visitaaponce.com

Ini Macam-Macam Rumah Adat Papua

Ini Macam-Macam Rumah Adat Papua
Warga berdiri di depan rumah adat Jew di Kampung Ewer, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan(ANTARA/Aditya Pradana Putra)

PAPUA merupakan wilayah bagian paling Timur Indonesia yang terkenal akan keindahan alam dan memiliki keunikan pada pakaian adat, yakni koteka atau holim, serta pada rumah adat asli. Mungkin rumah adat Papua yang diketahui oleh kita adalah rumah honai. Namun, ternyata masih terdapat beberapa rumah adat lainnya yang perlu kita ketahui. 

Nah, bagi kamu yang penasaran apa saja rumah adat yang terdapat pada wilayah bagian paling Timur, Papua ini? Simak penjelasan sebagai berikut:

Macam-macam rumah adat Papua

1. Rumah Honai

Baca juga : Cara Melestarikan Budaya Bangsa Indonesia

Rumah adat Papua yang sering muncul pada saat masih sekolah adalah rumah Honai yang dihuni Suku Dani. Rumah ini membentuk lingkaran yang terbuat dari kayu-kayu kuat dan tersusun sejajar. Rumah Honai hanya terdapat satu pintu tanpa jendela dengan ketinggian 2,5 meter serta lebar 5 meter.

Atapnya terbuat dari tumpukan daun sagu, jerami, dan ilalang dengan membentuk kerucut tumpul yang bertujuan membuat rumah tetap hangat dan mencegah air hujan langsung turun masuk ke rumah.

Baca juga : Potret Generasi Terakhir Perempuan Bertato di Myanmar

Nama Honai memiliki arti khusus, 'Hun' yang berarti laki-laki dan 'ai' berarti rumah. Jadi, dapat diartikan bahwa rumah ini khusus untuk laki-laki yang sudah dewasa. 

Rumah ini hanya memuat 5-6 orang, biasanya Honai berada di pegunungan papua yang berhawa dingin. Untuk menangkal hawa dingin karena berada di daerah pegunungan, maka semakin semakin sempit dan banyak penghuni di dalam rumah akan semakin bagus.

2. Rumah Kariwari

Baca juga : FTUI Luncurkan Film Dokumenter Rumah Adat Ngadha NTT

Rumah ini dihuni Suku Tobati-Enggros. Rumah adat ini memiliki bentuk atap segi delapan yang bertingkat dan dipercaya menjaga rumah dari cuaca dingin terutama angin kencang. 

Lantai pertama  sebagai tempat untuk melatih para remaja laki-laki untuk siap menjadi dewasa, bertanggung jawab, terampil, dan kuat.

Baca juga : 10 Rumah Adat Jawa Barat dan Keunikannya

Lantai kedua sebagai tempat pertemua kepala adat untuk membicarakan hal penting, sedangkan lantai ketiga dikhususkan untuk sembahyang kepada Tuhan dan leluhur. Rumah adat ini terbuat dari kayu besi, daun sagu, bambu, dan pohon lainnya.

3. Rumah Jew

Baca juga : Anies akan Bangun Rumah Kebudayaan Indonesia di Seluruh Dunia

Rumah yang memiliki ukuran dengan panjan 15 meter dan lebar 10 meter dihuni oleh Suku Asmat. Rumah adat ini memanfaatkan akar-akar rotan pilihan sebagai pondasi rumah.

Rumah adat Jew disebut sebagai rumah bujang, karena hanya boleh ditempati laki-laki yang belum menikah dan anak laki-laki yang berumur di bawah 10 tahun. Perempuan tidak boleh masuk ke dalam.

Para bujang menjadikan rumah adat ini untuk belajar dari senior yang sudah menikah, biasanya mereka melatih keterampilan dan pendidikan, seperti menari dan memainkan musik. 

Baca juga : Alam Ganjar Sambangi Rumah Duka Upacara Adat Kematian Warga di Toraja

Rumah Jew juga dijadikan sebagai tempat musyawarah tentang kehidupan warga suku asmat, upacara adat, perselisihan, dan lain sebagainya.

4. Rumah Ebei

Baca juga : Pukau Tarian Nusantara dalam Gugur Gunung Tri Kala

Rumah ini hanya dihuni oleh perempuan Suku Dani kebalikan dari rumah hanoi, anak laki-laki kecil dapat tinggal di rumah ini hingga mereka menjadi dewasa dan siap pindah ke rumah Hanoi.

Ebei berarti tubuh perempuan yang mempunyai filosofi sebagai tubuh kehidupan bagi semua orang sebelum lahir ke dunia. Oleh karena itu, rumah ini dijadikan tempat belajar untuk menjadi istri dan ibu yang baik bagi perempuan yang beranjak dewasa dan siap menikah. 

Para perempuan yang beranjak dewasa akan belajar menjahit, memasak, membuat kerajinan tangan, dan lainnya.

Baca juga : Basboi Angkat Budaya Indonesia Melalui Musik

5. Rumah Hunila

Rumah Suku Dani yang lain adalah Hunila. Rumah ini memiliki bentuk panjang dan lebih luas daripada rumah adat lainnya serta digunakan untuk menyimpan berbagai peralatan masak dan bahan makanan.

Baca juga : Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu

Rumah Hunila ini dijadikan sebagai dapur umum untuk beberapa rumah Honai dan Ebei guna melakukan produksi makanan ke seluruh rumah. 

Sagu dan ubi menjadi bahan makanan yang sering digunakan oleh masyarakat Papua Suku Dani, ketika makanan sudah matang mereka mengantarkan kepada keluarga masing-masing dan pilamo (laki-laki dewasa).

6. Rumah Wamai

Baca juga : Literasi Keagamaan Lintas Budaya Fokus Edukasi Bahaya Intoleransi

Suku Dani memang tidak ada habisnya untuk dibahas, berikutnya terdapat Rumah Wamai. Rumah Wamai digunakan untuk hewan ternak, seperti ayam, kambing, babi, dan anjing. 

Rumah Wamai ini juga lebih fleksibel dalam segi bentuknya, mulai dari lingkaran atau persegi panjang, hal ini lebih fleksibel karena menyesuaikan dengan jumlah hewan yang akan masuk ke dalamnya.

Baca juga : Anugerah Kebudayaan Indonesia 2023, Penghargaan untuk Para Perawat Harmoni

7. Rumah Rumsram 

Rumah adat ini berlokasi di pantai Utara Papua milik Suku Biak Numfor. Rumah Rumsram ini dijadikan sebagai tempat belajar khusus untuk para laki-laki. Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan atap membentuk perahu terbalik. Tinggi bangunan ini sekitar 6-8 meter dan terbuat dari bambu air, pelapah sagu, kulit kayu, dan pohon sagu.

Baca juga : Anugerah Kebudayaan Indonesia 2023 Digelar Besok

8. Rumah Pohon

Suku asli Papua pedalaman yaitu Korowai memilih membangun rumah di atas pohon sebagai rumah adat. Letak ketinggian dari rumah pohon ini sekitar 15-50 meter yang bertujuan menghindari hewan buas dan gangguan roh jahat yang disebut "Laleo".

Baca juga : Rekam Jejak Pekan Kebudayaan Nasional Sejak 2019 Hingga Kini

Laleo adalah makhluk iblis kejam yang menyerupai mayat yang berjalan pada malam hari.

9. Rumah Kaki Seribu 

Baca juga : SangiRun Night Trail 2023, Upaya Memperkenalkan Warisan Budaya

Rumah ini juga dikenal sebagai Mod Aki Aksa yang merupakan rumah adat milik Suku Arfak, Papua Barat. Pondasi tiang yang sangat banyak menjadikan rumah ini terlihat seperti hewan kaki seribu, sekilas terlihat seperti rumah panggung. Namun, rumah ini tidak memiliki ruang memadai dibagian bawah.

Mod Aki Aksa terbuat dari kayu yang menyilang secara vertikal, sedangkan yang horizontal kayu tersebut berguna untuk mengikat. Atap rumah ini terbuat dari rumput ilalang dan lantai rumah dari anyaman rotan. (Z-1)

Baca juga : Muhadjir Yakin Masalah Papua tidak Bisa Diselesaikan dengan Bunyi-Bunyian Saja

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat