visitaaponce.com

Waduh 5,5 Ton Air Radioaktif Pembangkit Nuklir Fukushima Bocor

Waduh! 5,5 Ton Air Radioaktif Pembangkit Nuklir Fukushima Bocor
PLTN Fukushima hancur akibat gempa bumi besar dan tsunami pada 2011. Pembersihan PLTN memakan waktu hingga puluhan tahun.(AFP)

JURU Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin menuntut tanggung jawab Jepang atas kebocoran air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima pada Rabu (7/2).

"Jepang punya tanggung jawab untuk memublikasikan insiden tersebut secara cepat, komprehensif, dan transparan serta bertanggung jawab untuk memberikan perincian kondisinya ," kata Wang di depan media di Beijing,  Kamis (9/2).

Tanggung jawab itu, katanya, perlu dijalankan Jepang karena rencana pembuangan limbah akan berlangsung selama 30 tahun atau bahkan lebih lama.

Baca juga : Rusia Pertimbangkan Ikuti Tiongkok untuk Larang Impor Makanan Laut Jepang

Juru bicara Tokyo Electric Power Co (TEPCO) mengatakan diperkirakan ada 5,5 ton (5.500) liter air radioaktif yang bocor dari PLTN Fukushima pada Rabu (7/2) di fasilitas yang memproses air.

Pemrosesan itu berlangsung sebelum sebagian besar unsur radioaktif disaring di fasilitas canggih --yang dikenal sebagai ALPS.

"Insiden ini kembali mengungkap permasalahan yang sudah lama ada dalam manajemen internal TEPCO," kata Wang, menambahkan.

Baca juga : Larang Impor Makanan Laut, Jepang Seret Tiongkok ke WTO

TEPCO mengatakan kebocoran dari ventilasi diketahui oleh seorang pekerja yang sedang membersihkan ventilasi, sebelum mengoperasikan fasilitas tersebut.

Wang menekankan bahwa Tiongkok punya banyak alasan untuk khawatir dan tanda tanya besar muncul pascainsiden itu. 

"Bisakah Jepang menjamin keselamatan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan pembuangan air limbah pada masa depan? Dapatkah fasilitas pengolahan dan pembuangan air yang terkontaminasi nuklir di Fukushima beroperasi dengan stabil dan efektif dalam jangka panjang?" ujarnya.

Baca juga : Tiongkok Desak Jepang Transparan soal Air Limbah Nuklir

Kebocoran air yang terkontaminasi nuklir di fasilitas tersebut, menurut Wang, kembali menunjukkan pentingnya skema pemantauan internasional yang efektif dalam jangka panjang.

Atas kebocoran air limbah tersebut, TEPCO menyebut tidak ada tanda-tanda kontaminasi yang terdeteksi di luar fasilitas tersebut. TEPCO juga mengeklaim "tidak ada perubahan signifikan" di pos-pos pemantauan radioaktivitas di sekitar pembangkit listrik.

Namun, TEPCO berencana untuk membuang tanah di sekitar area yang mungkin telah terkontaminasi.

Baca juga : Jepang Ingin Buang Limbah Nuklir Fukushima, Ini Reaksi Korsel

PLTN Fukushima hancur akibat gempa bumi besar dan tsunami pada 2011, yang menewaskan 18 ribu orang. Operasi pembersihan fasilitas itu diperkirakan memakan waktu hingga puluhan tahun.

Sejak Agustus 2023, TEPCO secara bertahap mulai melepaskan 1,34 juta ton limbah air olahan yang dikumpulkan sejak bencana ke Samudera Pasifik.

Jepang mengeklaim air limbah itu tidak berbahaya dan sangat encer di laut yang kemudian dibuang secara bertahap selama puluhan tahun.

Baca juga : Indonesia Harus Minta Penjelasan Ilmiah dari Jepang Sebelum Tentukan Sikap soal PLTN

Klaim tersebut didukung oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) setelah badan di bawah sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa itu melakukan survei dampak lingkungan, termasuk dengan mengambil sampel air dan ikan.

Namun, Tiongkok dan Rusia mengkritik pembuangan limbah PLTN Fukushima serta melarang semua impor makanan laut dari Jepang. (Ant/Z-4)

Baca juga : Hulu Ledak Nuklirnya Bertambah, Jepang Cegat Tiongkok di Angkasa

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat