visitaaponce.com

Menkes Ungkap Capaian Positif Transformasi Ketahanan Kesehatan

Menkes Ungkap Capaian Positif Transformasi Ketahanan Kesehatan
Menteri Kesehatan Budi G Sadikin(Ist)

CITA-cita luhur bangsa Indonesia untuk mencapai kedaulatan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri kian dekat. Ini nampak dari implementasi transformasi ketahanan kesehatan yang perlahan tapi pasti telah membuahkan hasil.

Keberhasilan tersebut, kata Menteri Kesehatan Budi G Sadikin, setidaknya sudah nampak di beberapa aspek. Salah satunya, jumlah produsen dalam negeri yang mampu memproduksi vaksin sendiri mengalami peningkatan dari 1 menjadi 3 produsen.

Baca juga: Menkes: Kanker Berpeluang 90% Sembuh jika Diketahui Sejak Dini

“Kita punya 1 perusahaan vaksin namanya Biofarma. Dalam 3 tahun terakhir, Indonesia sudah menambah jumlah perusahaan vaksin dari 1 jadi 3 dan 2 di antaranya adalah swasta,” ujar Menkes saat membuka pameran inovasi dan teknologi kesehatan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (9/11).

Beriringan dengan keberhasilan ini, Menkes menyebut teknologi untuk memproduksi vaksin juga semakin maju. Dikatakan, sekarang Indonesia mampu memproduksi empat jenis vaksin yakni vaksin berbasis virus, mRNA, protein rekombinan, dan viral vektor.

“Teknologi pembuatan vaksin ada empat di dunia, yang kuno adalah pembuatan vaksin berbasis virus. Namun ada juga vaksin modern berbasis vektor dan vaksin berbasis mRNA. Berkat penerapan teknologi vaksin, Indonesia yang tadinya hanya bisa memproduksi dua, kini seluruhnya bisa diproduksi di dalam negeri,” tutur Menkes.

Baca juga: Kemenkes: Vaksin Covid-19 Buatan Indonesia Tersedia 231.810 Dosis

Keberhasilan selanjutnya, sambung Menkes, impor bahan baku obat mulai terkikis. Sebab, 9 dari 10 bahan baku obat kini sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Di antaranya ada parasetamol, clopidogrel, dan atorvastatin.

Realisasi belanja farmasi dan alat kesehatan (alkes) dalam negeri juga meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan dalam kurun waktu 6 bulan, sejak Januari-Juni 2023, Kemenkes merealisasikan sekitar Rp9 triliun anggaran untuk belanja produk kesehatan dalam negeri.

“Belanja obat dan alkes dalam negeri juga meningkat. Pada 2020 sekitar Rp4,5 triliun anggaran belanja untuk bahan baku obat, sekarang Rp 9 triliun untuk belanja bahan obat dalam negeri,” ujar Menkes.

Menkes mengungkapkan deretan keberhasilan itu merupakan jalan panjang yang lahir dari serangan pandemi covid-19 pada 2020 lalu. Kala itu, seluruh dunia dipaksa bertahan menghadapi bencana kesehatan global dengan tanpa persiapan apapun.

Ketidaksiapan semua unsur menyebabkan kendala besar. Salah satunya terganggunya rantai pasok alat kesehatan dan farmasi global yang turut berdampak terhadap Indonesia.

Baca juga: Menkes Instruksikan Rumah Sakit Gencarkan Deteksi Dini Kanker

Tingkat kebutuhan yang tinggi tetapi ketersediaan barang yang terbatas menyebabkan Indonesia kesulitan mendapatkan obat, vaksin, dan alat kesehatan. Hal ini menjadi kendala pemerintah dalam melakukan respons cepat penanganan covid-19 kepada masyarakat. 

“Saat pandemi, kita melihat daya tahan sistem kesehatan kita itu lemah khususnya bidang obat-obatan dan vaksin. Kondisinya saat pandemi terjadi semua negara lockdown, sehingga kita tidak memiliki akses ke obat-obatan dan vaksin yang sangat dibutuhkan untuk 270 juta masyarakat Indonesia,” kata Menkes.

Belajar dari keterpurukan tersebut, Indonesia bangkit dan pulih dengan melakukan transformasi sistem kesehatan yang fokus pada enam pilar. Tujuannya untuk memberikan akses kesehatan yang dekat, bermutu, dan murah kepada masyarakat di seluruh Indonesia tanpa terkecuali. 

Dengan capaian ini, Menkes menginginkan agar nantinya dapat menjadi satu pijakan bagi Indonesia melakukan lompatan-lompatan besar lainnya di sektor kesehatan menuju Indonesia sehat dan maju pada 2045. (RO/S-2)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat