visitaaponce.com

Dorong Kawasan Ramah Muslim, LPPOM Fasilitasi Halal 744 UMK di Daerah Wisata

Dorong Kawasan Ramah Muslim, LPPOM Fasilitasi Halal 744 UMK di Daerah Wisata
LPPOM memfasilitasi sertifikasi halal bagi 744 usaha mikro dan kecil (UMK) di Indonesia(LPPOM)

LEMBAGA Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) membantu fasilitasi sertifikasi halal kepada sejumlah 744 usaha mikro dan kecil (UMK) di seluruh Indonesia.

UMK yang mendapatkan bantuan diutamakan dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP). Yakni di Danau Toba di Sumatra Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Likupang di Sulawesi Utara. 

Sertifikasi itu menjadi bagian dari Festival Syawal 1445 H "Akselerasi Ekonomi Masyarakat Lokal melalui Wisata Halal” yang diselenggarakan sepanjang bulan Ramadhan dan Syawal 1445 H (Maret-Mei 2024). Adapun acara puncak Festival Syawal 1445 H berlangsung pada 8 Mei, di Plataran Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Baca juga : BSI Berkomitmen Genjot Bisnis UKM

Direktur Utama LPPOM, Muti Arintawati menyebutkan sebanyak 744 pelaku UMK telah mendapatkan fasilitasi sertifikasi halal secara reguler. Di mana 125 UMK di antaranya difasilitasi secara mandiri oleh LPPOM. 

Dari 125 UMK tersebut, terdapat 85 UMK yang berasal dari 5 Destinasi Super Prioritas (DSP). Sebanyak 42 UMK di Labuan Bajo, 10 UMK di wilayah Danau Toba, 8 UMK di wilayah Borobudur, 6 UMK di wilayah Likupang, dan 20 UMK di wilayah Mandalika. Sebanyak 40 lainnya tersebar di berbagai Provinsi di Indonesia. Dalam rangkaian ini juga diselenggarakan sosialisasi dan edukasi halal berupa webinar dan talkshow dengan 477 peserta.

“Festival Syawal merupakan salah satu bentuk komitmen dan upaya LPPOM dalam mendorong pemerintah mencapai cita-cita Indonesia sebagai pusat halal dunia. Jumlah ini memang sangat kecil dibanding target dan jumlah UMK yang tersebar di Indonesia. Namun, melalui Festival Syawal, kami yakin LPPOM mampu menjadi katalisator pertumbuhan industri halal di Indonesia,” ungkap Muti Arintawati.

Baca juga : 11.587 UKM di Jakarta sudah Kantongi Sertifikat Halal

Pada kesempatan ini, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada KNEKS, Dinaskertrans (Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi dan UKM) serta Dinas Kesehatan atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik untuk mewujudkan Kawasan Kuliner Ramah Muslim yang masuk dalam kriteria KNEKS di Kampung Ujung, Labuan Bajo. 

Dari total 42 UMK yang mendapatkan fasilitasi di Labuan Bajo, 30 UMK berada di wilayah Kampung Ujung. Hal ini merupakan tonggak penting dalam memajukan ekonomi yang berbasis syariah serta memastikan kehalalan, keamanan, dan kesehatan produk-produk yang beredar di wilayah ini.

Adanya Kawasan Kuliner Ramah Muslim tidak hanya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Acara ini memberikan jaminan kepada masyarakat akan ketersediaan produk yang halal, aman dan sehat. 

Baca juga : Pemprov DKI Kejar Sertifikasi Halal Produk UKM

Sehingga, pariwasata Indonesia dapat mengakomodasi permintaan dari berbagai tipe wisatawan, termasuk bagi wisatawan muslim. Hal ini juga seiring dengan program akselerasi sertifikasi halal produk makanan dan minuman di 3.000 desa wisata dalam rangka mewujudkan Wajib Halal Oktober (WHO) 2024 yang tengah dilangsungkan oleh BPJPH.

“Indonesia menerapkan #WHO2024 sebagai landasan hukum untuk wajib SH. Halal tidak merubah adat istadat setempat, tetapi diharapkan agar bisa dinikmati semua orang termasuk muslim. Halal adalah penting dan untuk tahap pertama 17 Oktober 2024 semua produk makanan, minuman, dan jasa sembelihan wajib ber-SH. Kami berharap, para direktur LPPOM di provinsi menyosialisasikan di daerah masing-masing, karena sertifikasi halal ini baik untuk terus melestarikan wisata yang ada,” terang Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal BPJPH, Hj. Siti Aminah, M.Pd.I

Sementara itu, Drs. K.H. Amirsyah Tambunan, Sekretaris Jenderal MUI, menegaskan bahwa halal bersifat universal kepada semua kalangan, bahkan kerap menjadi gaya hidup karena makanan yang halal juga berarti aman dan sehat. “Makanan halal akan menjadi kebaikan untuk semua dan diharapkan dapat memajukan ekonomi masyarakat lokal di Indonesia,” ungkapnya. 

Baca juga : Festival Golo Koe, Pariwisata Inklusif Lintas Batas

Acara puncak Festival Syawal 1445 H ini mendapatkan perhatian dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Drs. Teten Masduki. Selian itu, acara ini juga dihadiri oleh Dr. H. Amirsyah Tambunan, M.Ag (Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia; Masruroh, S.Sos., MAB (Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf); Dr. Taufik Hidayat, M.Ec (Plt. Direktur Eksekutif KNEKS); Sekretaris Daerah Manggarai Barat, Drs. Fransiskus Sales Sodo; beserta jajaran pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Barat. 

Sertifikasi Halal

Festival ini pun mendapat sambutan positif dari Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, 

“Melalui penerapan sertifikasi halal produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) diharapkan semakin terjamin dan tentunya akan memilki nilai tambah untuk memperluas jaringan distribusi hingga ke pasar dunia,” papar Teten.

Kemenkop UKM memiliki agenda transformasi usaha informal menjadi formal bagi UMKM melalui program strategis seperti memiliki legalitas perizinan berusaha dan sertifikasi halal. Pihaknya juga menjelaskan bahwa sosialisasi, pendaftaran dan pendampingan sertifikasi halal untuk UMKM harus terus dilakukan. Salah satunya tahun ini kita kembangkan fasilitasi sertifkasi halal untuk Rumah Pemotongan Hewan (RPH) bersama dengan LPPOM. 

Dukungan Pemda

Pemerintah Daerah Manggarai Barat, NTT menyatakan Festival Syawal 1445 Hbagian upaya menarik wisatawan dari berbagai kalangan, termasuk muslim. Sehingga, pihaknya mendukung sertifikasi halal untuk diterapkan kepada semua pelaku, khususnya di Kampung Ujung, Labuan Bajo. 

“Kunjungan ke Pulau Komodo pada tahun 2023 mengalami kenaikan wisatawan sebesar 75%, pada triwulan pertama 2024 terjadi kenaikan sebesar wisatawan sebesar 45% dan penumpang pesawat menuju Labuan Bajo dalam tahun ini bertumbuh 16%. Kami [Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat] cukup optimis Labuan Bajo menjadi destinasi favorit wisata yang berkarakter,” ungkap Sekretaris Daerah Manggarai Barat, Drs. Fransiskus Sales Sodo.

Pihaknya menilai, adanya sertifikat halal dapat memperkuat karakteristik wisata Labuan Bajo menjadi lebih baik untuk menjadi kawasan wisata yang ramah muslim. 

Kawasan Kuliner Ramah Muslim di Labuan Bajo

Dalam Festifal Syawal itu KNEKS meresmikan Kawasan Kuliner Ramah Muslim di Kampung Ujung, Labuan bajo. 

“Untuk pertama kalinya diresmikan Kawasan Kuliner yang bersertifikasi Halal dan Aman Sehat di Nusa Tenggara, khususnya Nusa Tenggara Timur yaitu Kampung Ujung,” ujar Plt Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Dr. Taufik Hidayat, M.Ec.

Berdasarkan SGIE Report, produk makanan halal Indonesia dilaporkan menempati peringkat dua dunia. Hal itu selaras dengan jumlah penduduk muslim di Indonesia, yang merupakan negara dengan jumlah muslim terbanyak. 

"Kita tidak bisa berpuas diri, karna tujuan kita adalah menjadi Produsen Halal Terkemuka di Dunia, dan melalui Zona KHAS kita dapat bersama-sama mendukung cita-cita tersebut. Zona KHAS adalah bukti bila kita semua bersinergi, maka hal-hal konkrit yang bermanfaat bagi masyarakat luas dapat kita capai bersama," ujarnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat