visitaaponce.com

Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga Utama ke 16

Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga Utama ke 16%
Pemandangan kantor pusat Bank Sentral Rusia di pusat kota Moskow pada tanggal 28 Februari 2022.(AFP/Natalya Kolesnikova.)

BANK sentral Rusia pada Jumat (15/12) menaikkan suku bunga utama menjadi 16%. Ini merupakan mengumumkan penaikan kelima sejak musim panas dalam upaya melawan percepatan inflasi.

Bank sentral telah bergulat dengan dampak ekonomi dari serangan di Ukraina yang mencakup sanksi Barat, lonjakan belanja militer pemerintah, dan pemanggilan ratusan ribu personel. 

"Tekanan inflasi saat ini masih tinggi. Inflasi tahunan pada 2023 diperkirakan mendekati batas atas kisaran perkiraan 7,0%-7,5%," kata Bank of Russia dalam pernyataan yang menjelaskan keputusannya.

Baca juga: Inflasi AS Turun Tipis pada November, Tekanan masih Ada

Suku bunga yang lebih tinggi dirancang untuk melemahkan permintaan dengan menjadikannya lebih mahal untuk meminjam uang dan mendorong konsumen serta dunia usaha untuk menabung, bukan membelanjakannya.

Para analis memperkirakan penaikan tersebut karena bank sentral berulang kali menyatakan prioritasnya untuk memerangi inflasi yang meningkat menjadi 7,5% pada November. Bank Dunia mengatakan pihaknya mengantisipasi kondisi moneter yang ketat akan dipertahankan dalam perekonomian untuk jangka waktu yang lama.

Baca juga: Inflasi Brasil kembali Melambat pada November

Nilai tukar dipandang sebagai barometer utama kesehatan ekonomi Rusia oleh para politisi, dunia usaha, dan masyarakat. Kepala bank sentral Elvira Nabiullina mengatakan bahwa perekonomian Moskow bekerja hampir pada kapasitas penuh dan memperingatkan risiko panas berlebihan.

"Pinjaman bisnis menunjukkan tanda-tanda awal perlambatan, tetapi masih tumbuh dengan kecepatan tinggi," ujarnya. Ini seiring upaya bank tersebut untuk membatasi beban subsidi yang diyakini mendorong inflasi.

Keputusan menaikkan suku bunga terjadi seminggu setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan rencana untuk mencalonkan diri dalam pemilu yang dikontrol ketat pada 2024 untuk tetap menjabat di Kremlin setidaknya hingga 2030. Pada konferensi pers akhir tahunnya, Kamis, Putin memuji tingkat pengangguran sebesar 2,9% sebagai angka terendah sepanjang masa dan indikator yang sangat baik mengenai keadaan perekonomian.

Namun para analis mengatakan rendahnya tingkat lapangan kerja bukanlah pertanda baik, melainkan menunjukkan kurangnya rekrutmen, sehingga berbagai sektor kesulitan untuk mengisi posisi-posisi tersebut. Mobilisasi ratusan ribu laki-laki membuat mereka keluar dari pasar kerja sekaligus mendorong banyak masyarakat yang paling berpendidikan meninggalkan negara tersebut.

Kurangnya tenaga kerja meningkatkan upah, karena pemberi kerja terpaksa menawarkan gaji yang lebih menarik untuk merekrut pekerja. Meskipun hal ini telah menciptakan siklus penaikan upah dan harga, peningkatan pesat dalam belanja militer telah mendorong pemerintah mengalami defisit. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat