Dewan Keamanan PBB Tolak Permintaan Penyelidikan Nord Stream
![Dewan Keamanan PBB Tolak Permintaan Penyelidikan Nord Stream](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/431d4c799f10c83d4d991126891cb178.jpg)
RUSIA gagal membuat Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memenuhi permintaan penyelidikan independen atas ledakan pipa gas Nord Stream, yang menghubungkan Rusia dan Jerman. Akibat ledakan itu gas tumpah ke Laut Baltik.
Hanya tiga negara yang memberikan dukungan terhadap Rusia. Mereka ialah Rusia, Tiongkok, dan Brasil. Sedangkan 12 negara anggota DK PBB lainnya memillih abstain.
Sebuah resolusi membutuhkan setidaknya sembilan suara yang mendukung dan tidak ada veto dari Rusia, Tiongkok, Prancis, Amerika Serikat (AS) atau Inggris untuk disahkan. Rusia mengajukan rancangan resolusi tersebut bulan lalu.
Baca juga: Kurang Pasokan Air, Ukraina Khawatirkan Kenaikan Temperatur PLTN Zaporizhzhia
"Tanpa investigasi internasional yang objektif dan transparan, kebenaran tidak akan terungkap atas apa yang terjadi," kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, kepada dewan sebelum pemungutan suara.
Ledakan pipa tersebut terjadi di zona ekonomi eksklusif Swedia dan Denmark. Bulan lalu, Swedia, Denmark, dan Jerman mengatakan investigasi mereka masih berlangsung dan Rusia telah diberitahu.
Baca juga:
Dalam sebuah surat bersama kepada DK PBB, mereka mengatakan kerusakan tersebut disebabkan ledakan kuat akibat sabotase. AS dan NATO juga menyebut insiden tersebut sebagai tindakan sabotase.
Sebagian besar anggota DK PBB yang abstain pada Senin (27/3) mengatakan investigasi nasional harus diizinkan untuk menyimpulkan, sebelum mempertimbangkan tindakan yang perlu dilakukan PBB.
Rusia mengeluh mereka tidak diberi informasi mengenai investigasi nasional yang sedang berlangsung. Moskow bersikukuh, tanpa memberikan bukti, bahwa Barat berada di balik ledakan tersebut.
"Amerika Serikat sama sekali tidak terlibat. Titik," kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood.
Dia menuduh Rusia mencoba mendiskreditkan hasil investigasi nasional yang sedang berlangsung dan merugikan setiap kesimpulan yang mereka capai yang tidak sesuai dengan narasi politik yang telah ditentukan sebelumnya. (Aljazeera/Z-3)
Terkini Lainnya
Israel Serang Gaza saat DK PBB Bahas Kebakaran Kamp Pengungsi di Rafah
Dewan Keamanan PBB Segera Bertemu Bahas Serangan Mematikan di Rafah
RI Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina
AS Sebut Kemerdekaan Palestina Tak Akhiri Penjajahan Israel
Rusia: Pendirian Negara Israel Buat Palestina tidak Pernah Damai
Amerika Veto Resolusi PBB soal Perang Israel-Hamas
Wapres Tegaskan Indonesia Mendukung Penuh Upaya Gencatan Senjata di Palestina
Biro Komite Palestina PBB Temui Wapres Ma'ruf, Sampaikan 3 Poin Penting
Biro Komite Palestina PBB Berencana Bertemu Prabowo Subianto
Wapres Terima Audiensi Biro Komite Palestina PBB
PBB Kecam Perlakuan Buruk Israel terhadap Tahanan Palestina
PBB Desak Dunia Sadar Soal Kekejaman di Gaza
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap