Lagi, Rudal Hantam PLTN Zaporizhzhia yang Dikuasai Militer Rusia
PEMBANGKIT Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia kembali diserang rudal. Sebuah satelit menunjukkan kerusakan akibat serangan artileri yang menghantam atap gedung di sebelah reaktor nuklir yang dikepung pasukan Ukraina.
Serangan tersebut terjadi di saat tim dari pengawas nuklir PBB berencana mengunjungi PLTN Zaporizhzhia.
Citra satelit dengan resolusi tinggi milik perusahaan Amerika Serikat (AS), Maxar Technologies menunjukkan kerusakan di PLTN terbesar di Eropa ini.
PLTN yang berlokasi Enerhodar tersebut juga terancam oleh kebakaran hutan. Pemerintah wilayah yang didirikan Rusia mengklaim pasukan Ukraina menghantam atap gedung yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar reaktor.
Kantor berita RIA Novosti mengutip pejabat yang ditempatkan di Rusia mengungkapkan tingkat radiasi di pembangkit listrik itu masih normal dan situasinya sudah terkendali.
Tim dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) meninggalkan Austria dan telah tiba di ibukota Ukraina, Kyiv, Senin (30/8).
“Diharapkan misi itu akan mulai bekerja di pembangkit nuklir Zaporizhzhia dalam beberapa hari mendatang,” tulis Juru Bicara Kementerian Ukraina, Oleg Nikolenko.
Namun Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan Rusia akan memastikan keamanan misi IAEA dan meminta negara-negara lain untuk meningkatkan tekanan pada pihak Ukraina untuk menghentikan potensi bencana di benua Eropa.
Baca juga: G7 Minta IAEA Diizinkan Pantau PLTN Zaporizhzhia
PLTN itu dikuasai pasukan Rusia sejak Maret lalu tetapi dijalankan oleh staf Ukraina.
Zaporizhzhia pun menjadi titik panas dalam konflik yang telah berubah menjadi perang gesekan yang terjadi terutama di timur dan selatan Ukraina enam bulan setelah Rusia melancarkan invasi.
“Kita harus melindungi keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir terbesar di Ukraina dan Eropa,” kata Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi.
Tim IAEA yang dia pimpin mengunjungi PLTN Zaporizhzhia baru bisa bekerja akhir pekan ini. IAEA akan menilai kerusakan fisik, mengevaluasi kondisi para pekerja, mengukir standar keselamatan, dan keamanan.
“Tanpa berlebihan, misi ini akan menjadi yang tersulit dalam sejarah IAEA,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba.
PBB dan Ukraina telah menyerukan penarikan peralatan militer dan personel dari kompleks nuklir untuk memastikan itu bukan target.
Kedua belah pihak selama berhari-hari saling bertukar tudingan tentang serangan mereka.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengatakan,"Saat ini, personel teknis penuh waktu sedang memantau kondisi teknis pembangkit nuklir dan memastikan operasinya. Situasi radiasi di area pembangkit listrik tenaga nuklir tetap normal,” katanya.
Sementara Badan Energi Nuklir Ukraina, Energoatom memperingatkan upaya Rusia untuk membersihkan alat militer mereka di pembangkit tersebut.
“Penjajah, mempersiapkan kedatangan misi IAEA, meningkatkan tekanan pada personel … untuk mencegah mereka mengungkapkan bukti kejahatan penjajah di pabrik dan penggunaannya sebagai pangkalan militer,” kata seorang pejabat Energoatom.
Gedung Putih melalui Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional DPR John Kirby meminta Rusia harus menyetujui zona demiliterisasi di sekitar pembangkit nuklir Ukraina. Penutupan pabrik yang terkendali akan menjadi pilihan paling aman.
“Seperti yang telah kami katakan berkali-kali, pembangkit listrik tenaga nuklir bukanlah lokasi yang tepat untuk operasi tempur,” kata Kirby. (Aljazeera/Cah/OL-09)
Terkini Lainnya
Ikatan Alumni Fisika FMIPA USU Bertekad Wujudkan PLTN di Indonesia
PLTN Jepang Kembali Lepaskan Air Olahan Radioaktif ke Laut
Waduh! 5,5 Ton Air Radioaktif Pembangkit Nuklir Fukushima Bocor
RI Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2030, Tanpa Duit APBN
Rakyat Tiongkok Boikot Produk Jepang Usai Buang Limbah Nuklir
Jepang Buang Air Limbah Radioaktif Fukushima ke Laut Mulai 24 Agustus
Sebarkan Kabar Baik Kurangi Potensi Konflik Antarumat Beragama
Pejabat Senior Departemen Luar Negeri AS Mundur di Tengah Konflik Gaza
Israel Menolak Inisiatif Prancis Meredakan Konflik dengan Hizbullah
Laporan PBB Ungkap Pelanggaran Berat terhadap Anak Meningkat pada 2023
Bawaslu: Seluruh Tahapan Pilkada 2024 Rawan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap