visitaaponce.com

Revitalisasi Layanan Farmasi Klinik di Era Pandemi Covid-19

Revitalisasi Layanan Farmasi Klinik di Era Pandemi Covid-19
Apoteker memperlihatkan salah satu obat COVID-19 di salah satu apotek di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (25/7/2021).(ANTARA/ADWIT B PRAMONO)

DIREKTUR Pelayanan Kefarmasian Kemenkes RI Dita Novianti, mengatakan intinya pemanfaatan teknologi sangat bermanfaat terutama dalam era pandemi covid-19 sehingga dalam berbagai hal dapat dilaksanakan sebagai pilihan memberikan pelayanan kefarmasian dengan tetap menjamin dan mengutamakan keselamatan pasien.

"Pelayanan kefarmasian harus kita laksanakan dimanapun bagaimanapun caranya karena itu merupakan bagian dari pelayanan kesehatan dan menjadi hak pasien, kemudian apoteker akan terus berperan serta dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk terus mendukung pelaksanaan transformasi layanan kesehatan ke depannya," kata Dita dalam webinar secara daring Minggu (14/11).

Apalagi pentingnya implementasi menyeluruh pelayanan kefarmasian sesuai standar sebagai bukti nyata peran kefarmasian dalam sistem kesehatan.

Baca jugaMedia Indonesia dan Unand Gelar Pelatihan Jurnalistik Tingkatkan Literasi Mahasiswa

"Insya Allah besar harapan dan keyakinan saya bahwa apabila kita bisa menjalankan pelayanan informasi baik secara manajemen farmasi maupun farmasi klinisnya maka insya Allah pelayanan kesehatan akan jauh lebih baik, apabila kita memberikan pelayanan kefarmasian dengan baik Insya Allah fungsi kita sebagai apoteker akan lebih nyata dan dihargai," terangnya.

Dia menambahkan pelayanan kefarmasian merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang tidak bisa dipisahkan bersama pelayanan yang lainnya. Di mana memiliki kontribusi yang tidak dapat dilupakan terlebih Kementerian Kesehatan sesuai dengan visi misi presiden sedang melaksanakan transformasi sistem kesehatan.

"Transformasi sistem kesehatan ini dilaksanakan melalui 5 pilar RPJMN dan 6 pilar transformasi. 6 pilar yang sedang kita upayakan untuk transformasi pasti ada perubahan namub kita berharap semua akan baik terkait dengan transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahan kesehatan, transformasi sistem Pembiayaan Kesehatan, transformasi STM, transformasi teknologi kesehatan," sebutnya

Menurutnya, dari 6 pilar transformasi sedang diupayakan maka pelayanan kefarmasian yang berperan penting dalam setiap pilar yang ada. Seperti dalam layanan primer pasti akan ada pelayanan kefarmasian. Begitu juga dalam transformasi layanan rujukan pasti ada pelayanan kefarmasian .

Baca juga: Izin Konsesi Sawit di Wilayah Papua Dikeluarkan Era Menteri MS Kaban

"Dalam sistem letahanan kesehatan, ada kemandirian untuk obat dan alat kesehatan, dalam sistem kesehatan juga tidak kalah pentingnya, transformasi SDM, dan terakhir dalam transformasi teknologi kesehatan. Jadi kalau melihat pilar transformasi ini maka pelayanan kefarmasian merupakan satu hal yang akan sangat eksis di dalamnya," ujarnya.

Oleh karena sudah seharusnya menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak bagaimana untuk berperan dalam agar kedepan pelayanan kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat menjadi lebih baik.

Terkait tantangan digital, dia berharap semua pihak kefarmasian harus memanfaatkan sistem informasi dan teknologi. Apalagi banyak inovasi-inovasi yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan informasi dan teknologi.

"Sebetulnya pemanfaatan informasi dan teknologi ini sudah kita mulai dari jauh-jauh hari, namun saya rasa kondisi pandemi yang sudah ada juga menjadi satu dorongan yang luar biasa sehingga kita bergerak lebih cepat untuk memanfaatkan informasi dan teknologi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik," tuturnya.

Dia memastikan bahwa teknologi digital sangat bermanfaat dalam berbagai hal, dalam diagnosa, diagnosis, manajemen, predikai, dan prevensi. Tentunya semua nisa dimanfaatkan dan dikawal dengan menggunakan teknologi.

"Pelayanan kefarmasian dalam kondisi apapun harus tetap diberikan karena kefarmasian adalah bagian dari pelayanan kesehatan," lanjutnya.

Dalam era pandemi covid-19, banyak sekali tugas dan tanggung jawab dari kefarmasian. Seperti memenuhi kebutuhan obat dan vaksin dalam penanganan covid-19, meningkat aksesibilitas sediaan farmasi, alat kesehatan dan PKRT yang dibutuhkan dalam penanganan covid-19.

"Mendorong pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pelayanan kefarmasian, meningkatkan edukasi masyarakat, kwndali mutu dan biaya kesehatan, serta upaya kemandirian," ujarnya.

Baca jugaBanjir Dompu Merendam 518 Rumah di 2 Kecamatan Kini Sudah Surut

Sementara itu, Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya Joni Wahyuhadi menyampaikan bahwa 4 tantangan pelayanan rumah sakit di Indonesia, yakni pertama tuntutan untuk memberikan layanan yang bersifat berfokus pada pasien atau patient centre care, kedua Di era keterbukaan komunikasi dan lain-lain itu sesuatu yang tidak bisa dihindari maka pelayanan dari luar negeri, baik investor, dokter dan sebagainya pasti berkeinginan untuk masuk ke Indonesia atau borderless supply.

"Satu tantangan yang luar biasa yang harus kita kerjakan sama-sama, pelayanan itu kalau dulu kan sebagai objek dan sekarang tidak bisa jadi harus sebagai subjek. Apalagi Indonesia itu marketnya luar biasa," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa tidak ada satupun negara yang maju sistem kesehatan karena negara lain. Oleh karena itu, pemerintah harus optimal membina sistem, dan pemenuhan-pemenuhan juga harus dibina sendiri.

"Luar negeri itu penting sebagai pembelajaran, tentor dan brandsmart bukan karena dari luar negeri masuk ke Indonesia kemudian memajukan, ini harus kita hati-hati dan sistem pembiayaa yang menganut INa CGB's ini merubah pembayaran sistem lama," sebutnya

Dia tak memungkiri bahwa penting untuk sarana kesehatan melakukan efektivitas dan efisiensi di semua bidang, karena prospektif payment dengan INa CGB's jika tidak hati-hati maka akan terjadi gangguan.

"Oleh karena itu tuntutan untuk cost effectiveness adalah suatu keniscayaan, bagaimana kita bisa memberikan layanan cost effectiveness sesuatu yang harus kita capai," tuturnya.

Koordinator S2 Farmasi klinik FFUA dan Praktisi Farmasi Klinis RSUA Prof Budi Suprapti menambahkan pihaknya harus mengembangkan suatu proses pendidikan yang diharapkan bahwa lulusan dari pendidikan tinggi farmasi macth dengan kebutuhan di lapangan.

"Bagaimana kebutuhan SDM yang diinginkan untuk pemenuhan sehingga bisa berjalan dengan baik," sebutnya.

Menurutnya, pelayanan kefarmasian akan melakukan asuhan kepada pasien untuk mengoptimalkan penggunaan obat, promosi kesehatan bahkan kesejahteraan, dan juga untuk pencegahan penyakit.

"Jadi di sini kita apoteker diminta untuk melakukan asuhan kepada pasien dengan menggunakan tentunya adalah pengetahuan tentang terapi, pengalaman kemudian juga pengambilan keputusan yang tujuannya adalah untuk mengoptimalkan outcome terapi pada pasien," pungkasnya. (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat