Belanja Daring Telah Jadi Arus Utama Masyarakat
![Belanja Daring Telah Jadi Arus Utama Masyarakat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/029958a8cbb4c1ef11244c04806b7136.jpg)
KECENDERUNGAN belanja daring masyarakat Indonesia saat ini terus meningkat di hampir semua kategori. Warga sudah sangat biasa untuk berbelanja secara online, termasuk mereka yang tinggal di pedesaan.
Demikian dikatakan Nur Javad Islami/Jeff, Chief of Digital startup, Ecommerce & Fintech Sharing Vision dalam webinar "IT Business Outlok". Dalam acara yang sama juga menampilkan pembicara Budi Sulistyo, Senior Consultant IT Security dan Fran Suwarman, Senior Consultant IT Strategic & Governance.
Menurut Jeff, selama enam tahun terakhir pembelilan tiket pesawat konsisten menjadi transaksi paling banyak dilakukan secara online. Sementara pembelian laptop atau komputer menjadi transaksi paling sedikit karena harganya yang juga mahal.Benl
Baca juga : Pengiriman Logistik Pekan Pertama Ramadan Melonjak hingga 40%
Namun belanja skala grosir biasa dilakukan langsung karena pengguna ingin memilih barang secara langsung.
"e-Commerce secara keseluruhan di Indonesia benar-benar telah menjadi sesuatu yang mainstream. Hal ini didorong oleh alasan mayoritas responden karena banyaknya promo yang diberikan, selain tentunya lebih praktis dan mudah," katanya.
Data tersebut dihasilkan dari riset tahunan sejak 2020 hingga tahun ini dengan responden lebih dari 10.000 orang.
Baca juga : Ketua idEA Yakin Transaksi E-commerce Tahun Depan Melesat
Dari sisi pembayaran, transfer via virtual account dan e-Money/e-Wallet menjadi metode pembayaran yang paling disukai pengguna. Lebih dari 90% responden memilih berbelanja daring di marketplace sekalipun jasa delivery online dan website toko daring juga memiliki signifikansi tinggi.
Shopee, Gojek, Tokopedia, dan Grab masih menjadi toko online favorit. Beberapa yang lain seperti Traveloka dan Tiket sangat kuat khusus dalam online travel. Daftar marketplace yang sering digunakan responden adalah Shopee, Gojek (GoFood, GoShop), Tokopedia, Grab (GrabFood, Grabmart), Tiktok, Lazada, Traveloka, Bukalapak, Blibli, dan seterusnya.
"Fenomena menarik lainnya yang kami dapatkan adalah lebih dari 30% responden berbelanja melalui media sosial lebih dari 2 kali dalam sebulan. Namun sayangnya, pengalaman tidak menyenangkan ketika belanja di medium ini, proporsinya sangat tinggi. Sebab penipuan lewat media sosial meningkat, jadi perlu ada pengetatan dari sisi regulasi maupun penegakan hukum," katanya.
Baca juga : Rayakan Harbolnas, Tokopedia Usung Kampanye Beli Lokal
Jeff menjelaskan, 13% responden menggunakan fintech lending atau meningkat dua kali lipat jika dibandingkan tren-tren tahun-tahun sebelumnya. Adapun rangking nama layanan yang responden gunakan adalah Kredivo, Akulaku, Koinworks, AdaKami, Danacepat, Modalku, Investree, Amartha, Akseleran, dan Flexi Cash by Jenius.
Mengapa masyarakat Indonesia lari ke layanan ini? Jawaban terbesarnya adalah selain proses cepat dan mudah, juga dikarenakan persyaratannya dinilai tidak rumit. Proses pengajuan sendiri rata-rata membutuhkan waktu kurang dari 1 jam sampai uang pinjaman cair!
"Riset kami menemukan 23% responden menyatakan pernah menggunakan layanan PayLater dan Shopee Paylater adalah yang paling banyak digunakan. Motivasi utamanya adalah karena lebih fleksibel saat ada kebutuhan yang mendesak," katanya.
Baca juga : Wuah! Jangan Lewatkan Berbagai Promo Bombastis Shopee di Puncak 12.12 Birthday Sale
Karena itu, sambung dia, masyarakat dan pemerintah perlu semakin awas melihat kecenderungan booming pinjaman online (pinjol) yang diindikasikan hasil survey tersebut maupun realitas yang memang sedang ramai diperbincangkan oleh publik.
Sementara itu, Budi Sulistyo mengatakan, dari sisi IT, dua problem masih mudah ditemukan adalah masalah ketersediaan layanan dan fungsi yang benar serta masalah transaksi gagal, setengah berhasil, atau gagal namun dianggap berhasil atau sebaliknya.
Selain itu, riset menunjukkan lebih dari 20% responden mengaku akun media sosial-nya pernah dibobol atau dicuri dengan 9% di antaranya data pribadinya digunakan orang lain untuk penipuan.
Kemudian, 4%-11% dari total responden pernah menjadi korban berbagai penipuan digital. Paling banyak mengalami yaitu sms/WA penipuan yang meminta mengirimkan kode OTP. Maka itu, sebagian besar responden mengalami kerugian waktu karena penipuan, sedangkan lebih dari 30% responden mengalami kerugian uang akibat penipuan digital.
Pemerintah dan para penyedia layanan maupun masyarakat pengguna layanan perlu strategi baru yang lebih efektif dalam mengurangi jumlah korban penerobosan keamanan informasi maupun penipuan siber.
Terkini Lainnya
Fresh & Fun, Liburan Sekolah di Bandung bersama GH Universal Hotel
Ben Alhajj, Jejak Perubahan untuk Mercure Bandung Nexa Supratman
Jelang Idul Adha, Peternak Sapi di Cirebon Kebanjiran Pesanan
Liburan Sekolah, Paket School Holiday di The Jayakarta Suites Bandung, Spesial untuk Keluarga
Nikmati Kenyamanan Menginap di Sutan Raja Hotel and Convention Centre
Perkuat Hubungan dengan Mitra Bisnis, PT KAN Gelar Aroma Nusantara di Bandung
Pariwisata Kota Sukabumi Harus Naik Kelas
Grand Dafam Braga, Hotel Nyaman di Kawasan Braga
Konektivitas Jalur Selatan Dorong Perekonomian di Priangan Timur
Jawa Barat Bangun Jatinangor sebagai Kota Digital
Menikmati Pengalaman Staycation dengan Promo Menarik Melalui Trans Hotel Group Apps
Jumlah Petani di Cianjur Terus Berkurang
Citroen Peroleh Persetujuan Program Kendaraan Bermotor Listrik untuk Impor CBU
EKN Bertekad Kembangkan Sepeda Motor Listrik Terjangkau di Jabar
Tim IFAD Tinjau Perkembangan Petani Muda di Jawa Barat
Wahana Wisata Dopin Diluncurkan di Sentul Bogor
Harga Daging Ayam di Kota Sukabumi Naik
Smartfren Raih Penghargaan dari Kementerian PDTT
Fresh & Fun, Liburan Sekolah di Bandung bersama GH Universal Hotel
Ben Alhajj, Jejak Perubahan untuk Mercure Bandung Nexa Supratman
Jelang Idul Adha, Peternak Sapi di Cirebon Kebanjiran Pesanan
Liburan Sekolah, Paket School Holiday di The Jayakarta Suites Bandung, Spesial untuk Keluarga
Nikmati Kenyamanan Menginap di Sutan Raja Hotel and Convention Centre
Perkuat Hubungan dengan Mitra Bisnis, PT KAN Gelar Aroma Nusantara di Bandung
Kunjungan Wisata ke Jawa Barat Meningkat
6 Wisata Alam di Sukabumi yang Wajib Dikunjungi, Bisa Kemping Dekat Curug
10 Tempat Wisata di Bandung Paling Hits dan Favorit Dikunjungi saat Liburan
7 Gunung di Jawa Barat yang Cocok untuk Pendaki Pemula
Cianjur Dorong Pengembangan Potensi Desa Wisata
Jawa Barat Targetkan Kunjungan Wisatawan Tahun 2024 Tembus 100 Juta
7 Tempat Kuliner Hits di Cianjur, Wajib Dikunjungi saat Liburan
15 Rekomendasi Kuliner di Bogor yang Wajib Dikunjungi, Ada yang Buka Cuma 2 Jam
Membawa Jamu ke Era Boba
Spill & Bites Hadirkan Fried Chicken Renyah dari Peternakan Sendiri
De Braga by Artotel Hadirkan Jelajah Kuliner Jawa Tengah dan Jawa Timur
The Trans Luxury Hotel Sajikan Daging Asap dan Panggang Karya Chef Fracesco Bettoli dari Italia
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap