Pengujian Konvensional Bisa Hindari Penggunaan Chat-GPT
![Pengujian Konvensional Bisa Hindari Penggunaan Chat-GPT](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/0339c726ab903eecee541c11877c2a7c.jpg)
SEJAK infiltrasi Chat-GPT, sebuah chatbot berbasis AI (artificial intelligent) di dunia pendidikan tinggi, mengerjakan tugas kuliah bukan hal yang sulit lagi bagi mahasiswa. Hal itu disebabkan Chat-GPT dapat melakukan komunikasi tertulis yang interaktif dengan manusia dan menghasilkan respons jawaban yang sangat human karena mudah dipahami.
Menanggapi itu, Ketua Forum Rektor Indonesia Mohammad Nasih mengungkapkan, agar tidak terjerembab dalam kemajuan teknologi yang membuat dosen dan mahasiswa berpikir instan, cara ujian konvensional harus tetap diterapkan. Hal itu dilakukan untuk menguji pemahaman dan pengetahuan mahasiswa terhadap pembelajarannya selama ini.
"Cara konvensional saat ujian yakni dengan paper based tetap dapat diandalkan. Bisa dideteksi melalui verifikasi langsung atau ujian tatap muka dan studi kasus," kata Nasih saat dihubungi, Minggu (26/3).
Baca juga: Perlu Sistem Baru untuk Membedakan Karya chatGPT atau Orisinal
Dengan melakukan verifikasi, dosen juga bisa mengetahui jawaban yang dituangkan mahasiswa dalam ujian merupakan hasil buah pikirnya sendiri.
Seperti diketahui, Chat-GPT ialah sebuah model bahasa besar yang dikembangkan dan dilatih Open-AI.
Chat-GPT dapat membantu manusia untuk mengerjakan berbagai tugas, seperti menjawab pertanyaan dan menulis teks. Hal itu dapat terjadi karena Chat-GPT mampu mengolah informasi dari input teks yang dituliskan seseorang kemudian informasi tersebut diolah sehingga menghasilkan jawaban terbaik yang berasal dari model Chat-GPT.
Baca juga: Kehadiran ChatGPT Disebut akan Ciptakan Siswa yang Tak Jujur
Nasih menilai, penggunaan Chat-GPT sah-sah saja. Namun demikian, hal itu harus dibarengi dengan analisis yang dilakukan oleh mahasiswa.
"Dosen perlu mengajak mahasiswa menganalisis jawaban atas soal-soal yang diajukan melalui Chat-GPT," imbuh dia.
Di sisi lain, untuk menghindari dosen mengambil jalan pintas untuk melakukan penelitian menggunakan chat GPT, perlu dilakuakan evaluasi secara berkala.
"Meningkatkan kreativitas dosen dalam mengembangkan metode pembelajaran serta penyusunan bahan evaluasi juga merupakan satu keharusan," pungkas dia. (Z-1)
Terkini Lainnya
Pemerintah Diminta Adil dalam Mendukung Perguruan Tinggi
Indonesia-Prancis Perkuat Kolaborasi di Bidang Pendidikan Tinggi
Mahasiswa Gunakan Pinjol untuk Biaya Kuliah, Muhadjir: Kampus Bisa Bantu Subsidi Bunga
Pemerintah tak Merevisi Permendikbud 2/2024, Sebut Perguruan Tinggi Tax Spender
Rektor Universitas Airlangga Sebut Mencari Dana Tidak Termasuk dalam Misi Perguruan Tinggi
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
Elon Musk Ancam tidak Gunakan Perangkat Apple di Perusahaannya
7 Tips dan Trik untuk Merancang Permintaan Efektif saat Menggunakan Teknologi AI
10 Aplikasi AI Terlaris di Tanah Air, Chat GPT Paling Unggul
Ekspansi di Asia, OpenAI Buka Kantor di Jepang
OpenAI Rilis GPT-4, Chat GPT jadi Makin Cerdas
Siapa Bisa Menyusul Chat GPT
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap