visitaaponce.com

Kisah Nabi Harun a.s. yang Menjadi Juru Bicara Nabi Musa a.s.

Kisah Nabi Harun a.s. yang Menjadi Juru Bicara Nabi Musa a.s.
Kisah Nabi Harun a.s.(freepik.com & wikipedia.com)

Kisah Nabi Harun Alaihissalam tidak luput dari kisah Nabi Musa Alaihissalam.

Keduanya merupakan nabi dan rasul utusan Allah Swt untuk membimbing Bani Israil di jalan kebenaran.

Kisah Nabi Harun a.s. juga menjadi ajaran bagi umat Islam agar senantiasa berbuat baik dan menjalankan perintah dari Allah Swt.

Baca juga : MER-C Kutuk Serbuan Tentara Israel ke Masjid Al Aqsa

Kepiawaian Nabi Harun a.s. dalam berbicara membuat Bani Israil percaya akan dakwah yang dibawa oleh Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s.

Seperti apa kisah Nabi Harun a.s. selengkapnya? Ini dia.

Kisah Nabi Harun a.s. dan Silsilah Keluarga

Nabi Harun a.s. adalah keturunan keempat Nabi Yaqub a.s. Disebutkan, ayah Harun bernama Amram atau Imran, salah seorang keturunan Lewi, putra ketiga Nabi Yaqub a.s. Sehingga silsilahnya adalah Harun bin Amram (Imran) bin Kehat (Qahits) bin Lewi bin Ya'qub. Dari pasangan Imran inilah lahir 3 orang anak, Maryam, Harun, dan Musa. 

Baca juga : Kuba: Amerika Serikat Terlibat dalam Genosida Israel terhadap Rakyat Palestina

Sayangnya, tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai masa kecil Nabi Harun a.s., tetapi disebutkan bahwa Nabi Harun a.s. merupakan seseorang yang cerdas dan pandai berbicara. Beliau bahkan diangkat menjadi pendamping Nabi Musa a.s. selama masa dakwahnya.

Kisah Nabi Harun a.s. jadi Pendamping Nabi Musa a.s.

Ketika Allah Swt mengutus Musa menjadi seorang nabi dan rasul, Nabi Musa a.s. lantas meminta kepada Allah seorang pendamping yang akan menemaninya dalam berdakwah. Nabi Musa a.s. lantas berdoa kepada Allah Swt untuk menjadikan Harun, saudaranya, sebagai pendampingnya. 

Permintaan Nabi Musa a.s. ini didasari kekurangan Nabi Musa a.s. Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Nabi Musa a.s. memang tidak fasih dalam berkata-kata, yakni memiliki kekakuan lidah sehingga membuat Nabi Musa a.s. kesulitan dalam berbicara.

Baca juga : Parlemen Israel Tolak Akui Negara Palestina

Pendapat lain mengungkapkan bahwa pada masa kecil Nabi Musa a.s., nabi Allah Swt tersebut memakan bara api panas sehingga membuat lidahnya terbakar. Ini didasari pada kecurigaan Firaun terhadap Nabi Musa a.s. yang disebut bukanlah anak kecil biasa. Firaun memberikan bara api atau permata kepada Nabi Musa a.s. dan Nabi Musa a.s. memilih bara api. Ini menjadi bukti bahwa dirinya adalah seorang anak kecil biasa.

Sebagian lain menyebutkan bahwa Nabi Musa a.s. hanya gugup jika berbicara di depan orang banyak. 

Namun, apapun riwayatnya, Nabi Musa a.s. meminta Allah Swt untuk meminta pendamping yang akan membantunya dalam berdakwah di jalan Allah Swt. Nabi Musa a.s. meminta secara spesifik, yakni Beliau menunjuk saudaranya menjadi pendampingnya. Hal ini tertulis dalam Al-Qur'an Surat Taha ayat 29-35.

Baca juga : PBB Ingatkan Ledakan Kematian Anak Gaza karena Bencana Kelaparan

"Jadikanlah untukku seorang penolong dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah kekuatanku dengannya, dan sertakan dia dalam urusanku (kenabian) agar kami banyak bertasbih kepada-Mu, dan banyak berzikir kepada-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat (keadaan) kami.”

Akhirnya Nabi Harun a.s. pun menjadi pendamping untuk Nabi Musa a.s. dalam menjalankan dakwah untuk menyebarkan ajaran tauhid.

Kemudian, Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. menghadap Raja Firaun untuk mengajak sang raja kembali ke jalan yang benar. Kendati demikian, baik Nabi Musa a.s. maupun Nabi Harun a.s. sempat merasa takut menghadap Firaun mengingat kebengisan yang dilakukan Raja Mesir tersebut.

Baca juga : Tiongkok Kecewa Amerika Serikat Lakukan Hak Veto Gencatan Senjata Gaza

Namun, rasa takut tersebut segera hilang karena Allah Swt menurunkan firman-Nya yang akan menjamin keselamatan bagi Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s.

“Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan)-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai mengingat-Ku; pergilah kamu berdua kepada Fir‘aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. 

Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, sungguh, kami khawatir dia akan segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas, Dia (Allah) berfirman, Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. 

Baca juga : Moskow Pertemukan Fatah dan Hamas

Maka pergilah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dan katakanlah, Sungguh, kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah engkau menyiksa mereka.

Sungguh, kami datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.” (Qs. Taha: 42-47).

Kisah Nabi Harun a.s. Menggantikan Nabi Musa a.s.

Nabi Harun a.s. sempat menjadi pemimpin Bani Israil, menggantikan kedudukan Nabi Musa a.s. sementara saat Nabi Musa a.s. tengah pergi ke Bukit Sinai untuk menghadap Allah Swt dan melakukan ibadah berpuasa 40 hari.

Baca juga : Lula dan Blinken Bertemu, Setelah Brasil Sebut Israel Lakukan Holocaust di Gaza

Di masa kekosongan itulah Bani Israil memilih pemimpinnya untuk sementara waktu. Semua orang yang dianggap pantas memimpin dikumpulkan di suatu tempat yang suci.

Nabi Harun a.s. pun termasuk ke dalam orang yang dianggap pantas dalam memimpin.

Mereka yang terpilih pun memegang tongkat masing-masing. Lalu, Bani Israil mulai berdoa kepada Allah Swt untuk memberikan petunjuk siapa yang akan memimpin mereka sementara. 

Baca juga : AS Minta Pengadilan Tinggi PBB untuk tidak Usir Israel dari Palestina

Orang yang terpilih tersebut harus meletakkan tongkatnya di tanah dan nantinya, Allah Swt akan memberi tanda.

Lalu, atas izin Allah Swt, tongkat Nabi Harun a.s. berbunga dan bertunas sehingga Nabi Harun a.s. yang terpilih untuk memimpin Bani Israil sementara sampai Nabi Musa a.s. kembali.

Kisah Nabi Harun a.s. yang Janggutnya Berubah Warna

Nabi Harun a.s. pun memimpin Bani Israil. Beliau juga berdakwah untuk  menebalkan iman Bani Israil agar terus berada di jalan Allah Swt. Namun, ada seseorang bernama Samiri yang justru mengajak kaum Bani Israil menyembah patung anak sapi.

Baca juga : Niat Sholat Tahajud Arab, Latin, dan Artinya

Samiri mulai mengajak kaumnya untuk kembali ke ajaran nenek moyang, yakni menyembah berhala. Ia bahkan tidak memandang Nabi Harun a.s. sebagai pemimpin Bani Israil.

Samiri membuat sebuah patung anak sapi yang di dalamnya diisi oleh pasir bekas tapak kuda yang dikirim Malaikat Jibril saat kuda rombongan Nabi Musa a.s. terjebak di pasir saat menyebrangi Laut Merah.

Pasir tersebutlah yang mengisi patung anak sapi buatan Samiri dan patung tersebut dapat mengeluarkan suara akibat pasir tersebut.

Baca juga : Mer-C Desak WHO Atasi Krisis Fasilitas Kesehatan di Gaza

Nabi Harun a.s. pun menegur Samiri terhadap apa yang dilakukannya. Namun, Samiri tidak menggubrisnya. Nabi Harun a.s. kemudian memperingati kaumnya bahwa menyembah berhala adalah perbuatan yang sesat. Tetapi, beberapa kaumnya mulai goyah dan kembali ikut menyembah berhala seperti yang diajarkan oleh Samiri.

Nabi Harun a.s. terus berdakwah kepada Bani Israil agar kembali ke jalan yang benar. Tetapi, sebagian mereka ingkar.

Lalu, tak lama Nabi Musa a.s. kembali kepada kaumnya. Nabi Musa a.s. marah dan merasa kecewa melihat sebagian kaumnya kembali menyembah berhala. Dipanggilnya Nabi Harun a.s. dan Nabi Musa a.s. pun menarik janggutnya. Di sinilah janggut Nabi Harun a.s. berubah warna. 

Baca juga : Sistem Kesehatan Gaza Kritis, Israel Hadang WHO Masuk

Sebagian janggut Nabi Harun a.s. yang ditarik Nabi Musa a.s. berubah warna menjadi putih, dan sebagian yang tidak ditarik warnanya tetap hitam. Dari sinilah Nabi Harun a.s. dikenal dengan janggut 2 warna.

Kemudian, Nabi Harun a.s. menjelaskan kepada Nabi Musa a.s. bahwa Samiri yang membuat patung anak sapi dan mengajak orang-orang untuk menyembahnya. Samiri kemudian terkena azab oleh Allah Swt dan patung anak sapi tersebut hancur.

Kisah Nabi Harun a.s. dan Masa Wafatnya

Kisah tentang kematian Nabi Harun a.s. tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur'an.

Baca juga : Ramalan Zodiak Asmara Pisces, Jangan Putus Asa untuk Mencari Pasangan

Namun, berbagai riwayat menyebutkan bahwa Beliau dimakamkan di sebuah tempat bernama Gunung Harun yang berada di dekat Petra, Yordania.

Itulah kisah Nabi Harun a.s., salah satu nabi dan rasul utusan Allah Swt.

Nabi Harun a.s. dihormati sebagai seorang nabi yang setia dan patuh terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh Allah Swt. 

Baca juga : Menag Yaqut: Tidak Boleh Ada Lagi Umat yang Kesulitan Bangun Rumah Ibadah

Meskipun kisahnya tidak sebanyak Nabi Musa a.s., perannya dalam menyokong Nabi Musa a.s. dan perjuangannya sangatlah penting dalam sejarah agama Islam.

Kita sebagai umat Muslim wajib mengimani Nabi Harun a.s. sebagai nabi utusan Allah Swt.

Semoga kisah Nabi Harun a.s. memberikan dampak baik bagi kita. 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sabrina Alisa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat