visitaaponce.com

Hari Ini, Dunia Menunggu Lolosnya Resolusi PBB untuk Gaza

Hari Ini, Dunia Menunggu Lolosnya Resolusi PBB untuk Gaza
Lambang PBB(AFP/Ludovic Marin)

PENGAMBILAN suara resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai gencatan senjata di Gaza, Palestina, akan digelar hari ini, setelah ditunda pada Rabu, 20 Desember 2023 kemarin.

Penundaan kemarin menjadi yang ketiga kali berturut-turut setelah penundaan yang pertama pada Senin (18/12).

Rancangan tersebut, yang dibuat oleh Uni Emirat Arab (UAE), menyerukan penghentian permusuhan segera diwujudkan untuk memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan, serta diupayakan berlaku secara berkelanjutan.

Baca juga : Negosiasi Tak Kendurkan Perjuangan Hamas Lawan Israel

Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis akan mencoba sekali lagi untuk mengeluarkan resolusi yang menyerukan penghentian pertempuran antara Israel dan Hamas setelah upaya sebelumnya untuk mendapatkan dukungan Washington gagal.

Perselisihan diplomatik di markas besar PBB di Manhattan, yang menyebabkan pemungutan suara ditunda lagi pada hari Rabu, terjadi di tengah memburuknya kondisi di Gaza dan meningkatnya jumlah korban tewas.

Baca juga : Indonesia Harap AS Tak Lagi Veto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Uni Emirat Arab mensponsori rancangan resolusi konflik yang telah dipermudah untuk mencapai kompromi, menurut versi rancangan yang dilihat oleh AFP.

Resolusi ini menyerukan penghentian segera permusuhan untuk memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan, dan untuk mengambil langkah-langkah mendesak menuju penghentian permusuhan yang berkelanjutan.

Diplomasi tingkat tertinggi

Untuk resolusi Gaza yang dinantikan ini, negara-negara melakukan diplomasi tingkat tertinggi untuk mencapai kesepakatan yang berdampak di lapangan. 

"Diplomasi membutuhkan waktu,” kata Duta Besar UEA Lana Zaki Nusseibeh.

"Jika upaya ini gagal, maka kami akan terus berusaha... Ada terlalu banyak penderitaan di lapangan sehingga dewan tidak bisa terus gagal dalam hal ini."

Anggota dewan yang beranggotakan 15 orang telah bergulat selama berhari-hari untuk menemukan titik temu mengenai resolusi tersebut, namun pemungutan suara tersebut ditunda beberapa kali sejak Senin.

AS dua kali memveto

Israel, yang didukung oleh sekutunya Amerika Serikat, anggota tetap Dewan Keamanan yang memegang hak veto, menentang istilah "gencatan senjata", dan Washington telah menggunakan hak vetonya dua kali untuk menggagalkan resolusi yang ditentang Israel sejak dimulainya perang.

Penundaan terakhir ini atas permintaan Amerika Serikat, kata sumber diplomatik.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak akan ada gencatan senjata di Gaza sampai Hamas “dilenyapkan”.

"Semua orang di New York masih menunggu di Gedung Putih. Ada perasaan kuat bahwa (Presiden AS Joe) Biden akan mengambil keputusan akhir mengenai hal ini," kata analis International Crisis Group Richard Gowan.

Duta Besar Washington untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan, pihaknya telah berusaha keras dalam sistem AS untuk mencapai kesepakatan.

“Tetapi jika Israel terus menentang resolusi tersebut, Biden masih dapat memutuskan untuk memblokirnya,” kata dia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tidak tertarik dengan langkah Washington selanjutnya di Dewan Keamanan, dan mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa AS terlibat secara konstruktif untuk mencoba menyelesaikan beberapa masalah.

Dia mengatakan Washington ingin memastikan bahwa resolusi tersebut, sesuai dengan apa yang diserukan dan dibutuhkan, benar-benar memajukan upaya (kemanusiaan) dan tidak melakukan apa pun yang dapat merugikan pemberian bantuan kemanusiaan.”

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, “kami tidak berhak ikut campur dalam diskusi tersebut, yang menurut saya cukup intens.”

“Posisi Sekretaris Jenderal tidak berubah – dia menyerukan gencatan senjata kemanusiaan,” kata juru bicara Stephane Dujarric.

Serangan Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 52.586 lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.

Serangan Israel juga menghancurkan Gaza hingga setengah dari ketersediaan perumahan di wilayah pesisir itu rusak atau hancur, serta memaksa hampir dua juta orang mengungsi di tengah kekurangan makanan dan air bersih.

Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 warga Israel masih disandera. (AFP/Anadolu/Ant/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat