dan gas sebesar Rp31,6 triliun dan hilirisasi ekosistem kendaraan listrik mencapai Rp8,4 triliun. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat