Nestle Indonesia PHK 126 Karyawan, Setelah Ramai Diboikot
![Nestle Indonesia PHK 126 Karyawan, Setelah Ramai Diboikot](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/96b119247f18033526bf1efae9c31f0e.jpg)
PT Nestlé Indonesia buka suara terkait keputusan perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 126 karyawan pabrik di Kejayan, Jawa Timur.
Muncul dugaan PHK ini terjadi setelah ramai aksi boikot produk yang berafiliasi mendukung Israel karena genosida di Palestina.
Namun, dalam pernyataannya manajemen PT Nestlé Indonesia menjelaskan opsi PHK ditempuh karena saat ini perusahaan harus mengambil keputusan penyesuaian bisnis, agar dapat menjadi lebih tangkas dan efisien. Dengan begitu, manajemen berharap bisa meraih peluang bertumbuh dalam jangka waktu panjang ke depannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen juga mengatakan telah menghadapi berbagai tantangan signifikan di pasar yang berdampak pada volume produksi pabrik kami di berbagai kategori produk.
Baca juga : Laba Unilever Indonesia Anjlok 10,51% Setelah Aksi Boikot Israel
"Untuk menghadapi dinamika tersebut, kami telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan dan tuntutan pasar, serta mendesain kembali organisasi kami untuk menjawab perubahan dengan lebih efektif sembari tetap berpegang pada komitmen kami untuk menjaga kelangsungan bisnis dan keberlanjutan operasional," jelas manajemen dalam siaran pers, Rabu, 15 November 2023.
Nestle tinjau keputusan PHK
Dengan kondisi itu, lanjut manajemen, PT Nestlé Indonesia telah meninjau dan mempertimbangkan seluruh pilihan yang ada sebelum pada akhirnya mengambil keputusan akhir yang sangat berat ini.
"Dalam situasi dan kondisi saat ini, dengan sangat menyesal, beberapa peran karyawan akan terdampak sebagai hasil dari perubahan ini, di salah satu pabrik kami, Kejayan, dikarenakannya sudah tidak adanya peran di dalam transformasi bisnis ini," kata manajemen.
Dalam menjalankan keputusan itu, manajemen Nestlé Indonesia terus berkomitmen untuk memperlakukan karyawan dengan adil dan hormat, serta sepenuhnya mematuhi semua hukum dan kebijakan yang berlaku.
"Perusahaan akan melakukan yang terbaik kepada karyawan yang terdampak serta memastikan tidak ada gangguan dalam pelayanannya terhadap konsumen dan mitra bisnis kami di Indonesia," jelas manajemen, tanpa menyinggung soal boikot produk pendukung Israel yang ramai dilakukan masyarakat saat ini.
Pabrik Nestle di Kejayan mengolah susu
Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang terdepan dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di Vevey, Swiss. PT Nestlé Indonesia yang berdiri bulan Maret 1971 adalah perusahaan tertutup, dengan komposisi kepemilikan saham mayoritas (lebih dari 90%) oleh Nestlé S.A.
Baca juga : Aksi Massa Dukung MUI Kuatkan Fatwa Boikot Produk Israel
Nestlé Indonesia didirikan pada 1971 dan memperkerjakan sekitar 3.200 karyawan. Selain pabrik baru yang akan di bangun di Jawa Tengah, tiga pabrik di Panjang (Lampung), Karawang (Jawa Barat) dan Kejayan (East Java) memproduksi produk susu, makanan dan minuman dengan merek terkenal seperti DANCOW (susu bubuk), MILO (minuman chocolate malt), NESCAFÉ (kopi instant), Nestlé CERELAC (bubur bayi), KITKAT (wafer chocolate), BEAR BRAND (susu steril), MILKMAID dan CARNATION (susu kental manis), dan minuman siap saji.
Pabrik Kejayan di Jawa Timur untuk mengolah produk susu seperti DANCOW dan BEAR BRAND, Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan NESCAFÉ, serta Pabrik Karawang di Jawa Barat untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan CERELAC.
Nestlé SA didirikan lebih dari 140 tahun lalu oleh Henri Nestlé, seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Baca juga : MUI Didesak Beri Penegasan Fatwa Boikot Produk Pro-Israel
Saat ini, Nestle menguasai 53,8% saham dari sejumlah produsen makanan Israel terkemuka, Osem. Nestle juga diketahui memiliki beberapa pabrik di Israel. Namun, pada pertengahan Oktober 2023 lalu Nestle mengumumkan menutup sementara pabrik di Israel. Chief Executive Nestle Mark Schneider, mengatakan perusahaan mengambil kebijakan menutup pabrik karena pertimbangan keamanan. (Medcom.id/Reuters/Z-4)
Baca juga : YKMI Desak Capres Jaga Komitmen Boikot Produk Afiliasi Israel
Terkini Lainnya
Nestle tinjau keputusan PHK
Pabrik Nestle di Kejayan mengolah susu
Dua Orang Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Blitar
Pembunuhan Berencana Februari Diungkap, Perempuan Campur Seblak dengan Racun Tikus
Pilkada Jawa Timur, Sandiaga Akui Komunikasi Informal dengan NasDem
Terobos Perlintasan Jalur Ganda, Pengendara Sepeda Motor Tewas Tertabrak KA Sancaka
Pemburu Ikan Kaget Temukan Buaya di Sungai Trenggalek
Warga Desa Megale Bojonegoro Dapat Bantuan Akses Air Bersih
API Jateng Beri Sinyal Kebangkrutan Industri Tekstil dan PHK Massal
Presiden Kumpulkan Menteri di Istana Bahas Solusi PHK Massal
Apindo Sebut PHK di Industri TPT Belum Berakhir
Kemenperin Dalami PHK Massal di Sritex
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Tanggapi PHK di Sritex
Gobel: Badai PHK Akibat Hati tak Hadir
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap