visitaaponce.com

Tanpa UE, Spanyol Tetap Sanksi Pemukim Israel

Tanpa UE, Spanyol Tetap Sanksi Pemukim Israel
Spanyol akan menjatuhkan sanksi terhadap pemukim Israel yang melakukan kekerasan di Tepi Barat, Palestina.(AFP)

SPANYOL akan menjatuhkan sanksi terhadap pemukim Israel yang melakukan kekerasan di Tepi Barat, Palestina. Keputusan itu akan disahkan jika di Uni Eropa (UE) enggan memutuskan tindakan serupa.

"Sekalipun UE gagal mencapai kesepakatan mengenai masalah ini, Spanyol tetap akan menerbitkannya," kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares.

Dia mengatakan Spanyol, yang juga mengkritik serangan militer Israel di Gaza, akan mendorong persetujuan sanksi tersebut dalam pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa yang diadakan di Brussels, Belgia, pada Senin (19/2).

Baca juga : Tepi Barat Alami Lonjakan Jumlah Pemukiman Israel Sejak Perang Gaza

“Jika tidak ada kesepakatan, Spanyol akan menerapkan sanksi secara individual terhadap para pemukim yang melakukan kekerasan,” kata Albares.

Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin mengatakan sebelumnya bahwa ia berharap negara-negara UE akan dengan suara bulat menyetujui sanksi-sanksi ini.

Data PBB menunjukkan bahwa serangan harian pemukim meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 7 Oktober. Kementerian Kesehatan di Gaza yang operasikan kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas mengatakan 29.092 orang tewas dan 69.028 luka-luka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober.

Baca juga : Indonesia Kecam Israel atas Perluasan Pemukiman di Tepi Barat

Sebagian besar dari jumlah tersebut merupakan perempuan dan anak-anak. Para pejabat Israel mengatakan sekitar 1.140 orang tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Para pejuang militan menyandera sekitar 250 orang selama serangan itu dan 132 orang masih berada di Gaza, menurut data Israel.

Invasi darat Israel di Gaza juga semakin meningkatnya kekhawatiran PBB. Sebab perang ini menimbulkan kekurangan gizi dan penyebaran penyakit.

Kedua faktor itu dapat memicu ledakan kematian anak-anak di Gaza. Dua puluh minggu setelah Israel berperang melawan Hamas di Jalur Gaza, badan-badan PBB memperingatkan bahwa makanan dan air bersih telah menjadi sangat langka di wilayah itu.

Baca juga : 28 Ekstremis Israel Dilarang Masuk Prancis karena Kejahatan HAM di Tepi Barat

“Jalur Gaza siap menyaksikan ledakan kematian anak-anak yang sebenarnya bisa dicegah, yang akan menambah tingkat kematian anak-anak di Gaza yang sudah tidak tertahankan lagi,” kata Wakil Kepala Aksi Kemanusiaan Di Badan Anak-anak PBB, UNICEF, Ted Chaiban.

Setidaknya 90% anak balita di Gaza terkena satu atau lebih penyakit menular, menurut penilaian bersama badan-badan PBB untuk anak-anak, makanan dan kesehatan.

Fakta ini dinilai banyak pihak sebagai genosida, termasuk oleh Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva. Dia membandingkan tindakan Israel itu seperti yang telah dilakukan Pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler.

Baca juga : Hamas Ingatkan Serbuan Israel di Rafah Berakibat Puluhan Ribu Tewas

"Di Jalur Gaza bukanlah perang, melainkan genosida dan seperti ketika Hitler memutuskan untuk membunuh orang-orang Yahudi," katanya pada Senin (19/2).

Menanggapinya Israel memanggil utusannya dari Brasil dan menyatakan Lula persona non grata atas pernyataannya dan menuntut permintaan maaf. Brasil membalas dengan memanggil duta besarnya di Israel. (France24/Z-3)

Baca juga : Saudi dan Spanyol Tekankan Kemerdekaan Palestina

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat