Atasi DBD, Kemenkes Tebar Nyamuk Wolbachia di Kupang NTT
![Atasi DBD, Kemenkes Tebar Nyamuk Wolbachia di Kupang NTT](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/c29531ed0f69534ddf8970d2f2f5a011.jpg)
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memulai program pencegahan demam berdarah dengue (DBD) melalui teknologi Wolbachia di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Metode ini dapat melumpuhkan virus dengue penyebab DBD pada nyamuk aedes aegypti sehingga dapat mencegah penularan kasus DBD.
Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami di serangga terutama nyamuk. Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue yang ada pada nyamuk aedes aegypti sehingga tidak akan menular ke manusia. Dalam program ini, bakteri Wolbachia dimasukan ke telur nyamuk aedes aegypti agar tidak menularkan virus dengue.
Langkah selanjutnya untuk penanganan DBD Kemenkes akan menyebarkan ember berisi telur nyamuk yang sudah ada bakteri Wolbachia ke warga setempat di Kota Kupang.
Baca juga: Kasus Dengue Capai 57.884 Kasus
Sebagai percontohan, implementasi Wolbachia ini akan dilakukan di Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT, karena angka kesakitannya paling tinggi dan kepadatan penduduknya paling banyak.
Pemeliharaan telur nyamuk dilakukan oleh warga selama dua minggu hingga menetas. Selain telur nyamuk, warga juga akan dibagikan pakannya.
Telur-telur nyamuk Wolbachia itu didistribusikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang diternakan oleh program studi Entomologi, Fakultas Biologi.
Baca juga: Kemenkes Kaji Masukkan Vaksin DBD dalam Program Vaksinasi Nasional
Kebutuhan per minggu khususnya untuk Kecamatan Oebobo sebanyak 700 ribu telur. Kemudian untuk Kota Kupang keseluruhan tiap minggu butuh 2,6 juta telur nyamuk Wolbachia.
Diharapkan dalam satu tahun jumlah populasi nyamuk berwolbachia sudah sampai 80% dari populasi nyamuk aedes aegypti. Budi mengatakan teknologi Wolbachia ini merupakan hasil penelitian UGM dan dipakai antara oleh Brazil, Vietnam, dan Australia.
"Kita melihat ini (Wolbachia) bagus, makanya kita lakukan pilot project di 4 kabupaten/kota, dan Kupang salah satunya," ujar Budi dalam keterangan resmi, Rabu (25/10).
Edukasi ke masyarakat sangat dibutuhkan. Implementasi Wolbachia ini bukan dengan mengurangi jumlah nyamuk tapi memperbanyak nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia. "Mudah-mudahan dengan pilot project ini penularan dengue yang lumayan banyak bisa menurun," ucap Budi.
Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan tujuan dari pelaksanaan launching ini adalah diperolehnya komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian dengue di Indonesia, khususnya di Kota Kupang dalam mensukseskan pilot project implementasi wolbachia sebagai inovasi penanggulangan DBD.
"Seluruh instansi terkait baik pusat maupun daerah harus berkomitmen dalam mengimplementasikan Wolbachia," ucap Maxi.
Walikota Kupang Fahrensy P. Funay menjelaskan pemerintah Kota Kupang menyambut baik program wolbachia ini. Pada September 2023 tercatat 187 kasus DBD dengan 2 kematian di Kota Kupang. Tahun 2022 jumlah kasus DBD dilaporkan sebanyak 445 kasus. DBD masih menjadi masalah kesehatan setiap tahunnya dikarenakan jumlah kasus yang besar dengan angka kematian yang tinggi.
"Pemerintah Kota Kupang berupaya kuat melakukan langkah-langkah mengatasi DBD, termasuk program wolbachia ini kami dukung penuh," ungkap Fahrensy.
NTT Daerah Endemik
Pj Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake menambahkan semua kabupaten/kota di NTT merupakan daerah endemik dan setiap tahunnya selalu ada KLB DBD. Tahun 2022 terdapat 3.376 kasus dengan 29 kasus kematian. Kasus tertinggi ada di Manggarai Barat, Sumba Barat Daya, Kota Kupang, dan Sumba Barat.
"Implementasi Wolbachia ini belum terlalu akrab untuk sebagian masyarakat di NTT. Namun dengan dipilihnya Kota Kupang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat NTT tentang wolbachia ini," tutur Ayodhia.
Implementasi Wolbachia ini mendapat dukungan penuh dari wakil ketua Komisi 9 DPR RI Melkiades Laka Lena. Ia mengatakan Komisi 9 mendukung berbagai kebijakan Menteri Kesehatan dan jajaran untuk menanggulangi berbagai masalah kesehatan termasuk DBD.
"Kami harap kita bisa mendidik masyarakat memahami tentang penyakit dengue ini dengan baik, kemudian juga mengurangi ketakutan terhadap penyakit ini dan bisa mengajak semua bergerak bersama mengatasi dengue," ucap Melki.
(Z-9)
Terkini Lainnya
NTT Daerah Endemik
7 Tips Jitu Antisipasi DBD di Musim Kemarau yang Harus Anda Tahu
Ini Dampak Penderita DBD saat Terlambat Ditangani
Ini Cara Mencegah Perkembangbiakan Nyamuk di Rumah Anda
Kasus DBD di Klaten Masih Tinggi, Ada 724 Kasus dan 28 Orang Meninggal
7 Gejala Penyakit Chikungunya, Bagaimana Cara Pencegahannya?
Daftar 6 Superfood untuk Lawan DBD
Angka Kematian DBD Alami Penurunan
Nyamuk Harimau Invasi Eropa Bawa Wabah Demam Berdarah Dengue
Nyamuk Wolbachia Akan Disebar di Jakarta Untuk Tekan Angka DBD, ini Lokasinya
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap