visitaaponce.com

Persiapan Tahap Akhir untuk Pelepasan Air Limbah Fukushima

Persiapan Tahap Akhir untuk Pelepasan Air Limbah Fukushima
Foto udara pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima(JIJI Press/AFP)

JEPANG telah mengumumkan pada Selasa (22/8) bahwa operasi mengeluarkan air limbah yang diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima ke Samudra Pasifik dimulai pada Kamis (24/8). Keputusan itu memicu penolakan dari Tiongkok dan larangan impor sebagian makanan laut Jepang oleh Hong Kong dan Makau.

Operator PLTN, TEPCO, mengatakan bahwa pada Selasa malam, mereka mengencerkan satu meter kubik air limbah dengan sekitar 1.200 meter kubik air laut dan mengalirkannya ke dalam pipa.

"Air ini akan diuji dan kemudian mulai hari Kamis akan dilepaskan ke Samudra Pasifik bersama dengan lebih banyak air yang disimpan di lokasi yang akan ditransfer dan diencerkan," kata TEPCO dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Tiongkok Kecam Sikap Pemimpin AS, Korsel, dan Jepang

Laporan media mengatakan bahwa operasi akan dimulai sekitar pukul 13:00 waktu setempat.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima-Daiichi dihantam gempa bumi dan tsunami besar yang menewaskan sekitar 18.000 orang pada bulan Maret 2011, dan menyebabkan tiga reaktornya meleleh.

Baca juga: Jepang Kecam Ancaman Nuklir Rusia pada Peringatan Bom Hiroshima

Sejak saat itu, TEPCO telah mengumpulkan 1,34 juta meter kubik air yang digunakan untuk mendinginkan sisa-sisa reaktor yang masih mengandung radioaktif tinggi, bercampur dengan air tanah dan hujan.

"Sebuah sistem khusus telah menyaring semua nuklida radioaktif kecuali tritium, yang kadarnya jauh di bawah yang dilepaskan oleh pembangkit listrik tenaga nuklir dalam operasi normalnya, termasuk di Tiongkok," kata TEPCO.

Pelepasan ini telah didukung oleh pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan akan mengirimkan staf ke lokasi pada hari Kamis.

Adapun sekitar 1.000 kontainer baja menampung air di lokasi tersebut, TEPCO mengatakan bahwa mereka perlu mengosongkan ruang untuk tahap selanjutnya dari penonaktifan PLTN yang panjang, mahal, dan berisiko.

Pemindahan bahan bakar nuklir cair dan reruntuhan radioaktif dari reaktor yang rusak, menjadi sebuah operasi yang sangat berbahaya sehingga TEPCO perlu menggunakan robot dan bukan manusia. (AFP/Fer/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat