visitaaponce.com

Israel Terus Gempur Gaza dari Udara, Dibantu AS

Israel Terus Gempur Gaza dari Udara, Dibantu AS
Serangan darat dan udara Israel di jalur Gaza, Palestina, dilancarkan Jumat (27/10).(AFP)

PASUKAN udara dan darat Israel, dengan bantuan Amerika Serikat telah melakukan serangan darat ke Jalur Gaza, Palestina, sejak Jumat (27/10) malam. Kepala juru bicara militer Israel mengatakan, Israel melakukan pemboman besar-besaran di daerah kantong militan Hamas yang terkepung tersebut.

Israel mengaku telah memutuskan layanan internet dan telepon seluler di wilayah Palestina, sebelum serangan dilancarkan. 

Dalam beberapa jam terakhir, kami mengintensifkan serangan di Gaza,” kata militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari.

Baca juga : Militan Iran dan Libanon Siap Bergerak Hadapi Israel

Dia mengatakan angkatan udara melakukan serangan besar-besaran terhadap terowongan dan infrastruktur lainnya. “Selain serangan yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir, pasukan darat memperluas operasi mereka malam ini,” katanya.

Juru Bicara Gedung Putih, Amerika Serikat (AS) John Kirby mengatakan dia telah melihat laporan tentang Israel memperluas operasi daratnya di Gaza. Namun tidak mau berkomentar mengenai hal itu.

Pasukan Israel telah berkumpul di luar Gaza, di mana Israel telah melakukan kampanye pemboman udara yang intens. Sebelumnya pada Jumat (27/10), penyedia layanan telepon seluler Palestina Jawwal mengatakan bahwa layanan termasuk telepon dan internet telah terputus akibat pemboman besar-besaran.

Baca juga : Iran Ancam Serangan Israel di Libanon Tanda Akhir Netanyahu

Bulan Sabit Merah Palestina juga mengatakan mereka benar-benar kehilangan kontak dengan ruang operasi di Gaza dan semua tim di lapangan. Namun ketika Israel mengumumkan peningkatan operasi, Juru Bicara Gedung Putih Kirby mengatakan AS mendukung penghentian aktivitas militer Israel di Gaza untuk memberikan bantuan kemanusiaan, bahan bakar dan listrik kepada warga sipil di sana.

Kirby juga mengatakan bahwa jika mengeluarkan lebih dari 200 sandera yang diculik oleh Hamas dari Gaza memerlukan jeda sementara, maka AS mendukung hal tersebut.

Israel mengatakan pihaknya telah mempersiapkan invasi darat ke Gaza, namun telah didesak oleh AS dan negara-negara Arab untuk menunda operasi yang akan melipatgandakan jumlah korban sipil di jalur pantai padat penduduk dan mungkin memicu konflik yang lebih luas.

Baca juga : Israel Bunuh Perwira Garda Iran dan Pejuang Hizbullah di Suriah

Operasi semacam itu akan memperburuk apa yang oleh kelompok bantuan disebut sebagai krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Itu setelah pemboman udara selama berhari-hari yang menurut otoritas kesehatan Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan lebih dari 7.000 warga Palestina.

Hal ini menyusul serangan mendadak yang dilakukan oleh ratusan anggota Hamas, yang mengamuk di komunitas Israel di dekat Jalur Gaza, menewaskan 1.400 orang dan menyeret lebih dari 200 orang ke dalam tawanan. Hamas mengaitkan kembalinya para sandera itu dengan gencatan senjata di Gaza.

Konflik Timur Tengah bakal meluas

Kekhawatiran mengenai risiko konflik Timur Tengah yang lebih luas telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Ditambah lagi AS mengirimkan lebih banyak aset militer ke wilayah tersebut ketika Israel menyerang sasaran di Gaza dan pendukung Hamas di Libanon dan Suriah.

Baca juga : Serangan Israel kembali Bikin Bandara Damaskus tidak Beroperasi Lagi

Para pemimpin Israel telah berjanji untuk memusnahkan Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza sejak 2007, dan membunuh para pemimpin dan perencana serangan tanggal 7 Oktober, tanpa terpengaruh oleh permohonan dari lembaga-lembaga kemanusiaan untuk menyelamatkan penduduk sipil.

Sebagian besar infrastruktur Gaza, yang diblokade oleh Israel dan Mesir sejak 2007, telah hancur akibat pemboman Israel. Listrik telah padam selama berhari-hari, melumpuhkan fasilitas perawatan dan membuat warga Gaza kehilangan air bersih, sementara setengah dari perumahan di sana rusak dan 20 ribu unit rumah hancur atau tidak dapat dihuni.

Ketika Israel terus melakukan pemboman setiap hari yang menghancurkan sebagian besar wilayah padat penduduk, warga Palestina mengatakan mereka menerima peringatan baru dari militer Israel untuk bergerak dari utara Gaza ke selatan guna menghindari medan perang yang paling mematikan.

Baca juga : Iran Ingatkan Perang Gaza Meningkat jika Gencatan Senjata Berakhir

Warga Gaza mengatakan melakukan perjalanan ke selatan masih sangat berisiko di tengah serangan udara dan wilayah selatan juga telah dibom. Banyak keluarga menolak meninggalkan rumah mereka, karena takut terulangnya pengalaman perang sebelumnya dengan Israel ketika warga Palestina yang meninggalkan rumah dan tanah mereka tidak pernah bisa kembali.

Secara strategis, operasi Gaza mungkin menjadi rumit karena perlunya melindungi perbatasan utara Israel di mana pasukan Israel terlibat dalam serangan sporadis lintas batas selama berhari-hari ke Libanon selatan dan Suriah.

AS minta Hizbullah dan Libanon tidak ikut campur

Israel dan sekutunya AS telah memperingatkan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran di Libanon untuk tidak melakukan intervensi dan Washington telah mengirimkan dua kapal induk ke wilayah tersebut untuk memperkuat pesan tersebut.

Baca juga : Hizbullah: Putra Anggota Senior Parlemen Tewas akibat Serangan Israel

Hamas, yang didukung oleh musuh utama Israel di kawasan, Iran, memiliki waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan pertahanannya. Selama bertahun-tahun, Israel telah menemukan jaringan terowongan yang canggih dan Hamas telah menembakkan rudal ke Israel sejak melancarkan serangan 7 Oktober.

Ratusan pejuang dan banyak komandan telah terbunuh, kata militer Israel, namun mereka yang tetap berlindung di terowongan akan memiliki lanskap kota yang rusak untuk digunakan sebagai perlindungan ketika pertempuran dimulai.

Kini, selain berpotensi menimbulkan banyak korban jiwa di antara pasukan mereka sendiri, para pemimpin Israel menghadapi dilema terhadap para sandera. Itu sebuah masalah yang menurut militer sedang ditangani di tingkat tertinggi pemerintahan Israel. (CNA/Z-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat