visitaaponce.com

Karena Tuberkulosis, 16 Orang Meninggal Setiap Jam

Karena Tuberkulosis, 16 Orang Meninggal Setiap Jam!
Ilustrasi(Pexels)

GURU Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Erlina Burhan mengungkapkan bahwa setiap jam, ada sebanyak 16 orang meninggal dunia karena tuberkolosis di Indonesia.

Hal itu dikatakanya dalam pidatonya yang berjudul Orkestrasi Menuju Eliminasi Tuberkulosis (TB) di Indonesia pada Tahun 2030. Ia mengatakan, kasus TB di Indonesia yang mengalami pola peningkatan dari tahun ke tahun.

TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO Global TB Report, ada 834.000 insiden (kasus baru) di Indonesia pada 2010 yang meningkat menjadi 842.000 di tahun 2019 dan puncaknya mencapai 1.060.000 kasus pada 2022.

Baca juga : Tuberkulosis di Indonesia Diestimasikan Tembus 1 Juta Kasus

“WHO Global TB Report 2023 juga merilis bahwa pada tahun 2022, angka mortalitas pasien TB tanpa HIV dan TB dengan HIV di Indonesia secara berturut-turut sebanyak 134.000 dan 6.700 kasus. Apabila dijumlahkan, total pasien TB yang meninggal selama setahun sebanyak 140.700, yang artinya, terdapat 385 pasien meninggal setiap harinya atau 16 orang meninggal setiap jamnya karena TB,” ujar Erlina dalam keterangan resmi, Minggu (18/2).

Ia melanjutkan, permasalahan TB bertambah karena belum optimalnya temuan kasus, sehingga menjadi sumber penularan di masyarakat, serta rendahnya kepatuhan pasien TB dalam pengobatan yang menyebabkan meningkatnya risiko TB resisten obat. Selain itu, di bidang sosio-ekonomi, pasien TB menghadapi stigma, diskriminasi, hingga kehilangan kesempatan untuk belajar, bekerja, dan bermasyarakat.

Secara global, sekitar 50% pasien TB dan keluarganya menghadapi pengeluaran total melebihi pendapatannya hingga lebih dari 20%, yang terdiri dari pengeluaran biaya medis langsung, biaya non medis, dan biaya tidak langsung seperti kerugian pendapatan.

Baca juga : Cegah Tuberkulosis di Lingkup Pesantren

Untuk mengakhiri epidemi TB pada 2030 dan menekan kasus TB kurang dari 1 kasus per 1 juta penduduk pada 2050, kata dia, Indonesia menjalankan upaya eliminasi TB yang selaras dengan program End TB Strategy yang diinisiasi oleh WHO.

Tiga pilar utama dalam program tersebut mencakup pelayanan dan pencegahan TB yang terintegrasi dan berpusat pada pasien, kebijakan dan komitmen politik dalam sektor kesehatan untuk eliminasi TB di Indonesia serta penelitian dan inovasi dalam menyikapi tantangan terkait TB di Indonesia. End TB Agenda menargetkan penurunan angka kematian TB sebanyak 90%, penurunan kasus TB sebanyak 80%, serta peniadaan beban biaya yang ditanggung oleh pasien TB dan keluarga pada 2030.

“Target ini tidak akan tercapai jika masyarakat masih bersikap business as usual. Untuk itu, seluruh pihak harus mampu mengoptimalkan apa yang ada sambil mendorong segala inovasi pada diagnosis dan skrining TB, termasuk penerapan kecerdasan buatan, pencegahan, pengobatan dan penerapan paduan pengobatan baru, serta vaksin baru pengganti Bacille Calmette-Guerin (BCG),” tegas Erlina.

Baca juga : Kasus Tuberkulosis di Indonesia Tembus 1 Juta

Erlina menyebut bahwa dalam upaya eliminasi, pemerintah dan masyarakat dapat belajar dari keberhasilan penanganan covid-19 di Indonesia. “Saya sangat iri dengan (penanganan) covid. Pada saat pandemi covid, semua orang berbicara tentang itu. Media massa mengulas tentang itu dan edukasi ada di mana-mana, mulai dari siang-malam, (yang disampaikan) orang medis dan orang awam, sehingga masyarakat tersadarkan. Jika ini kita lakukan untuk TB, saya yakin TB juga bisa dieliminasi,” kata Erlina.

Oleh karena itu, ia menilai bahwa penanggulangan TB harus melibatkan semua instrumen yang ada. Dibutuhkan kolaborasi yang melibatkan kesadaran dan motivasi berbagai pihak, seperti presiden dan wakil presiden, para menteri, kepala daerah, pelaku usaha, organisasi profesi, masyarakat agama dan budaya, dan institusi pendidikan untuk menciptakan orkestrasi eliminasi TB 2030. Orkestrasi aksi pemberantasan TB secara nasional penting dilakukan demi menghasilkan luaran yang optimal. (Z-4)

Baca juga : FKUI dan Tim Truncate Upayakan Pengobatan TB Dua Bulan

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat