KPAI Soroti Peristiwa Perang Sarung yang Memakan Korban Jiwa
![KPAI Soroti Peristiwa Perang Sarung yang Memakan Korban Jiwa](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/c1c2cfdacf3f538033609e8b7374feab.jpg)
ANAK-anak paling bahagia ketika menyambut dan mengisi Ramadan karena berbagai kegiatan seperti lomba tema Ramadan, khataman Al-Qur’an, Nuzulul Quran, Tarhib Ramadan, takjil, jalan-jalan lepas sahur, dan libur panjang sekolah.
Sayangnya Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan ada segelintir permasalahan yang seringkali mengganggu dan tidak diharapkan, terutama saat salat subuh atau salat tarawih.
“Ada saja anak-anak dan remaja di sekitar rute menuju tempat ibadah, yang saling serang dengan sarungnya, bahkan pernah terjadi sarungnya diisi batu dan benda tajam yaiu perang sarung di bulan Ramadan,” ungkapnya, Minggu (17/3).
Baca juga : Polisi Solo Gagalkan Perang Sarung Jelang Sahur, 25 Remaja Diamankan
Baru-baru ini peristiwa perang sarung memakan nyawa di Bekasi. Begitupun di Malang, perang sarung dengan sarungnya diisi besi dan parang.
Kejadian ini mungkin hanya satu dari sekian banyak kasus perang sarung yang membahayakan nyawa.
“Sarung yang harusnya jadi alat ibadah salat, namun di tangan anak-anak berubah dengan berbagai selepetan yang bisa membahayakan,” tegas Jasra.
Baca juga : Perang Sarung, 12 Remaja Ditangkap Polres Cimahi
KPAI pernah mendapat laporan selepetan mengenai mata yang dilakukan para remaja kepada adiknya di sekitar rumah ibadah, yang dianggap tidak mau salat.
“Tentu sangat berbahaya, sayangnya ketika baru melerai mereka, ada anak kecil yang meniru dan menselepetkan sarungnya. Ia hanya meniru, tidak tahu risikonya, hanya lihat orang dewasa. Tetapi yang orang dewasa tahu sekarang setelah melihat anak kecil itu, bahwa anak tersebut telah memiliki perilaku berisiko, yang tidak pernah ia tahu, dan ke depan akan mengancam tumbuh kembangnya,” lanjutnya.
Jasra berharap di bulan Ramadan ini, kekerasan kepada anak berkurang, baik kekerasan fisik, seksual, l psikologis, serta kekerasan melalui media sosial dan cyber bullying.
Baca juga : Penuhi Nutrisi Anak selama Ramadan, Hindari Makanan Ini
“Untuk itu sangat dibutuhkan perencanaan agar ada antisipasi pencegahan bersama-sama,” tegas Jasra.
Menurutnya Indonesia saat ini punya persoalan meningkatnya kekerasan yang dialami anak, ketika libur sekolah. Karena tidak adanya yang terpanggil di daerah terdekat untuk mengarahkan anak-anak dalam kegiatan dekat rumah dan lingkungannya.
Untuk itu KPAI berharap sumber SDM yang kuat seperti di lembaga zakat, ormas islam, pesantren, lembaga keagamaan, dan lainnya bisa membantu memasifkan kegiatan liburan anak selamat liburan Ramadan seperti pesantren kilat.
Baca juga : Mitigasi Gangguan Kamtibmas
“Kegiatan ini menghindari kegiatan di jalanan. Yang seringkali memicu perilaku tidak bertanggung jawab, ketika ada kumpulan keramaian, apalagi di sana ada anak-anak dan remaja yang terlepas pengawasan kita,” ujarnya.
KPAI berharap, ada program yang dibangun di setiap masjid, musala dan lingkungan yang mengimbau dan mengajak anak-anak mengurangi tawuran.
Selain itu, penting juga terdapat informasi yang di gerakkan melalui Kementerian Agama dan Kemendikbud-Ristek agar materi ceramah dibuat semacam panduan yang wajib di bacakan agar menjadi gerakan bersama mengurangi tawuran.
Baca juga : Bulan Ramadan jadi Momen Latih Psikologis Anak Berpuasa
“Saya kira ormas agama, seperti NU dan Muhammadiyah bisa menbuat semacam panduan untuk materi pencegahan dan layanan kekerasan anak. Agar ada penanganan terpadu sebagaimana yang diinginkan pemerintah dalam regulasi,” kata Jasra.
KPAI berharap bulan Ramadan kali ini menjadi gerakan bersama untuk membangun gerakan perlindungan anak melalui berbagai kegiatan.
KPAI juga mendorong prinsip partisipasi anak menjadi paling utama dalam mengajak anak ikut beribadah selama Ramadan. Seperti banyaknya lembaga pendidikan, yang saat ini menggelar tarhib Ramadan seperti pawai bersama mengampanyekan ajakan puasa, kegiatan kelompok dalam mengenal Ramadan, kerja sosial bersama di tempat membutuhkan yang semuanya melibatkan, dikenalkan, dan diisi aktif oleh anak-anak.
“KPAI sangat mengapresiasi inisiatif yang sangat baik, dalam membangun partisipasi anak jelang bulan Ramadan,” tandasnya. (Z-3)
Terkini Lainnya
Perpres Perlindungan Anak di Ranah Daring dalam Proses Sinkronisasi
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ayah di Alor Ditangkap Karena Aniaya Anak
Apakah Telepati Pada Anak Kembar Benar Ada?
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
DAK Non Fisik Perlu Dimaksimalkan untuk Tangani Isu Perempuan dan Anak
Polisi Amankan 10 Remaja Terlibat Perang Sarung di Jakarta Selatan
10 Remaja Ditangkap Petugas Samapta Polres Garut Karena Perang Sarung
Pelajar di Depok Dilarang Keluyuran pada Jam Malam saat Ramadan
Hendak Perang Sarung, Belasan Remaja Diamankan Polsek Caringin
Polisi Solo Gagalkan Perang Sarung Jelang Sahur, 25 Remaja Diamankan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap