Buntut Protes Kartun Khamenei, Iran Tutup Lembaga Penelitian Prancis
![Buntut Protes Kartun Khamenei, Iran Tutup Lembaga Penelitian Prancis](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/705589681bd7a5cf681ab9c898e2c6e2.jpg)
PEMERINTAH Iran mengumumkan penutupan lembaga penelitian Prancis (IFRI) di Teheran. Langkah itu menindaklanjuti protes Iran terhadap majalah Charlie Habdo, yang menerbitkan kartun Ayatollah Ali Khamenei.
"Kementerian mengakhiri kegiatan Institut Riset Prancis di Iran sebagai langkah pertama," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran, Kamis (5/1).
Sehari sebelumnya, Iran menegaskan siap merespons keras pemerintah Prancis, karena membiarkan Charlie Habdo menerbitkan karikatur tersebut. IFRI, yang berafiliasi dengan Kementerian Luar Negeri Prancis, adalah lembaga penelitian sejarah dan arkeologi yang didirikan pada 1983.
Baca juga: Iran Peringatkan Prancis Terkait Kartun yang Hina Khamenei
Lembaga itu muncul karena penggabungan Delegasi Arkeologi Prancis dengan Institut Iranologi Prancis di Teheran. IFRI yang berada di pusat kota Teheran telah ditutup selama bertahun-tahun. Namun, dibuka kembali pada 2013 atau era Presiden Hassan Rouhani.
Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Khamenei untuk mendukung demonstran Iran. Serta, edisi khusus untuk memperingati serangan mematikan pada 2015 yang menewaskan 12 orang. Saat itu, kantor Charlie Hebdo diserang militan yang kecewa setelah penerbitan kartun yang mengejek Nabi Muhammad.
Baca juga: Mesra dengan Saudi, Iran Tahan Kemarahan pada Tiongkok
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyebut tindakan menghina terhadap otoritas agama dan politik akan mendapatkan tanggapan keras. Kementerian Luar Negeri Iran juga telah meminta klarifikasi Duta Besar Prancis untuk Iran Nicolas Roche.
Di lain sisi, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna berpendapat Iran harus melihat kondisi politik dalam negeri sebelum mengkritik Prancis. Colonna juga menyoroti Iran yang melakukan kekerasan terhadap penduduknya dan menahan tujuh warga negara Prancis.
"Mari kita ingat bahwa di Prancis kebebasan pers ada yang bertentangan dengan yang terjadi di Iran. Kebebasan ini diawasi oleh hakim dalam kerangka peradilan independen. Sesuatu yang tidak perlu diragukan oleh Iran," pungkas Colonna.(AFP/OL-11)
Terkini Lainnya
Surati Mahasiswa AS Pro Palestina, Khamenei: Kalian Mulai Perjuangan Terhormat
Kematian Presiden Raisi tidak Berdampak Signifikan di Iran
Iran Nyatakan Hari Berkabung 5 Hari Setelah Kecelakaan Helikopter yang Menewaskan Presiden Raisi
Presiden Iran Raisi Tewas, Siapa Dia dan Penggantinya?
Selamatkan Ibu dan Bayi yang Terjebak Salju, Petugas Medis Dipuji
Pemilu Iran Mulai Digelar
Pengunduran Diri Gantz Tambah Tekanan pada Netanyahu
Iuran Tapera Jadi Perdebatan, REI Usul Dana Pendampingan
Rapat di Komisi I, Wamenhan Keceplosan Sebut Periode Selanjutnya sebagai Pemerintahan Jokowi-Gibran
Kantor Pemerintahan belum Layak Dipindahkan ke IKN
Australia-Indonesia Pererat Kerjasama Hubungan Indo-Pasifik di Forum Air Dunia
PDIP Mulai Bahas Sikap Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap