Mencegah Saraf Kejepit dengan Olahraga
![Mencegah Saraf Kejepit dengan Olahraga](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/6b2dc29604ff65957996a940af8a59f0.jpg)
MASIH banyak masyarakat yang belum mengetahui pecegahan saraf terjepit padahal dampaknya merasa nyeri berkelanjutan dengan waktu yang lama. Salah satu faktor preventifnya adalah dengan olahraga.
Dokter Spesialis Tulang Belakang RS Premier Bintaro, dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT(K)Spine, mengatakan pencegahan saraf terjepit pada prinsipnya menjaga kesehatan secara umum. Memperkuat otot-otot yang ada di sekitar tulang belakang, otot perut, otot yang ada di punggung. Karena kalau ototnya kuat, maka beban ke bantalan itu akan berkurang.
"Otot-otot yang ada di sekitar tulang belakang harus kuat. Caranya adalah olahraga. untuk memperkuat otot perut dan otot pinggang. Caranya kita melakukan yang namanya core exercise yang bisa dilakukan di mana saja seperti sit up, back up, plank, bicycle kick, dan sebagainya bisa ke tempat fitnes, yoga, pilates,: jelasnya.
"Jadi, banyak sekali hal-hal yang bisa dikerjakan untuk membantu meningkatkan kekuatan otot tulang belakang dan otot perut," kata dr Asrafi saat ditemui di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (13/2).
Saraf terjepit bisa disebabkan dari banyak faktor mulai dari bantalan tulang belakang yang pecah menjepit saraf, kemudian bantalan tulang belakang yang menipis karena faktor usia yang membuat saraf terjepit, atau disebabkan karena penebalan ligamen antara tulang. Ligamen bisa menebal sehingga menjorok masuk ke dalam ruangan saraf.
Baca juga : Nyeri Menjalar Hingga ke Tungkai Bawah Bisa Jadi Gejala Saraf Kejepit
"Faktor satu lagi adalah kalau tulangnya bergeser menyebabkan saraf kejepit juga. Jadi pada prinsipnya, saraf kejepit itu adalah suatu keadaan di mana ruangan saraf itu tidak cukup untuk mengakomodasi saraf itu. Pada prinsipnya sebenarnya seperti itu," ujar dia.
Gejala saraf kejepit sangat khas sekali karena gejalanya harus nyerinya menjalar, dari bokong sampai ke kaki, atau dari leher sampai ke tangan, tergantung lokasinya.
Kalau jepitannya di leher maka nyerinya menjalar dari leher sampai ke lengan atau ke tangan. Tapi kalau misalkan jepitannya ada di pinggang, menjalarnya dari bokong sampai ke kaki.
Biasanya pasien mengeluhkan nyeri seperti ketarik. Kemudian yang dirasakan adalah kesemutan, kebas, rasa terbakar, atau bisa juga kram.
Adapun gejala tersebut tidak memiliki rentang waktu namun pada umumnya sakit itu dirasakan terus-menerus. Jika saraf terjepit karena bantalan tulang belakang yang pecah maka pasien merasakan nyeri bisa 24 jam, namun ketika saraf terjepit yang disebabkan karena penebalan ligamen maka terasa nyeri ketika berdiri dan berjalan saja.
Baca juga : RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Tangani Pasien Cedera Akibat Olahraga
Penangananya maka orang yang harus diagnosis dulu untuk menentukan saraf kejepit. Pertama adalah mengobrol dengan pasiennya untuk eksplor gejalanya itu seperti apa. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik salah satunya dilakukan uji sensasi saraf di kulitnya, kemudian bagaimana kekuatan ototnya, rentang gerak sendi, rentang gerak pinggang leher, dan pemeriksaan lainnya.
Kemudian pasien diminta rontgen untuk melihat kondisi tulang dan MRI untuk melihat jaringan lunak seperti otot, ligamen, bantalan tulang belakang, dan saraf. Dari MRI tersebut bisa ditentukan adanya saraf terjepit atau tidak.
Pada prinsipnya ketika ada orang mengalami saraf kejepit penanganannya itu ada dua sebenarnya secara umum non-operasi atau penanganan dengan operasi.
Ketika ada orang yang datang pertama kali ke rumah sakit maka penangananya biasanya dilakukan secara konservatif dulu dengan obat, fisioterapi. Kalau obat-obatan dan fisioterapi ternyata tidak membaik, baru dipertimbangkan untuk operasi.
"Operasinya ini sendiri ada dua sebenarnya operasi di tulang belakang itu secara umum. Pertama adalah operasi yang membebaskan jepitan saraf dan yang kedua adalah kombinasi antara dekompresi dan dilakukan fusi," ungkapnya.
Fusi adalah menyatukan dua ruas tulang belakang. Dekompresi dilakukan dengan cara prosedur endoskopi kemudian, sebagian dari tulang itu kita kikis dan jepitannya kita ambil. Kemudian tindakan fusi jika tulang ada yang bergeser dan bantalan tipis.
Rumah Sakit Premier Bintaro, Tangerang Selatan, memiliki robot navigasi yang dinamakan Robbin (Robot Bintaro) yaitu Robotic Spine Surgery yang berperan untuk membantu operasi ketika melakukan fusi sehingga sayatannya kecil. Robot tersebut di Asia Tenggara hanya ada di Indonesia. (Iam/S-4)
Terkini Lainnya
Bye Bye Laptop, Terlalu Lama Ngetik Picu Gangguan Saraf Tepi?
Pusat Neuromuskular untuk Diagnosa Gangguan Saraf dan Otot
Kenali Ramsay Hunt Syndrome yang Diderita Justin Bieber
Vitamin B dan D Efektif Atasi Gangguan Saraf pada Penderita Diabetes
Waspada Microsleep, Gejala Tidur Beberapa Detik
Bergejala Mirip, Multiple Sclerosis Sering Dikira Stroke
Di HUT ke-4, RSIA Bina Medika Tangsel Komitmen Berikan Layanan Terbaik
Suami Bakar Istri di Tangerang Ditangani Polsek Cipondoh
Para Profesor Medis di Tiga Rumah Sakit Afiliasi Universitas Korea Umumkan Mogok Kerja Tak Terbatas
Prabowo Apresiasi Tim Medis yang Operasi Kaki Kirinya
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Ibu dan Bayi Meninggal di Indekos Diduga Korban Pembunuhan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap