visitaaponce.com

Hamas Ingatkan Serbuan Israel di Rafah Berakibat Puluhan Ribu Tewas

Hamas Ingatkan Serbuan Israel di Rafah Berakibat Puluhan Ribu Tewas
Seorang pria Palestina membawa jenazah seorang anak yang tewas dalam pemboman Israel semalaman di Jalur Gaza selatan, Sabtu (10/2).(AFP/Said Khatib)

HAMAS yang berkuasa di Jalur Gaza, Palestina, memperingatkan pada Sabtu (10/2) bahwa operasi tentara Israel yang direncanakan di Rafah dapat menyebabkan puluhan ribu korban. Kota yang penuh sesak pengungsi itu telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi rakyat Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan tentara untuk mengarahkan perhatiannya ke Rafah. Ia mengatakan kepada para pejabat militer dan keamanan pada Jumat (9/2) malam untuk, "Menyerahkan kepada kabinet rencana gabungan dalam mengevakuasi penduduk dan menghancurkan batalion," Hamas di kota selatan tersebut.

Hamas mengatakan dalam suatu pernyataan bahwa tindakan militer apa pun akan menimbulkan dampak bencana yang, "Dapat menyebabkan puluhan ribu orang mati syahid dan terluka jika Rafah diserbu."

Baca juga : 4 Negara Arab Tegaskan Sikap soal Agresi Israel di Jalur Gaza

Pengumuman Netanyahu, yang disampaikan hanya beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden melontarkan kritiknya yang paling keras terhadap tanggapan Israel terhadap serangan 7 Oktober, memicu kekhawatiran di kalangan para pemimpin dunia dan PBB. 

"Langkah penjajahan Israel mengancam keamanan dan perdamaian di kawasan dan dunia. Ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap semua garis merah," kata kantor Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi memperingatkan, "Pertumpahan darah lagi di Gaza tidak bisa dibiarkan," dalam postingan di X, sebelumnya Twitter.

Baca juga : Saudi Peringatkan Bencana Kemanusiaan jika Israel Deportasi Warga Rafah Palestina

"Serangan Israel terhadap 1,5 juta warga Palestina yang sudah menghadapi kondisi tidak manusiawi di Rafah akan menyebabkan pembantaian orang-orang yang tidak bersalah," tulisnya. Ia mendesak seluruh dunia untuk mencegahnya.

Spanyol dan Jerman bergabung dengan Arab Saudi dalam memperingatkan terjadi bencana kemanusiaan jika rencana tersebut dilanjutkan. "Kami menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera, penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional, dan masuknya bantuan," Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares menulis di X.

Biden frustrasi 

Amerika Serikat ialah pendukung internasional utama Israel yang memberikan bantuan militer senilai miliaran dolar. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya tidak mendukung serangan darat di Rafah, dan memperingatkan bahwa, jika tidak direncanakan dengan baik, operasi semacam itu berisiko menimbulkan bencana.

Baca juga : Saat Palestina Dijajah, Blinken Bahas Normalisasi Israel dengan Saudi

Sebagai tanda rasa frustrasinya yang semakin besar, Biden mengeluarkan kritik terkuatnya terhadap Israel pada Kamis. Ia menggambarkan pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober sebagai tindakan yang berlebihan.

Biden mengatakan ada, "Banyak orang tidak bersalah yang kelaparan berada dalam kesulitan dan sekarat. Hal ini harus dihentikan."

Namun kantor Netanyahu mengatakan, "Tidak mungkin," mencapai tujuan perang untuk melenyapkan Hamas sambil meninggalkan empat batalionnya di Rafah.

Baca juga : Blinken Terus Yakinkan Pemimpin Arab

Pemimpin Israel, yang pemerintahan koalisinya mencakup menteri-menteri sayap kanan, menghadapi seruan untuk mengadakan pemilihan umum lebih awal dan meningkatnya protes atas kegagalannya membawa pulang sandera yang ditangkap dalam serangan itu.

Antara hidup dan mati

Ketakutan meningkat atas nasib lebih dari satu juta warga Palestina yang mengungsi yang berlindung di Rafah. Banyak di antara mereka yang terpaksa mengungsi di tenda-tenda plastik. Ini berbatasan dengan Mesir dan laut.

"Kita berada di antara hidup dan mati," kata salah satu dari mereka, Bassel Matar. "Kami tidak tahu apakah besok akan ada harapan untuk gencatan senjata atau akan ada perubahan di lapangan."

Baca juga : Erdogan Serukan Tekanan kepada AS untuk Hentikan Serangan Israel

Para saksi melaporkan serangan baru di Rafah pada Sabtu (10/2). Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pemboman Israel menewaskan sedikitnya 110 orang dalam semalam, termasuk 25 orang di Rafah.

Di rumah sakit Al-Najjar di kota tersebut, gambar AFPTV menunjukkan satu keluarga berkumpul di sekitar jenazah kerabat mereka yang diselimuti kain kafan. Rafah ialah pusat populasi besar terakhir di Jalur Gaza yang belum dimasuki oleh pasukan Israel dan merupakan pintu masuk utama pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan.

Organisasi-organisasi kemanusiaan telah memperingatkan kemungkinan ada serangan darat. Dana anak-anak PBB, UNICEF, pekan ini memperingatkan eskalasi militer di Rafah. "Ribuan orang lain bisa tewas akibat kekerasan atau kurangnya layanan penting." (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat