visitaaponce.com

Ini Skenario Dampak Pemilu 2 Putaran Terhadap IHSG dan Tantangan Pertumbuhan Ekonomi 2024

Ini Skenario Dampak Pemilu 2 Putaran Terhadap IHSG dan Tantangan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Layar informasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.(Dok. MI/Adam Dwi)

HEAD of Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy, mengatakan jika Pemilu 2024 berlangsung dua putaran, ketidakpastian akan membuat dana asing keluar dari pasar saham. Hal ini pernah terjadi pada tahun 2004. Dalam kurun waktu antara dua bulan setelah hasil pemilu putaran pertama ditetapkan di tahun 2004, IHSG tercatat turun hingga 18%.

Namun, keadaan berbalik sejak pemilu putaran kedua dilaksanakan pada 20 September 2004, IHSG berhasil mencatatkan rally sebesar 22%.

“Jika skenario dua putaran terjadi lagi pada pemilu 2024, kami perkirakan tekanan jual akan terjadi di pasar saham dan menekan IHSG hingga di bawah level 7,000. Namun, ini hanya akan berlangsung hingga Mei. Lalu pasar saham akan berbalik arah menjelang dilaksanakannya Pemilu putaran kedua pada 26 Juni 2024," kata Isfhan Selasa, (6/2).

Baca juga : IHSG Berpeluang Menguat seiring Ekonomi RI Tumbuh di Atas 5 Persen

Isfhan mengatakan hal itu akan sangat didukung jika elektabilitas salah satu capres unggul jauh, sehingga indikasi pemenang pemilu sudah dapat tergambarkan. Jika ini terjadi dan pemenang pemilu sesuai ekspektasi pasar maka IHSG akan mampu tutup tahun di level 7.800.

Sebaliknya jika Pemilu satu putaran, Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG akan terus menanjak dan bisa menutup tahun di atas 8.150.

"Secara valuasi, estimasi price earnings (P/E) untuk IHSG jika pemilu dilaksanakan 1 putaran adalah 16x, sedangkan untuk 2 putaran adalah 15,3x," kata Ishfan.

Baca juga : IHSG Berpeluang Menguat Seiring Rilis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sektor-sektor yang biasanya mempunyai performa cukup baik setelah pemilu antara lain, industrial estate dan juga infrastruktur, dalam hal ini kami menyukai emiten-emiten semen. Perhatian terhadap sektor kesehatan juga akan memberi outlook lebih cerah kepada operator rumah sakit.

"Sementara sektor-sektor utama penggerak IHSG pasca pemilu masih akan datang dari perbankan dan juga telekomunikasi," kata Ishfan.

Pertumbuhan PDB

Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia naik 5,04% YoY pada kuartal IV-2023, sejalan dengan estimasi konsensus 5% dalam survei Bloomberg dan lebih tinggi dari pertumbuhan 4,94% yang tercatat pada kuartal III-2023.

Baca juga : Bank Indonesia: Pelemahan Rupiah karena Faktor Eksternal

Ini membawa pertumbuhan PDB tahun penuh menjadi 5,05%, sejalan dengan estimasi konsensus 5,03%, tetapi jauh di bawah target pemerintah sebesar 5,3% untuk 2023.

Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy menuturkan PDB sesuai dengan ekspektasi pihaknya. Secara komponen, semua item dalam PDB memenuhi ekspektasi analis sebesar 100% dari proyeksi full-year mereka, kecuali ekspor-impor yang melebihi estimasi mereka sebesar 2% dari proyeksi full-year.

Pertumbuhan PDB didorong oleh ekspor dan investasi. Sedangkan konsumsi tetap lesu karena kampanye beralih ke media sosial.

Baca juga : IHSG Berpeluang Menguat Jelang Rilis Suku Bunga The Fed

"Konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari setengah dari PDB hanya naik 4,47% pada kuartal IV-2023, laju terendah dalam hampir dua tahun dengan masyarakat kelas menengah atas mengalihkan pengeluaran dari dari sektor konsumtif ke produktif," kata Ishfan, Selasa (6/2).

Investasi, yang merupakan kontributor terbesar kedua terhadap pertumbuhan PDB, naik 5,02% pada kuartal IV-2023, sedikit lebih rendah dari pertumbuhan 5,8% pada kuartal III-2023.

Ekspor tercatat ekspansi sebesar 1,6% pada kuartal IV-2023, setelah dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi. Belanja pemerintah naik 2,8%, membalikkan kontraksi pada kuartal III-2023.

Baca juga : IHSG Tertekan Seiring Memanasnya Tensi Pemilu

"Melihat ke depan, kami memperkirakan konsumsi rumah tangga akan terus melambat, bersama dengan ekspektasi pendapatan ekspor yang lebih rendah tahun 2024. Sehingga kami merevisi perkiraan pertumbuhan PDB kami menjadi 4,9% untuk setahun penuh 2024 dari sebelumnya 5%," kata Ishfan.

Menurut Ishfan pendorong utama laju pertumbuhan ekonomi 2024 akan datang dari investasi yang diperkirakan akan tumbuh mendekati 6%, juga ada sedikit harapan membaiknya konsumsi rumah tangga mendekati 5%.

Ini akan menjadi faktor penyeimbang di tengah perkiraan melemahnya faktor eksternal yang ditandai menipisnya surplus neraca perdagangan. Laju pertumbuhan PDB 2024 akan lebih rendah dari pencapaian sepanjang tahun 2023, dimana ekonomi Indonesia tumbuh 5,05%.

Baca juga : The Fed Belum Akan Turunkan Suku Bunga, BI Rate Diperkirakan Bertahan di 6 Persen

Pertumbuhan PDB di tahun 2023 sudah melambat jauh dari 5,3% pada 2022 karena pertumbuhan ekspor yang lebih lemah, hanya naik 1,3% tahun lalu, turun tajam dari 16,2% pada 2022.

Sementara, konsumsi rumah tangga naik 4,47% tahun 2023 dibandingkan dengan 4,94% pada 2022. Harga komoditas turun tahun 2023 setelah melonjak pada 2022, menyebabkan komoditas ekspor utama, seperti batubara, kelapa sawit, dan nikel, memiliki nilai yang lebih rendah.

“Untuk full year 2024, kami memperkirakan kontribusi saldo eksternal negatif terhadap PDB, karena prospek neraca perdagangan tampak lebih suram tahun ini," kata Ishfan.

Baca juga : IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat Terbatas

Ekonomi global yang lemah juga dapat membuat pengiriman ekspor tetap lesu. Selain itu resiko terhadap ekonomi tetap ada karena inflasi pangan meningkat pada Januari.

Nilai tukar rupiah yang berfluktuasi juga mungkin membuat Bank Indonesia berhati-hati untuk melakukan pemotongan suku bunga di semester I-2024, dengan probabilitas pemangkasan suku bunga lebih tinggi pada semester II-2024.

"Secara overall kami perkirakan pertumbuhan PDB sebesar 4,9% di tahun penuh 2024, ditopang pertumbuhan 'Domestic Demand' sebesar 5%, namun akan tergerus kontribusi negatif dari faktor 'external balance' yang membuat pertumbuhan PDB secara overall sedikit lebih rendah," kata Ishfan.

Baca juga : IHSG Naik Ikuti Penguatan Bursa Kawasan Asia dan Global

Pasar saham mungkin akan merespon pelemahan PDB hanya dalam jangka pendek, karena pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan lebih berpengaruh pada sentimen Pemilu.

Community Lead PT Indo Premier Sekuritas Angga Septianus berpendapat ketidakpastian hasil pemilu dan potensi pengunduran Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan akan menghambat aliran dana asing.

"Sentimen global dari Amerika untuk diperhatikan minggu ini yakni PMI jasa yang diekspektasikan naik dan neraca dagang yang relatif stabil," kata Angga.

(Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat